11 Apr 2015

Dinkes Pandeglang Ajak Warga Lakukan Gerakan 3M Plus



DINAS Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang  terus menggiatkan kampanye  Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Hal ini dilakukan diantaranya guna mencegah warga terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD), terutama saat musim pancaroba sekarang ini.
"Warga diharapkan agar lebih mengoptimalkan upaya pencegahan penyebaran penyakit DBD," ujar Sekretaris Dinkes Pandeglang DR. H. Didi Mulyadi, SKM, M.Kes usai mengikuti sosialisasi bulan dana PMI, di Pendopo Pandeglang, Selasa (7/4/2015).
Didi mengungkapkan, berdasarkan data yang diterimanya sampai Maret 2015 sudah terjadi 91 kasus DBD di Kabupaten Pandeglang, tiga diantaranya meninggal.  “Kasus DBD terbanyak terjadi di wilayah Kecamatan Karangtanjung sebanyak 10 kasus,Kecamatan Kaduhejo 9 kasus, serta Kecamatan Cipeucang dan Pagelaran masing-masing 8 kasus,” ungkapnya.
Menurut Didi, tingginya angka kesakitan dan kematian akibat DBD ini telah mengakibatkan banyaknya permintaan  warga untuk dilakukan ‘fogging’  atau pengasapan disetiap terjadinya kasus. Padahal, langkah ‘fogging’ hanya mampu membunuh nyamuk dewasa. “Sementara disekeliling kita,  jentik nyamuk yang jumlahnya ribuan bahkan jutaan siap menjadi nyamuk dewasa, seringkali luput dari perhatian,” imbuhnya.
Oleh karena itu, dia menegaskan pentingnya gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara serentak dilakukan oleh warga sebagai salah satu solusi terbaik mengatasi merebaknya DBD. “Disamping upaya lainnya seperti fogging, abatisasi dan memaksimalkan kinerja Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di setiap Puskesmas,” katanya.
Dia mengharapkan melalui kegiatan PSN yang merupakan bagian dari PHBS, masyarakat dapat terhindar dari penyakit yang ditularkan melalui nyamuk  aedes aegypti. “Insya Allah kita akan tetap sehat dengan menerapkan PHBS,” pesannya.
Didi menerangkan, penyakit DBD muncul akibat curah hujan tinggi yang bisa menggenangi halaman rumah maupun selokan. “Melalui puskesmas dan bidan desa diharapkan masyarakat bisa mendapatkan penyuluhan langsung untuk terhindar dari penyakit ini,” kata Didi.
Sementara kepada masyarakat dia meminta agar terus melakukan gerakan PSN melalui kegiatan mengubur, menutup barang-barang bekas, dan menguras bak mandi atau 3M Plus.
“Gerakan 3M Plus ini merupakan kegiatan pokok dalam upaya PSN, dan inilah gerakan satu-satunya yang paling efektif dalam pemberantasan DBD,” tegasnya.
Dia menyatakan, efektivitas Gerakan 3M Plus dalam menumpas DBD bergantung pada frekwensi dan kesinambungan gerakan tersebut dilakukan. “Gerakan 3M Plus akan efektif  hanya jika dilakukan secara rutin dengan frekwensi kegiatan minimal sekali dalam satu minggu,” jelasnya.
Adapun Plus-nya dalam Gerakan 3M Plus ini adalah setiap upaya lainnya yang dapat mencegah seseorang dari gigitan nyamuk, seperti menggunakan kelambu, merawat tanaman yang dapat mengusir nyamuk, menggunakan obat nyamuk, menutup lubang potongan bambu, dan menyebar bubuk abate di kamar mandi.
"Kami yakin gerakan PSN itu bisa mematikan populasi jentik-jentik nyamuk aedes aegypti itu," ujarnya.
Ia mengaku, Dinkes Pandeglang telah menginstruksikan Puskesmas agar dapat mengantisipasi penyebaran penyakit DBD. Selain itu, ia juga mengimbau warga jika tiga hari mengalami panas dingin, menggigil, dan terlihat bercak merah-merah, sebaiknya segera ke puskesmas atau rumah sakit setempat.
Ditegaskan, pengasapan tidak bisa digunakan sembarangan karena harus berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku. Oleh karena itu dia mengimbau warga Pandeglang jangan bergantung pada ‘Fogging’. "Fungsinya bukan sebagai pencegah dan pemberantasan DBD. Sifatnya hanya sementara. Karena, cara pemberantasan yang paling baik melalui PSN," tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar