6 Mar 2015

Puskesmas Bojong Fokus Tangani Gizi Buruk



SEJUMLAH kasus kekurangan gizi yang ditemukan saat penimbangan Posyandu di Kecamatan Bojong  tak selalu menunjukkan hal yang buruk. Ditemukannya anak bawah lima tahun (Balita) yang mengalami kekurangan gizi bisa menunjukkan bahwa program deteksi dini kasus gizi buruk selama ini berhasil seperti dikatakan oleh Kepala Puskesmas Bojong Suhaelianah.
Di Puskesmas Bojong ujar Kepala Puskesmas yang kerap disapa Bidan Eli ini, program gizi dilaksanakan mulai dari penimbangan bayi dan balita untukmelihat tumbuh kembang anak di Posyandu, penyuluhan oleh bidan desa hingga pelayanan penanggulangan kasus gizi buruk oleh tenaga kesehatan gizi (nutrisionis) yang ada di Puskesmas.  “Kondisi balita gizi buruk tahun ini di wilayah Puskesmas Bojong sebanyak 13 kasus, dan terbanyak ada di wilayah Desa Mekarsari,” ujar Bidan Eli usai melakukan pembinaan Posyandu di Kampung/Desa Mekarsari, Kecamatan Bojong, Kamis (26/2/2015).
Menurutnya, kondisi penderita gizi buruk di wilayah kerjanya mengalami penurunan dibanding tahun lalu sebanyak 17 penderita yang ditemukan. “Semua penderita gizi buruk sudah ditangani dengan intervensi pemberian makanan tambahan, dan konseling bagi keluarganya,” ujarnya.
Eli mengatakan kebanyakan kasus anak kurang gizi yang ditemukan karena faktor  pola asuh orang tua dan kemiskinan. “Diantara mereka juga memang ada hambatan untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan, karena alasan ekonomi,” terangnya.
Ditambahkan, tersiarnya kabar berita tentang kasus gizi buruk di wilayah kerjanya merupakan tantangan bagi Puskesmas untuk secara bertahap menuntaskan kasus gizi buruk di wilayah kerjanya. “Saya juga berterima kasih berkat pemberitaan gizi buruk sekarang sudah ada beberapa donatur yang ingin membantu penanganan gizi buruk di wilayah Kecamatan Bojong,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar