8 Sep 2015

Promosi Kesehatan Berperan Penting Dalam Pemberdayaan Masyarakat

SAAT ini masalah kesehatan masyarakat di Provinsi Banten dipengaruhi persoalan yang bersifat multifactorial hingga kini berada dalam masa transisi epidemiologis yang menyandang tiga beban “triple burden” kelompok penyakit dengan masih tingginya insidensi dan prevalensi penyakit menular, penyakit tidak menular dan munculnya “New Emerging Diseases” seperti SARS, H1N1 dan Mers.
Disamping itu diketahui tingginya angka kematian ibu dan bayi terkait persalinan. Salah satu factor utama penyebab masalah tersebut  adalah perilaku masyarakat.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten drg. H. Sigit Wardoyo, M.Kes saat memberikan pembekalan pada peserta pelatihan promosi kesehatan bagi tenaga Puskesmas tingkat Provinsi Banten yang di gelar di Hotel Sofyan Inn, Pandeglang, Selasa (1/9/2015).
Sigit mengungkapkan, upaya untuk mengatasi masalah tersebut diantaranya dengan melakukan intervensi perubahan perilaku yakni melalui upaya promosi kesehatan (promkes).
“Itulah sebabnya, pengelola Promkes harus dikuasai oleh petugas kesehatan di Puskesmas, terutama bagi para petugas Promkes dan Kepala Puskesmas,” ungkapnya.
Menurutnya, Program Promkes Puskesmas mempunyai peran yang sangat penting dalam proses Pemberdayaan Masyarakat . “Yaitu melalui proses pembelajaran dari, oleh dan untuk masyarakat, sesuai dengan lingkungan sosial budaya setempat, agar masyarakat dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan,” jelasnya.
Promkes juga kata Sigit berperan dalam proses peningkatan kualitas tenaga kesehatan agar lebih responsif dan mampu memberdayakan kliennya, sehingga akan tercapai pelayanan kesehatan yang bermutu, adil serta merata.
Kepala Sub Bidang Promosi Kesehatan Dinkes Banten Mahmud, M.Kes mengatakan, pelatihan promosi kesehatan bagi petugas Puskesmas Provinsi Banten diikuti 71 peserta yang terdiri dari para kepala Puskesmas dan pengelola Promkes  Puskesmas Kabupaten Lebak dan Kabupaten Tangerang.
“Kegiatan pelatihan dilaksanakan selama enam hari mulai tanggal 31 Agustus sampai dengan 5 September 2015 di Kabupaten Pandeglang,” terang Mahmud.
Dikatakan, peserta tak hanya menerima materi kelas dari fasilitator dan nara sumber, namun langsung mempraktekan kepada sasaran masyarakat .  Mereka melakukan praktek  lapangan tentang bagaimana melakukan advokasi dan pemberdayaan masyarakat di wilayah Puskesmas Labuan dan Puskesmas Jiput Kabupaten Pandeglang.
“Sasaran kegiatan promosi kesehatan itu tidak hanya penyuluhan atau komunikasi informasi dan edukasi, tapi sangat luas meliputi kegiatan advokasi, pemberdayaan masyarakat, pemasaran sosial, sampai melakukan penggalangan kemitraan dengan stakeholder ,” imbuhnya.
Ditegaskan, petugas Puskesmas harus mampu menyelenggarakan Promkes karena merupakan salah satu pelayanan wajib Puskesmas, sehingga harus dikelola oleh petugas yang mempunyai kompetensi yang memadai dibidang promkes.
Adapun peran kepala Puskesmas, setelah mendapatkan pelatihan ini diharapkan memberikan dukungan sekaligus mengarahkan stap Puskesmas agar dapat menyelenggarakan program promkes secara lebih optimal.
Mahmud menambahkan, Dinkes Banten komitmen untuk memberdayakan seluruh Puskesmas di  8 kabupaten/kota Provinsi Banten supaya  tidak hanya berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan  strata pertama (pelayanan pengobatan red). “ Puskesmas juga diharapkan dapat berfungsi sebagai pusat pemberadayaan masyarakat dan pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,” ujarnya.
Oleh karena itu, pelatihan promosi kesehatan ini berkelanjutan setelah pada tahun 2014 melatih petugas Puskesmas Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang. “Tahun 2016 seluruh pengelola program promkes dan kepala Puskesmas di Kota Cilegon,Kota  Serang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan akan mengikuti pelatihan yang sama,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar