7 Des 2014

CSIS Kaji Kebijakan Program Penurunan AKI di Pandeglang


Kadinkes H. Deden Kuswan menerima kunjungan peneliti CSIS

KEBERADAAN dukun beranak (paraji red) sulit dipisahkan dalam kehidupan masyarakat Pandeglang. Dinkes Kabupaten Pandeglang mencatat ada sebanyak 867 paraji di seluruh wilayah Pandeglang sementara jumlah bidan jumlahnya 689 orang.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Khusus (Yankesus) Dinkes Pandeglang Hj. Eniyati, SKM, M.Kes mengatakan paraji hingga saat ini masih yang mendapat kepercayaan masyarakat bisa membantu dan melancarkan proses persalinan. Namun kata Eni tidak jarang pula proses persalinan lewat paraji ini menimbulkan persoalan dan berdampak langsung pada peningkatan angka kematian ibu an anak (AKI dan AKB).
“Paraji saat bertugas mengandalkan kearifan lokal namun minim pengetahuan medis. Ini berbahaya terutama saat menemukan situasi kegawatdaruratan sehingga menimbulkan kematian,” jelas Eniyani disela menerima kunjungan peneliti Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) di Kantornya, Kamis (4/12).
Hadir dalam acara tersebut Kepada Dinkes Pandeglang H. Deden Kuswan, Kepala Subag Perencanaan dan Evaluasi Program Dinkes Pandeglang Damanhuri, SE serta peneliti lokal CSIS Muhaemin, S.Sos
Masih kata Eniyati, tingginya kepercayaan masyarakat terhadap paraji ini menjadi tantangan bagi para bidan terutama yang bertugas di desa. “Untuk meningkatkan persalinan oleh bidan Dinkes terus melakukan pembinaan dan kemitraan dengan paraji di semua desa tanpa menghilangkan peran paraji itu sendiri di masyarakat baik secara ekonomis maupun status sosial,” katanya.
Kadinkes Pandeglang H. Deden Kuswan mengatakan, menjalin kerjasama antara paraji dan bidan ini sudah berhasil dilakukan misalnya di Kecamatan Munjul dan Cikeusik yang sekarang menjadi percontohan kemitraan bidan-paraji. “Kami ingin kerjasama ini bisa dilakukan menyeluruh sehingga risiko kematian akibat persalinan benar-benar bisa ditekan,” terangnya.
Deden mengaku untuk menurunkan AKI dan AKB tak cukup dilakukan oleh sektor kesehatan.
“Kami yakin keberhasilan ini belum maksimal dan harus terus digencarkan dengan dukungan lintas sektor dan masyarakat sehingga AKI AKB bisa ditekan ke titik paling rendah,” tandasnya.
Peneliti CSIS Muhaemin menerangkan, lembaga CSIS yang berpusat di Jakarta saat ini tengah melakukan kajian guna memetakan kebijakan program penurunan AKI di Indonesia. “Kabupaten Pandeglang menjadi bagian dari penelitian ini yang direncanakan sampai bulan Juli 2015,” terangnya.
Ditambahkan, selain pengumpulan data dan wawancara di SKPD dinas kesehatan, pihaknya juga melakukan hal sama kepada pemangku kepentingan lainnya diantara BP3AKB Pandeglang, Disdik, Bappeda hingga dinas sosial.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar