15 Agu 2014

Dinkes Pandeglang Sosialisasikan GAKY


DINAS Kesehatan Kabupaten Pandeglang  mendorong Puskesmas  untuk memprioritaskan penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di wilayah kerjanya. Hal itu mengingat sebagian besar wilayah Kabupaten Pandeglang cakupan penggunaan garam yodiumnya masih di bawah 50 persen.
Kadinkes H. Deden Kuswan mengatakan, gangguan akibat kekurangan yodium  menyebabkan gangguan kesehatan khususnya pada ibu hamil dan menyusui. Sehingga anak akan mengalami kelainan mulai dari penurunan pertumbuhan  fisik hingga gangguan mentalnya.
“Jika ini tidak ditanggulangi mengakibatkan lose generation (kehingan generasi penerus red). Ini harus mendapat perhatian sebab diperkirakan 1 dari 3 ibu hamil berisiko mengidap GAKY,” ungkap H. Deden Kuswan saat membuka Sosialisasi Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) tingkat Kabupaten Pandeglang yang digelar di Hotel Pandeglang Raya, Kamis (14/8/2014).
Hadir sebagai peserta dalam pertemuan itu Kepala Puskesmas se Kabupaten Pandeglang, tenaga petugas gizi, perwakilan lintas program di lingkungan Dinkes Pandeglang, serta lintas sektor terkait yakni Bappeda, Disperindagpas, Dinas Pendidikan, TP PKK, BPMPD. Hadir Narasumber dari Seksi Gizi Dinkes Provinsi Banten yakni Tiara Lufhti.
Ia mengatakan, GAKY merupakan masalah yang sangat serius bagi masyarakat karena dampaknya dapat mengancam kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia.  Menurutnya, selama ini, GAKY dipahami masyarakat yang nampak di permukaan yakni adanya pembesaran kelenjar gondok.
"Padahal, sesungguhnya dampak GAKY lebih laten dan berbahaya serta bersifat masif yang mengancam ibu hamil dan bayi seperti gangguan mental berupa keterlambatan pertumbuhan otak," ujarnya.
Ditambahkan, jumlah penderita kekurangan Yodium yang ditemukan di tingkat masyarakat seperti fenomena gunung es, yang nampak permukaannya saja. “Bisa jadi jumlah sesungguhnya jauh lebih besar, oleh karena itu perlu dilakukan pendataan yang lebih akurat agar diperoleh angka GAKY benar di Kabupaten Pandeglang,” tandasnya.

Konsumsi Garam Yodium Rendah
Nara Sumber Dinkes Banten Tiara Lufhti dalam pemaparannya mengatakan, Yodium merupakan sejenis zat gizi mikro yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil (sedikit red) yang berguna khususnya untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
“Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) 2007, cakupan konsumsi rumah tangga akan garam beryodium yang cukup yakni minimal 30 ppm di Provinsi Banten masih dibawah 50 persen, dan kondisi ini salah satunya disumbangkan oleh Kabupaten Pandeglang,” katanya.
Kondisi cakupan konsumsi rumah tangga akan garam beryodium menjadi 70 persen pada Riskesdas 2013, namun demikian tidak demikian untuk Kabupaten Pandeglang cakupannya masih rendah (33 %). Hal ini menjadikan Kabupaten Pandeglang sebagai salah satu wilayah Risiko GAKY di Provinsi Banten.
“Oleh karenta itu, Kabupaten Pandeglang harus segera membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan GAKY untuk menangani masalah ini yang melibatkan semua sektor yang terkait,” ungkapnya.
Dia mengungkapkan, diperlukan langkah bersama untuk meningkatkankan cakupan konsumsi garam beryodium ditingkat rumah tangga diantaranya melalui upaya membangun komitmen dengan stakholder, distribusi garam beryodium, pemberdayaan masyarakat, pemantauan distribusi garam beryodium serta pemantapan kelembagaan yang menangani penanggulangan GAKY.
Diakuinya, hingga kini  masih ditemukakan berbagai merek garam yang tidak mengandung yodium ditenggarai banyak beredar di pasaran provinsi Banten.
“Dinas Kesehatan sudah melakukan penelitian terhadap merek yang tidak mengandung yodium tersebut. Dari hasil penelitian dan tes dilakukan, diketahui garam yang tidak mengandung yodium itu ditemukan pada garam krosok (garam kasar red) yang biasa digunakan untuk mengasinkan ikan. Garam ini masih banyak ditemukan dan dikonsumsi sebagian warga Pandeglang,” ungkapnya.
Kabid Pelayanan Kesehatan Khsusus Dinkes Pandeglang yang juga Panitia Penyelenggara Sosialisasi Penanggulangan GAKY Hj. Eniyati mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan pihaknya bertujuan mencari solusi bagaimana cara mengurangi GAKY di Kabupaten Pandeglang. “Saat ini di Pandeglang masih ditemukan penderita GAKY yang ditandai dengan membesarnya kelenjar gondok di leher,” katanya.
Dia berharap, informasi yang diperoleh peserta dapat disosialisasikan kembali kepada masyarakat, setidaknya dalam cara memilih garam beryodium. Sedangkan garam yang mengandung yodium dapat dilakukan uji melalui Yodium test yang umumnya apabila diteteskan Yodium test akan terlihat cirinya berwarna ungu tua. “Jadi kita mengimbau masyarakat untuk selektif dalam memilih garam,” pesannya.
Untuk memperkuat komitmen dan memantapkan kelambagaan dalam penanggulangan GAKY, Eniyati mengaku sedang merancang usulan/draf Tim Koordinasi Penanggulangan GAKY kepada Pemkab Pandeglang melalui Badan Perencanaan dan Pemabngunan Daerah (Bappeda).
“Nantinya Tim Koordinasi Penanggulangan GAKY terdiri dari SKPD terkait,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar