6 Des 2014

Tekan AKI AKB, Dinkes Giatkan Kemitraan Bidan Paraji



Diskusi terbatas peneliti CSIS Muhaemin, S.Sos

JUMLAH Paraji yang sangat banyak mencapai 867 orang dan keberadaannya yang masih dibutuhkan sebagian warga Pandeglang membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) menggulirkan program Kemitraan Bidan dan Paraji sejak beberapa tahun lalu.
Menurut Kadinkes Pandeglang H. Deden Kuswan, jalinan kemitraan tersebut untuk menekan kasus kematian ibu dan bayi (AKI/AKB) saat melahirkan yang masih tinggi di Kabupaten Pandeglang.
“Dalam kemitraan itu prinsipnya petugas yang berwenang menangani persalinan adalah bidan. Sementara paraji atau dukun beranak hanya sebagai pendamping,” terang Kadinkes Pandeglang H. Deden Kuswan disela menerima kunjungan peneliti Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) di Kantornya, Kamis (4/12).
Ikut mendamping saat melakukan diskusi terbatas dengan peneliti lokal dari CSIS Muhaemin, S.Sos
diantaranya Kabid Pelayanan Kesehatan Khusus Hj. Eniyati, SKM, M.Kes Kepala Subag Perencanaan dan Evaluasi Program Dinkes Pandeglang Damanhuri, SE.
Masih kata Kadinkes, kemitraan bidan paraji ini digulirkan karena masih banyak warga Pandeglang yang memberikan kepercayaan pada tenaga paraji saat proses persalinan.
“Dengan adanya kemitraan, ketika ada ibu hamil mau melahirkan maka paraji akan segera menghubungi bidan yang bertugas didaerah tersebut,” jelasnya.
Deden menyebut, jalinan kerjasama antara paraji dan bidan ini sudah berhasil dilakukan misalnya di Kecamatan Munjul dan Cikeusik yang sekarang menjadi percontohan kemitraan bidan-paraji.
 “Kami yakin keberhasilan ini belum maksimal dan harus terus digencarkan dengan dukungan lintas sektor dan masyarakat sehingga angka kematian ibu dan bayi (AKI AKB) bisa ditekan ke titik paling rendah,” tegas Deden yang mengaku untuk menurunkan AKI dan AKB tak cukup dilakukan oleh sektor kesehatan.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Khusus (Yankesus) Dinkes Pandeglang Hj. Eniyati, walaupun jumlah bidan di pandeglang sudah memadai mencapai 689 orang, namun dia mengakui  hingga saat ini masih banyak paraji tetap mendapat kepercayaan masyarakat untuk bisa membantu dan melancarkan proses persalinan. Akibatnya, kata Eni tidak jarang menyebabkan proses persalinan lewat paraji ini menimbulkan persoalan dan berdampak langsung pada peningkatan AKI dan AKB di Pandeglang.
“Paraji saat bertugas mengandalkan kearifan lokal namun minim pengetahuan medis. Ini berbahaya terutama saat menemukan situasi kegawatdaruratan,” kata Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Pandeglang ini.
Peneliti CSIS Muhaemin menerangkan, lembaga CSIS yang berpusat di Jakarta saat ini tengah melakukan kajian guna memetakan kebijakan program penurunan AKI di Indonesia. “Kabupaten Pandeglang menjadi bagian dari penelitian ini yang direncanakan sampai bulan Juli 2015,” terangnya.
Ditambahkan, selain pengumpulan data dan wawancara di SKPD dinas kesehatan, pihaknya juga melakukan hal sama kepada pemangku kepentingan lainnya di lingkungan Pemkab Pandeglang.

1 komentar:

  1. Asslamualaikum....
    saya hanya sebagai perantara untuk menyampaikan tentang pesugihan tanpa tumbal, bisa menyelesaikan permasalahan hidup halal dunia aherat.
    Permasalahan akan tuntas dengan ilmu goip yang kasat mata.
    Ritual adalah jalannya ilmu goip menuju kesuksesan
    PENARIKAN DANA GHOIB 1 HARI CAIR
    Tingkat 1 = Untuk Hasil 500 Juta
    Tingkat 2 = Untuk Hasil 1 Milyar
    Tingkat 3 = Untuk Hasil 2 Milyar
    Tingkat 4 = Untuk Hasil 3 Milyar
    insyallah akan sukses jika anda mau mengambil keputusan untuk mengikuti pesugihan ini. ingat bahwa kita yang menjalakan tapi allah yang akan menentukan hasilnya.
    JIKA TEMAN TEMAN BERMINAT, YAKIN DAN PERCAYA INSYA ALLAH AKAN BERHASIL, SAYA SENDIRI SUDAH BUKTIKAN ALHAMDULILLAH BERHASIL. JIKA ANDA BERMINAT SILAHKAN HUBUNGI KH.Mustamid Abbas DI 082311002203 situsnya https://dana-hiba88.blogspot.co.id/

    BalasHapus