ENAM tim enumerator yang akan bertugas di wilayah Kabupaten Pandeglang
dikukuhkan sebagai tenaga pengumpul data riset kesehatan dasar (Riskesdas),
Senin (6/5).
Pengukuhan dilakukan menyusul telah selesainya penyelenggaraan Workshop Riskesdas bagi enumerator yang dilaksanakan selama dua pekan beberapa waktu lalu.
Menurut Sekretaris Dinkes Pandeglang Hj. Nuriah, setiap tim pengumpul data terdiri dari 5 orang yang akan bekerja di 34 blok sensus (BS) terpilih, di mana setiap BS diwawancara sebanyak 25 rumah tangga terpilih.
“Data dikumpulkan dengan cara wawancara, pengamatan, pengukuran, pemeriksaan, dan pengambilan spesimen. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner terstruktur, bahan yang telah distandarisasi dan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah dilatih,” jelasnya.
Ditambahkan, tim enumerator akan bekerja di lapangan selama dua bulan penuh mulai 6 Mei hingga 25 Juni 2013 dengan dibantu petugas medis dokter dan paramedic pendamping di wilayah Puskesmas setempat.
Riset Skala Nasional
Pengukuhan dilakukan menyusul telah selesainya penyelenggaraan Workshop Riskesdas bagi enumerator yang dilaksanakan selama dua pekan beberapa waktu lalu.
Menurut Sekretaris Dinkes Pandeglang Hj. Nuriah, setiap tim pengumpul data terdiri dari 5 orang yang akan bekerja di 34 blok sensus (BS) terpilih, di mana setiap BS diwawancara sebanyak 25 rumah tangga terpilih.
“Data dikumpulkan dengan cara wawancara, pengamatan, pengukuran, pemeriksaan, dan pengambilan spesimen. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner terstruktur, bahan yang telah distandarisasi dan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah dilatih,” jelasnya.
Ditambahkan, tim enumerator akan bekerja di lapangan selama dua bulan penuh mulai 6 Mei hingga 25 Juni 2013 dengan dibantu petugas medis dokter dan paramedic pendamping di wilayah Puskesmas setempat.
Riset Skala Nasional
Diketahui,
Riskesdas ini merupakan Riset Kesehatan berbasis komunitas berskala
nasional sampai tingkat kabupaten/kota yang dilakukan setiap 5 tahun
sekali.
Riskesdas dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) Kementerian Kesehatan RI dengan kerangka sampel yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Dalam Riskesdas dilakukan berbagai pengukuran dan pemeriksaan, seperti berat badan, tinggi/panjang badan, lingkar perut, lingkar lengan atas, tajam penglihatan, kesehatan gigi, tekanan darah, haemoglobin dan gula darah. Dilakukan pula pengambilan specimen darah dan urin untuk parameter terkait dengan faktor risiko penyakit.
Pada tahun 2007 Badan Litbangkes telah melakukan Riskesdas pertama, meliputi semua indikator kesehatan utama, yaitu status kesehatan (penyebab kematian, angka kesakitan, angka kecelakaan, angka disabilitas, dan status gizi), kesehatan lingkungan (lingkungan fisik), konsumsi rumahtangga,
pengetahuan-sikap-perilaku kesehatan (Flu Burung, HIV/AIDS, perilaku higienis, penggunaan tembakau, minum alkohol, aktivitas fisik, perilaku konsumsi makanan) dan berbagai aspek mengenai pelayanan kesehatan (akses, cakupan, mutu layananan, pembiayaan kesehatan).
Pada tahun 2010, untuk kepentingan memberikan informasi terkait indikator MDGs bidang kesehatan telah dilakukan Riskesdas yang sampelnya mewakili tingkat provinsi dan nasional. Data Riskesdas 2010 mencakup indikator: penyakit menular (Malaria,TBC Paru), status gizi,kesehatan reproduksi,
kesehatan bayi dan balita, serta faktor-faktor yang mempengaruhi, seperti sanitasi lingkungan, pengetahuan dan perilaku kesehatan (HIV,Merokok), konsumsimakan individu dan akses pelayanan kesehatan. Dilakukan juga pemeriksaan darah di lapangan untuk Malaria dengan metode RDT dan Pemeriksaan. Entri data dilakukan di lapangan pada semua blok sensus.
Riskesdas dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) Kementerian Kesehatan RI dengan kerangka sampel yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Dalam Riskesdas dilakukan berbagai pengukuran dan pemeriksaan, seperti berat badan, tinggi/panjang badan, lingkar perut, lingkar lengan atas, tajam penglihatan, kesehatan gigi, tekanan darah, haemoglobin dan gula darah. Dilakukan pula pengambilan specimen darah dan urin untuk parameter terkait dengan faktor risiko penyakit.
Pada tahun 2007 Badan Litbangkes telah melakukan Riskesdas pertama, meliputi semua indikator kesehatan utama, yaitu status kesehatan (penyebab kematian, angka kesakitan, angka kecelakaan, angka disabilitas, dan status gizi), kesehatan lingkungan (lingkungan fisik), konsumsi rumahtangga,
pengetahuan-sikap-perilaku kesehatan (Flu Burung, HIV/AIDS, perilaku higienis, penggunaan tembakau, minum alkohol, aktivitas fisik, perilaku konsumsi makanan) dan berbagai aspek mengenai pelayanan kesehatan (akses, cakupan, mutu layananan, pembiayaan kesehatan).
Pada tahun 2010, untuk kepentingan memberikan informasi terkait indikator MDGs bidang kesehatan telah dilakukan Riskesdas yang sampelnya mewakili tingkat provinsi dan nasional. Data Riskesdas 2010 mencakup indikator: penyakit menular (Malaria,TBC Paru), status gizi,kesehatan reproduksi,
kesehatan bayi dan balita, serta faktor-faktor yang mempengaruhi, seperti sanitasi lingkungan, pengetahuan dan perilaku kesehatan (HIV,Merokok), konsumsimakan individu dan akses pelayanan kesehatan. Dilakukan juga pemeriksaan darah di lapangan untuk Malaria dengan metode RDT dan Pemeriksaan. Entri data dilakukan di lapangan pada semua blok sensus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar