14 Okt 2015

1.600 Warga Banten Mengidap Gangguan Jiwa

SEBANYAK 1.600 warga Banten mengidap gangguan jiwa dan kini belum ada penanganan khusus dari Pemerintah Provinsi Banten, sehingga banyak yang di pasung akibat dari tidak adanya Rumah Sakit khusus penderita gangguan jiwa.
Kepala Dinas Kesehatan Banten Sigit Wardojo mengakui penanganan kepada pengidiap gangguan jiwa masih terkendala belum adanya rumah sakit jiwa dan minimnya tenaga medis untuk penderita gangguan jiwa.
“Gubernur (Rano Karno) menargetkan 2019 (Banten) bebas pasung, saat inji masih ada sekitar 1600 warga yang mengalami gangguan jiwa se Banten,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Banten, Sigit Wardojo, Selasa (13/10/2015).
Untuk saat ini, kata Sigit, pihaknya kini mengoptimalkan peran Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang ada, dengan menyediakan obat secara gratis dan juga menjadi pusat konsultasi para penderita gangguan jiwa.
“Paling tidak seharusnya, ada rumah sakit rujukan dan di daerah-daerah terdapat rumah sakit yang menangani masalah kesehtan tersebut,” tegasnya. (CR-8/RD)
Sumber : bantenpos.co

3 Okt 2015

Bupati Ajak Ormas Keagamaan di Pandeglang Dukung Program Pentavalen

BUPATI Pandeglang melalui Stap Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumberdaya Manusia (SDM) H. Abdul Gaffar Alkatiri mengajak seluruh komponen organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan yang ada di Pandeglang untuk mendukung program imunisasi dengan mengajak masyarakat untuk membawa anaknya ke fasilitas kesehatan untuk diimunisasi. “Mari kita mengajak masyarakat untuk memberikan imunisasi anak-anak kita, mengingat ini merupakan tugas dan wujud kepedulian kita bersama,” kata H. Abdul Gaffar Alkatiri saat membuka kegiatan advokasi dan sosialisasi imunisasi Pentavalen (DPT-HB-Hib) melalui peran pengajian Al-Hidayah Kabupaten Pandeglang, di Sofyan Inn Altama, Kamis (1/10/2015).
Kegiatan yang dilaksanakan Pengurus Cabang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Keagamaan Al-Hidayah Pandeglang itu bekerja sama dengan The Global Alliance for Vaccines and Immunizations (GAVI) Jakarta dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) diikuti dua ratusan peserta dari berbagai kalangan diantaranya pengurus cabang dan ranting Alhidayah, Pengurus Majlis Taklim Alhidayah, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Pandeglang, Tokoh agama serta Tim Penggerak PKK kecamatan se Kabupaten Pandeglang.
Narasumber Pusat Promkes Kemenkes RI Hj, Muhani, SKM, M.Kes dalam pemaparannya mengungkapkan, tujuan kegiatan Advokasi dan Sosialisasi Imunisasi Pentavalen melalui peran pengajian Al-Hidayah yakni untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemberian imunisasi terhadap anak-anak dengan menggunakan peran tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat, serta melakukan promosi kesehatan tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar serta pentavalen bagi bayi tiga tahun (Batita) kepada masyarakat.
“Cakupan imunisasi di Kabupaten Pandeglang perlu ditingkatkan agar anak-anak mendapatkan perlindungan dari berbagai ancaman penyakit,” ungkapnya.
Ditambahkan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yakni Dufteri, pertusis, tetanus, hepatitis-B, tuberculosis, polio dan campak. “Sekarang ada lagi tambahan imunisasi penyakit menular yakni infeksi Haemophylus Influenza Type B (Hib), itulah yang kita lakukan sosialisasinya,” tandasnya.
Ketua Pengurus Cabang Al-Hidayah Kabupaten Pandeglang Hj.Nurhidayah Suwondo mengatakan, Al-Hidayah sebagai ormas keagamaan yang memiliki basis massa hingga ke akar rumput tergerak untuk melakukan  kegiatan advokasi dan sosialisasi imunisasi Pentavalen bekerja sama dengan Kemenkes RI dalam rangka mencegah penularan penyakit pada anak.
“Peran Al-Hidayah ini bisa dalam bentuk melakukan advokasi kepada pengambil kebijakan, sosialisasi langsung kepada masyarakat, serta melakukan pemantauan,” katanya.
Kepala Bidang Sumberdaya dan Promosi Kesehatan Dinkes Pandeglang dr. H. Kodiat Juarsa, M.Kes menjelaskan, vaksin Pentavalen merupakan jenis imunisasi baru kombinasi  5 jenis antigen dalam satu vial yakni DPT HB-Hib yang bertujuan menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan bayi dan balita akibat pneumonia dan meningitis.
“Untuk mengurangi suntikan, vaksin Hib dikombinasikan dengan vaksin DPT HB sehingga menjadi vaksin Pentavalen (DPT HB Hib),” jelasnya.
Dia menuturkan, semua imunisasi pada anak sampai umur 9 bulan diberikan melalui suntikan, kecuali polio diteteskan kedalam mulut. Dengan demikian, tambah Kodiat, meski ada vaksin Pentavalen jadwal pemberian imunisasi dasar lengkap tetap seperti biasa yakni Imunisasi Hepatitis-B (umur 0-7 hari), BCG, Polio 1 (umur 1 bulan), DPT-HB-Hib 1, Polio 2 (umur 2 bulan), DPT-HB-Hib 2, Polio 3 (umur 3 bulan), DPT-HB-Hib 3, Polio 4 (umur 4 bulan) dan terakhir imunisasi Campak pada umur 9 bulan.
Ikut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua TP PKK Kabupaten Pandeglang yang juga Anggota DPRD Banten Hj. Siti Erna Nurhayati, perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Banten dan Dinkes Pandeglang, Pengurus Pusat Al-Hidayah, Ketua PD Al-Hidayah Banten Hj. Sumi Hardiningsih, SE, jajaran PC Al-Hidayah Pandeglang, serta Konsultan GAVI Jakarta. (Ade Setiawan)***



2 Okt 2015

Ormas Al-Hidayah Pandeglang Sosialisasikan Vaksin Baru Pentavalen

Stap Ahli Bupati Pandeglang Bidang Kemasyarakatan dan Sumberdaya Manusia (SDM) H. Abdul Gaffar Alkatiri, SQ secara resmi membuka kegiatan advokasi dan sosialisasi imunisasi Pentavalen (DPT-HB-Hib) melalui peran pengajian Al-Hidayah Kabupaten Pandeglang, di Sofyan Inn Altama, Kamis (1/10/2015).
Kegiatan yang dilaksanakan Pengurus Cabang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Keagamaan Al-Hidayah Pandeglang itu bekerja sama dengan The Global Alliance for Vaccines and Immunizations (GAVI) Jakarta dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) diikuti dua ratusan peserta dari berbagai kalangan diantaranya pengurus cabang dan ranting Alhidayah, Pengurus Majlis Taklim Alhidayah, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Pandeglang, Tokoh agama serta Tim Penggerak PKK kecamatan se Kabupaten Pandeglang.
Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua TP PKK Kabupaten Pandeglang Hj. Siti Erna Nurhayati, Nara sumber Pusat Promosi Kesehatan Kemenkes RI Hj. Muhani, SKM, M.Kes, perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Banten dan Dinkes Pandeglang, Pengurus Pusat Al-Hidayah, Ketua PD Al-Hidayah Banten Hj. Sumi Hardiningsih, SE, jajaran PC Al-Hidayah Pandeglang, serta Konsultan GAVI Jakarta.
Dalam sambutannya Abdul Gafar atas nama Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi mengapresiasi kiprah Ormas Al-Hidayah Pandeglang yang telah memberikan kontribusi nyata dalam membantu program Pemkab Pandeglang dalam bidang kesehatan,terutama untuk memberikan pemahaman dan sosialisasi kepada masyarakat.
Dia mengajak kepada seluruh peserta yang hadir untuk mendukung program imunisasi dengan mengajak masyarakat untuk membawa anaknya ke fasilitas kesehatan untuk diimunisasi. “Mari kita mengajak masyarakat untuk memberikan imunisasi anak-anak kita, mengingat ini merupakan tugas dan wujud kepedulian kita bersama,” katanya.
Perwakilan Kemenkes RI Hj, Muhani, SKM, M.Kes dalam sambutannya mengungkapkan, tujuan kegiatan Advokasi dan Sosialisasi Imunisasi Pentavalen melalui peran pengajian Al-Hidayah yakni untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemberian imunisasi terhadap anak-anak dengan menggunakan peran tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat, serta melakukan promosi kesehatan tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar serta pentavalen bagi bayi tiga tahun (Batita) kepada masyarakat.
“Cakupan imunisasi di Kabupaten Pandeglang perlu ditingkatkan agar anak-anak mendapatkan perlindungan dari berbagai ancaman penyakit,” ungkapnya.
Ditambahkan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yakni Dufteri, pertusis, tetanus, hepatitis-B, tuberculosis, polio dan campak. “Sekarang ada lagi tambahan imunisasi penyakit menular yakni infeksi Haemophylus Influenza Type B (Hib), itulah yang kita lakukan sosialisasinya,” tandasnya.
Ketua Pengurus Cabang Al-Hidayah Kabupaten Pandeglang Hj.Nurhidayah Suwondo mengatakan, Al-Hidayah sebagai ormas keagamaan yang memiliki basis massa hingga ke akar rumput tergerak untuk melakukan  kegiatan advokasi dan sosialisasi imunisasi Pentavalen bekerja sama dengan Kemenkes RI dalam rangka mencegah penularan penyakit pada anak.
“Peran Al-Hidayah ini bisa dalam bentuk melakukan advokasi kepada pengambil kebijakan, sosialisasi langsung kepada masyarakat, serta melakukan pemantauan,” katanya.
Kepala Bidang Sumberdaya dan Promosi Kesehatan Dinkes Pandeglang dr. H. Kodiat Juarsa, M.Kes menjelaskan, vaksin Pentavalen merupakan jenis imunisasi baru kombinasi  5 jenis antigen dalam satu vial yakni DPT HB-Hib yang bertujuan menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan bayi dan balita akibat pneumonia dan meningitis.
“Untuk mengurangi suntikan, vaksin Hib dikombinasikan dengan vaksin DPT HB sehingga menjadi vaksin Pentavalen (DPT HB Hib),” jelasnya.

Dia menuturkan, semua imunisasi pada anak sampai umur 9 bulan diberikan melalui suntikan, kecuali polio diteteskan kedalam mulut. Dengan demikian, tambah Kodiat, meski ada vaksin Pentavalen jadwal pemberian imunisasi dasar lengkap tetap seperti biasa yakni Imunisasi Hepatitis-B (umur 0-7 hari), BCG, Polio 1 (umur 1 bulan), DPT-HB-Hib 1, Polio 2 (umur 2 bulan), DPT-HB-Hib 2, Polio 3 (umur 3 bulan), DPT-HB-Hib 3, Polio 4 (umur 4 bulan) dan terakhir imunisasi Campak pada umur 9 bulan. (Ade Setiawan)***

1 Okt 2015

Kemenpan RB akan Angkat 16.000.000 Bidan PTT Jadi PNS

Menteri Yuddy menerima bunga dari perwakilan bidan PTT, sesaat sebelum pertemuan dengan perwakilan bidan desa PTT berlangsung, Senin (28/09)

MENTERI Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi memberikan kabar gembira kepada ribuan bidan desa pegawai tidak tetap (PTT) yang melakukan demo di seputaran Monas, Senin (28/09). Menteri mengamini tuntutan mereka untuk diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
"Secara prinsip, saya bisa menerima aspirasi untuk mempertimbangkan pengangkatan 16 ribu bidan PTT," kata Menteri Yuddy saat menemui perwakilan Forum Bidan PTT di kantornya, Jakarta, Senin (28/9).
Menurut Yuddy, pertimbangan untuk merekrut semua Bidan PTT menjadi CPNS karena sudah memenuhi tiga hal. Selain memiliki SK dari Menteri Kesehatan, keberadaannya terindentifikasi dan memiliki rekomendasi dari masing-masing kepala daerah. Selain itu, perjuangan para bidan yang bekerja 24 jam sehari, tidak memikirkan gaji yang kecil dan memperjuangkan serta menjadi ujung tombak pelaksanaan kebijakan pemerintah mengenai Kartu Indonesia Sehat (KIS).
"Teknisnya serahkan pada kami. Jadi ibu-ibu tidak perlu terlibat secara detail dan jangan khawatir mengenai adanya seleksi atau tidak. Intinya, pemerintah akan merekrut 16 ribu bidan PTT tersebut," tegas Yuddy. 
Menteri yang sempat menerima bunga dari salah satu para bidan tersebut mengatakan, terkait dengan data bidan PTT ini, dalam waktu dekat pihaknya akan segera bertemu dengan Menteri Kesehatan, serta Menteri Hukum dan HAM untuk membicarakan landasan hukum perekrutan bidan PTT. Menurutnya, landasan hukum bidan PTT sudah cukup karena mereka diangkat berdasarkan SK Menteri Kesehatan yang sesuai dengan Keputusan Presiden No 23 Tahun 1994 yang diperbarui dengan Keppres No. 77 Tahun 2000.
"Prosesnya akan kami laksanakan secepatnya karena tidak terlalu sulit. Disamping jumlahnya tidak sefantastis dengan jumlah eks honorer K2, identifikasi keberadaannya sudah lebih terverifikasi, sehingga prosesnya relatif lebih cepat," kata Yuddy.
Sementara itu, Ketua Umum Forum Bidan PTT, Lilik Dian Ekasari mengucapkan rasa terimakasih terhadap keputusan yang diberikan Menteri Yuddy. Menurutnya, persyaratan untuk dipekerjakan dimana pun jika sudah menjadi PNS bukan hal yang sulit.
"Kami mengucapkan terimakasih. Terimakasih karena sudah ada keputusan atau solusi akan segera menyelesaikan permasalahan kami. Semoga memang benar-benar di awal tahun akan segera ada rekrutmen CPNS terhadap bidan desa PTT, khususnya terhadap 16 ribu bidan ini," kata Lilik. 
Sumber : Menpan.Go.Id