1 Okt 2011

Iklan Sanitasi Harus Lebih Dramatis

Untuk menyadarkan masyarakat tentang bahayanya sanitasi yang buruk, maka iklan sanitasi harus lebih dramatis dan lebih tajam lagi mengenai berbagai kerugian yang akan ditanggung masyarakat jika menyepelekan masalah sanitasi.
 
Demikian dikatakan Aviliani, peneliti INDEF, sekaligus komisaris independen Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Jakarta, Jumat (26/6).
 
"Bikin iklan yang dramatis, agar memperikan dampak bagi penonton. Seperti iklan HIV atau penyakit mematikan lain," imbuhnya.
 
Kondisi sanitasi yang buruk menyebabkan kerugian sebesar Rp 58 triliun per tahun, untuk menutup biaya pengobatan, perawatan kesehatan, kematian bayi dan hilangnya waktu produktif.
 
 
Buruknya sanitasi, kata Aviliani, tidak bisa dipisahkan dari budaya masyarakat sendiri. Tak hanya itu, pemerintah daerah juga belum peduli tentang masalah sanitasi di daerahnya. "Tata ruang di desa tidak bagus, itu berpengaruh pada sanitasi juga. Selain itu tidak ada koordinasi yang baik antardaerah, saling tumpang tindih," terangnya.
 
Untuk mengatasi masalah tersebut, Aviliani menyarankan beberapa hal. Yang pertama adalah pemerintah harus melakukan sosialiasi kepada masyarakat. "Budaya masyarakat hanya dapat diubah dengan cara sosialisasi secara terus menerus. Depkes juga harus menyiapkan anggaran tambahan bagi kesehatan," terangnya.
 
Ia menerangkan, pemerintah daerah juga harus ketat dalam mengawasi tata letak daerahnya. "Jangan hanya mengeluarkan IMB, tapi ditinjau dulu sanitasinya sudah baik atau belum," tuturnya.
 
Cara selanjutnya adalah dengan menggandeng pihak swasta. "Swasta harus memasukan anggaran untuk sanitasi dalam buku besar mereka, itu akan membantu memperbaiki sanitasi yang terlanjur buruk," urainya.
 
Jika kesemuanya dilakukan, Aviliani meyakini sanitasi akan menjadi lebih baik dan negara dapat melakukan penghematan. "Dengan kondisi sanitasi baik pemerintah dapat melakukan penghematan sebesar Rp 40 triliun per tahun,"pungkas dia.

Sumber : Kompas Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar