DALAM sepekan ini, lima penderita gangguan jiwa korban pemasungan
keluarga akhirnya dibebaskan Relawan Anti Pasung (RAP) dari Rumah Sakit
Bersalin (RSB) Permata Ibunda Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Kelima korban pasung tersebut masing-masing berasal dari Kecamatan
Mekarjaya, Kecamatan Banjar, dan seorang korban perempuan dari Kecamatan
Warunggunung, Kabupaten Lebak yang dijemput pada Kamis 17 Oktober 2013.
Sedangkan dua korban lainnya, asal Kecamatan Pandeglang telah dievakuasi ke RSJ
Grogol, pada Jumat 11 Oktober 2013 akhir pekan kemarin.
Koordinator Indonesia Bebas Pasung Provinsi Banten, Hj Mei Wijaya
mengatakan, pihaknya membebaskan korban pasung karena alasan kemanusiaan serta
untuk mendapatkan penanganan medis yang layak. Oleh karena itu selain
membebaskan belenggu pasung, RAP juga mengevakuasi korban ke rumah sakit jiwa
untuk diobati.
"Untuk penanganan medis kami bekerja sama dengan RSJ Dr Soeharto
Herdjan Grogol, Jakarta agar mendapatkan perawatan intensif," terang Hj Mei
Wijaya, di kediaman salah seorang korban pasung di Pandeglang, Kamis (17/10/2013).
Dalam kesempatan tersebut Mei di dampingi sejumlah relawan anti pasung
lainnya dan Tim Psikiatri Keliling Kesehatan Jiwa Komunitas RSJ Grogol yakni Agus
Priyanto, SKM, Sukirno, S.Kep dan Josua Otto Pasaribu, SKM.
Hj. Mei Wijaya menjelaskan, korban pasung umumnya penderita gangguan
jiwa yang cukup lama tidak diobati. Untuk informasi penderita gangguan jiwa,
Mei memperolehnya dari masyarakat maupun petugas Puskesmas setempat.
Atas kondisi ini, Mei mengaku prihatin, walaupun jumlah pasien penyandang
kejiwaan terbilang banyak. Namun banyak pihak belum menganggap serius gangguan
penyakit ini.
"Bahkan masih banyak keluarga akhirnya memasung penderita dengan
alasan mengganggu warga sekitar," kata Mei yang juga Manager Rumah Sakit
Bersalin (RSB) Permata Ibunda Kabupaten Pandeglang ini.
Diungkapkan, dalam tiga tahun terakhir RAP telah membebaskan korban
pasung sebanyak 53 pasien dan 118 orang pasien gangguan jiwa telah
diobati melalui RSB Permata Ibunda. "Sebagian besar sudah dinyatakan
sembuh dan bisa bekerja kembali," tandasnya.
Ketua Tim Psikiatri Keliling Kesehatan Jiwa Komunitas RSJ Grogol, Agus
Priyanto, SKM di dampingi tim lainnya Sukirno, S.Kep dan Josua Otto Pasaribu, SKM mengatakan, RSJ
Grogol telah bekarja sama RAP Pandeglang sejak 2010. Menurut Agus,
kedatangannya kali ini merupakan kunjungan yang kedelapan kali di Kabupaten
Pandeglang dalam rangka evakuasi korban pasung bersama relawan Pandeglang.
"Secara rutin kami datang ke Pandeglang kalau ada informasi
penderita gangguan jiwa yang dipasung dari RAP Pandeglang," katanya.
Ditambahkan, setelah mendapatkan perawatan intensif di RSJ, dia mengaku
akan mengantarkan kembali pasien kepada keluarganya dalam jangka waktu tiga
pekan hingga sampai satu bulan lebih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar