10 Des 2014

MMD Hadirkan Ratusan Warga Majau dan Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Jakarta



RATUSAN warga Desa Majau Kecamatan Saketi menghadiri kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang di gelar di sebuah SKM di Kampung Majau Desa Majau, Jumat  (5/12/2014).
MMD tersebut merupakan tindak lanjut hasil Survei Mawas Diri (SMD) pada 1-4 Desember 2014 yang dilakukan para Mahasiswi Program Diploma-III Kebidanan FKK UMJ yang sedang melakukan praktik kebidanan komunitas.
Sebanyak 92 calon bidan ini telah mendata 912 KK dan 2.458 jiwa di 6 Rukun Warga (RW) dan 15 Rukun Tetangga (RT) di wilayah Desa  yang berbatasan dengan Desa Mekarwangi , Sodong dam Langensari dan Gereduk Kecamatan Bojong itu.
Ketua Prodi Program Diploma-III Kebidanan Fatimah, S.ST, M.Kes mengatakan, pihaknya melakukan pendataan dalam rangka kegiatan praktik kebidanan komunitas selama dua minggu.  “Selanjutnya data ini bisa digunakan dinas kesehatan dan puskesmas maupun warga desa, terutama  bidan desa untuk meningkatkan kesehatan khususnya ibu dan anak,” terangnya saat memberikan sambutan dimulainnya MMD dihadapan seratusan warga setempat.
Hadir dalam acara tersebut, Camat Saketi, unsus BPD, Kapolsek, Danramil, Bidan Desa, Puskesmas, Dinas Kesehatan serta para tokoh masyarakatdan tokoh agama setempat.
Sementara itu dalam pemaparannya, sejumlah mahasiswi secara bergantian menyampaikan hasil surveinya yang meliputi aspek kependudukan, pemetaan dan demografi, jumlah yang disurvei dan memaparkan berbagai permasalaahan yang ditemui selama melakukan survey.
“Berdasarkan hasil survey diperoleh 15 masalah kesehatanibu dan anak (KIA) yang ditemukan di Desa Majau,” ungkap salah seorang mahasiswi, Yulianingsih.
Usai pemaparan dilanjutkan dengan menentukan prioritas masalah dan membuat rencana intervensi kegiatan bersama masyarakat dan kesepakatan untuk melakukan kegiatan yang melibatkan masyarakat setempat.
MMD sepenuhnya dipandu oleh mahasiswa dengan pelibatan secara aktif warga setempat.
Kasie Promosi Keshatan Dinkes Pandeglang Yudi Hermawanyang menghadiri acara hingga selesai mengatakan, proses MMD yang dilakukan harus digelar secara rutin oleh desa minimal 2 kali setahun. “Ada atau tidak ada praktik lapangan yang dilakukan mahasiswi kebidanan warga desa diharapkan melaksanakan MMD untuk memecahkan segala masalah yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat Majau,” kata Yudi.
Yudi pun mengingatkan, MMD tak mesti membahas persoalan yang menyangkut kesehatan. “MMD bisa dilakukan untuk membahas apa saja termasuk peningkatan ekonomi warga, maupun masalah lainnya yang dianggap penting oleh semua warga,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar