Kondisi cakupan konsumsi rumah tangga akan garam beryodium di Provinsi
Banten berdasarkan hasil Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) 2013 sebanyak 70
persen, namun tidak demikian untuk Kabupaten Pandeglang cakupannya masih rendah
(33 %). Hal ini menjadikan Kabupaten Pandeglang sebagai salah satu wilayah
Risiko GAKY di Provinsi Banten.
Hal itu diungkapkan Tiara Lufhti Nara Sumber Dinkes Banten saat
pertemuan sosialisasi penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium yang
digelar di Hotel Pandeglang Raya, Kamis (14/8/2014). Hadir dalam acara tersebut
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang H. Deden Kuswan.
Menurutnya, Pemkab Pandeglang harus segera membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan
GAKY untuk menangani masalah ini yang melibatkan semua sektor yang terkait.
“Diperlukan langkah bersama untuk meningkatkankan cakupan konsumsi garam
beryodium ditingkat rumah tangga diantaranya melalui upaya membangun komitmen
dengan stakholder, distribusi garam beryodium, pemberdayaan masyarakat,
pemantauan distribusi garam beryodium serta pemantapan kelembagaan yang
menangani penanggulangan GAKY,” paparnya dihadapan seratusan peserta
sosialisasi yang terdiri dari Kepala Puskesmas se Kabupaten Pandeglang, tenaga
petugas gizi, perwakilan lintas program di lingkungan Dinkes Pandeglang, serta
lintas sektor terkait yakni Bappeda, Disperindagpas, Dinas Pendidikan, TP PKK, serta
BPMPD Pandeglang.
Diakuinya, hingga kini masih ditemukakan berbagai merek garam
yang tidak mengandung yodium ditenggarai banyak beredar di pasaran provinsi
Banten. “Dinas Kesehatan Banten sudah melakukan penelitian terhadap merek
yang tidak mengandung yodium tersebut. Dari hasil penelitian dan tes dilakukan,
diketahui garam yang tidak mengandung yodium itu ditemukan pada garam krosok
(garam kasar red) yang biasa digunakan untuk mengasinkan ikan. Garam ini masih
banyak ditemukan dan dikonsumsi sebagian warga Pandeglang,” ungkapnya.
Kabid Pelayanan Kesehatan Khsusus Dinkes Pandeglang yang juga Panitia
Penyelenggara Sosialisasi Penanggulangan GAKY Hj. Eniyati mengatakan, kegiatan
yang dilaksanakan pihaknya bertujuan mencari solusi bagaimana cara mengurangi
GAKY di Kabupaten Pandeglang. “Saat ini di Pandeglang masih ditemukan penderita
GAKY yang ditandai dengan membesarnya kelenjar gondok di leher,” katanya.
Dia berharap, informasi yang diperoleh peserta dapat disosialisasikan
kembali kepada masyarakat, setidaknya dalam cara memilih garam beryodium. Sedangkan
garam yang mengandung yodium dapat dilakukan uji melalui Yodium test yang umumnya
apabila diteteskan Yodium test akan terlihat cirinya berwarna ungu tua. “Jadi
kita mengimbau masyarakat untuk selektif dalam memilih garam,” pesannya.
Untuk memperkuat komitmen dan memantapkan kelambagaan dalam penanggulangan GAKY, Eniyati mengaku sedang merancang usulan/draf Tim Koordinasi Penanggulangan GAKY kepada Pemkab Pandeglang melalui Badan Perencanaan dan Pemabngunan Daerah (Bappeda).
Untuk memperkuat komitmen dan memantapkan kelambagaan dalam penanggulangan GAKY, Eniyati mengaku sedang merancang usulan/draf Tim Koordinasi Penanggulangan GAKY kepada Pemkab Pandeglang melalui Badan Perencanaan dan Pemabngunan Daerah (Bappeda).
“Nantinya Tim Koordinasi Penanggulangan GAKY terdiri dari SKPD terkait,”
tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar