9 Des 2014

Jumlah Paraji Masih Lebih Banyak Dari Bidan di Pandeglang


Pertemuan Kemitraan Bidan Paraji di TMII

KEBERADAAN dukun beranak (paraji red) sulit dipisahkan dalam kehidupan masyarakat Pandeglang. Dinkes Kabupaten Pandeglang mencatat ada sebanyak 867 paraji di seluruh wilayah Pandeglang sementara jumlah bidan jumlahnya 689 orang.
Kadinkes Pandeglang H. Deden Kuswan mengatakan, besarnya jumlah paraji hingga saat ini membuat pihaknya menginisiasi untuk menggalang kemitraan bidan dan paraji, tanpa menghilangkan peran paraji itu sendiri di masyarakat baik secara ekonomis maupun status sosial
“Kami ingin kerjasama ini bisa dilakukan menyeluruh sehingga risiko kematian akibat persalinan benar-benar bisa ditekan,” terang H. Deden Kuswan disela menerima kunjungan peneliti Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) di Kantornya, Kamis (4/12).
Hadir dalam acara tersebut Kabid Pelayanan Kesehatan Khusus Hj. Eniyati, Kepala Subag Perencanaan dan Evaluasi Program Dinkes Pandeglang Damanhuri, serta peneliti lokal dari CSIS Muhaemin, S.Sos
Deden menyebut, jalinan kerjasama antara paraji dan bidan ini sudah berhasil dilakukan misalnya di Kecamatan Munjul dan Cikeusik yang sekarang menjadi percontohan kemitraan bidan-paraji
 “Kami yakin keberhasilan ini belum maksimal dan harus terus digencarkan dengan dukungan lintas sektor dan masyarakat sehingga angka kematian ibu dan bayi (AKI AKB) bisa ditekan ke titik paling rendah,” tegas Deden yang mengaku untuk menurunkan AKI dan AKB tak cukup dilakukan oleh sektor kesehatan.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Khusus (Yankesus) Dinkes Pandeglang Hj. Eniyati, mengatakan paraji hingga saat ini masih yang mendapat kepercayaan masyarakat bisa membantu dan melancarkan proses persalinan. Namun kata Eni tidak jarang pula proses persalinan lewat paraji ini menimbulkan persoalan dan berdampak langsung pada peningkatan angka kematian ibu an anak.
“Paraji saat bertugas mengandalkan kearifan lokal namun minim pengetahuan medis. Ini berbahaya terutama saat menemukan situasi kegawatdaruratan,” kata Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Pandeglang ini.
Peneliti CSIS Muhaemin menerangkan, lembaga CSIS yang berpusat di Jakarta saat ini tengah melakukan kajian guna memetakan kebijakan program penurunan AKI di Indonesia. “Kabupaten Pandeglang menjadi bagian dari penelitian ini yang direncanakan sampai bulan Juli 2015,” terangnya.
Ditambahkan, selain pengumpulan data dan wawancara di SKPD dinas kesehatan, pihaknya juga melakukan hal sama kepada pemangku kepentingan lainnya di lingkungan Pemkab Pandeglang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar