16 Agu 2014

Konsumsi Garam Yodium Rendah, Pandeglang Bentuk Tim Penanggulangan GAKY


Kondisi cakupan konsumsi rumah tangga akan garam beryodium di Provinsi Banten berdasarkan hasil Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) 2013 sebanyak 70 persen, namun tidak demikian untuk Kabupaten Pandeglang cakupannya masih rendah (33 %). Hal ini menjadikan Kabupaten Pandeglang sebagai salah satu wilayah Risiko GAKY di Provinsi Banten.
Hal itu diungkapkan Tiara Lufhti Nara Sumber Dinkes Banten saat pertemuan sosialisasi penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium yang digelar di Hotel Pandeglang Raya, Kamis (14/8/2014). Hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang H. Deden Kuswan.
Menurutnya, Pemkab Pandeglang harus segera membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan GAKY untuk menangani masalah ini yang melibatkan semua sektor yang terkait.
“Diperlukan langkah bersama untuk meningkatkankan cakupan konsumsi garam beryodium ditingkat rumah tangga diantaranya melalui upaya membangun komitmen dengan stakholder, distribusi garam beryodium, pemberdayaan masyarakat, pemantauan distribusi garam beryodium serta pemantapan kelembagaan yang menangani penanggulangan GAKY,” paparnya dihadapan seratusan peserta sosialisasi yang terdiri dari Kepala Puskesmas se Kabupaten Pandeglang, tenaga petugas gizi, perwakilan lintas program di lingkungan Dinkes Pandeglang, serta lintas sektor terkait yakni Bappeda, Disperindagpas, Dinas Pendidikan, TP PKK, serta BPMPD Pandeglang.
Diakuinya, hingga kini  masih ditemukakan berbagai merek garam yang tidak mengandung yodium ditenggarai banyak beredar di pasaran provinsi Banten. “Dinas Kesehatan Banten sudah melakukan penelitian terhadap merek yang tidak mengandung yodium tersebut. Dari hasil penelitian dan tes dilakukan, diketahui garam yang tidak mengandung yodium itu ditemukan pada garam krosok (garam kasar red) yang biasa digunakan untuk mengasinkan ikan. Garam ini masih banyak ditemukan dan dikonsumsi sebagian warga Pandeglang,” ungkapnya.
Kabid Pelayanan Kesehatan Khsusus Dinkes Pandeglang yang juga Panitia Penyelenggara Sosialisasi Penanggulangan GAKY Hj. Eniyati mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan pihaknya bertujuan mencari solusi bagaimana cara mengurangi GAKY di Kabupaten Pandeglang. “Saat ini di Pandeglang masih ditemukan penderita GAKY yang ditandai dengan membesarnya kelenjar gondok di leher,” katanya.
Dia berharap, informasi yang diperoleh peserta dapat disosialisasikan kembali kepada masyarakat, setidaknya dalam cara memilih garam beryodium. Sedangkan garam yang mengandung yodium dapat dilakukan uji melalui Yodium test yang umumnya apabila diteteskan Yodium test akan terlihat cirinya berwarna ungu tua. “Jadi kita mengimbau masyarakat untuk selektif dalam memilih garam,” pesannya.
Untuk memperkuat komitmen dan memantapkan kelambagaan dalam penanggulangan GAKY, Eniyati mengaku sedang merancang usulan/draf Tim Koordinasi Penanggulangan GAKY kepada Pemkab Pandeglang melalui Badan Perencanaan dan Pemabngunan Daerah (Bappeda).
“Nantinya Tim Koordinasi Penanggulangan GAKY terdiri dari SKPD terkait,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar