19 Okt 2011

Penderita AIDS di Pandeglang Terus Bertambah

PANDEGLANG, (KB).- Bupati Pandeglang Erwan Kurtubi mengaku prihatin dengan banyaknya penderita Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Padeglang yang terus mengalami peningkatan.

Padahal, 10 atau 20 tahun lalu tidak terdengar di Pandeglang ada penderita HIV/AIDS terlebih daerah ini terkenal sebagai kota santri. Karena itu, Komisi Penganggaulan HIV/AIDS (KPA) Pandeglang harus mengambil langkah serius. “Data yang berhasil dihimpun Dinas Kesehatan, penderita HIV/AIDS setiap tahunnya mengalami peningkatan signifikan. Tahun 2010 dilaporkan ada enam kasus dan sampai Oktober 2011 ini sudah ditemukan lagi tiga kasus. Hal ini perlu perhatian Pemda termasuk seluruh komponen masyarakat,” kata Bupati dalam Rapat Koordinasasi Pembentukan KPA Pandeglang periode 2011-2014 di Operation room II Setda Pandeglang, Kamis (13/10).

Penderita HIV/AIDS di Pandeglang memang tidak sebanyak kabupaten/kota lain di Banten. Namun demikian Erwan menilai AIDS ibarat fenomena gunus es atau yang terdeteksi hanya sedikit.
“Dimungkinkan jumlah pastinya lebih banyak dari yang dilaporkan. Disinilah arti penting pencegahan dan pengobatan penderita,” tandasnya.

Bupati menambahkan, pemerintah berkewajiban mengupayakan langkah pencegahan terutama di kalangan generasi muda dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan tertular seperti orang miskin, perempuan, dan anak-anak. “KPA juga harus optimal dalam mengkkordinasikan peran lintas sektor dalam pencegahan dan penanggulangan AHIV/AIDS. Pelibatan tokoh masyarakat, LSM, dan agamawan juga sangat penting,” tandas Bupati.

Untuk diketahui. AIDS merupakan sekumpulan gejala dan infeksi (sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIVatau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya. Virus AIDS bernama Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, tetapi penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.[2][3] Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut. (H-18)***

Sumber : HU Kabar Banten

Tidak ada komentar:

Posting Komentar