24 Nov 2011

Indonesia Cinta Sehat Warnai HKN ke-47

Hari Senin (14/11), Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH memimpin upacara peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-47, di lapangan kantor Kemenkes, Jakarta. Upacara diikuti para karyawan Kementerian Kesehatan, baik dari kantor Pusat maupun UPT, perwakilan rumah sakit vertikal, lintas sektor, organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha.

Peringatan HKN tahun ini merupakan momentum untuk meningkatkan Gerakan Nasional Kebersihan Indonesia sebagaimana amanat Presiden. Melalui  tema HKN “Indonesia Cinta Sehat”, pemerintah mengajak seluruh komponen bangsa melakukan gerakan dan tindakan nyata dalam mencapai hidup bersih dan sehat. Tema ini mencerminkan, Bangsa Indonesia mencintai kesehatan, mau dan mampu berperilaku sehat, menjaga lingkungan agar tetap sehat serta mengupayakan agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan merata. Indonesia Cinta Sehat juga cermin pelaksanaan amanat  UUD 1945.
Dalam sambutannya Menkes menyampaikan, berkat pelaksanaan pembangunan kesehatan yang komprehensif dan berkesinambungan, ada kecenderungan peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan pencapaian sasaran Millenium Development Goals (MDGs). Menkes mencontohkan, adanya penurunan angka kematian bayi, angka kematian ibu dan meningkatnya status gizi masyarakat serta meningkatnya angka harapan hidup waktu lahir. Capaian lain adalah menurunnya jumlah penderita Tuberkulosis di Indonesia, sehingga peringkat Indonesia sebagai negara ketiga dengan penderita TB terbanyak di dunia, turun menjadi peringkat kelima. Penderita Polio juga sudah tidak ditemukan lagi sepanjang 5 tahun terakhir ini. Sementar WHO menyatakan beberapa provinsi telah tereliminasi dari Tetanus Maternal dan Neonatal.

Menkes mengatakan, tahun 2011, untuk mencapain Eradikasi Polio dan Eliminasi Campak, Pemerintah memberikan imunisasi tambahan Campak pada lebih dari 11,9 juta anak dan Polio pada lebih dari 14,1 juta anak di berbagai provinsi. Upaya Eliminasi Malaria, Filariasis, dan Kusta juga dilaksanakan secara intensif di seluruh Indonesia. Hingga September 2011, telah memeriksa 868.552 sediaan darah untuk diagnosis Malaria dan mengobati seluruh penderita yang positif sebanyak 204.591 orang.

Selain itu, Pemerintah telah memperluas cakupan air bersih dan sanitasi dasar. Sepanjang tahun 2010-2011, secara kumulatif diharapkan 5500 desa di Indonesia akan mendapatkan sarana air bersih dan sanitasi dasar melalui Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat atau STBM. Dari jumlah tersebut, sampai dengan bulan September 2011, sebanyak 4898 desa telah mendapatkan sarana, kata Menkes.

Demikian pula dengan upaya meningkatkan pengendalian PTM, dilakukan melalui deteksi dan tindak lanjut dini faktor risikonya. Sebagian besar penderita PTM seperti penyakit jantung, diabetes melitus (DM), kanker, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan strok, tidak menyadari penyakitnya. Melalui kegiatan Posbindu PTM yang terintegrasi dengan kegiatan lain, masyarakat dapat mengetahui dan mengatasi secara dini faktor risiko PTM.

“Pemerintah juga melancarkan berbagai program terobosan untuk meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang bermutu. Program tersebut diantaranya Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Program Jaminan Persalinan (Jampersal), dan Program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk Puskesmas. Dengan Jamkesmas, masyarakat miskin dan tidak mampu dapat memperoleh pelayanan kesehatan tanpa hambatan sosial ekonomi. Dengan Jampersal, ibu hamil yang tidak mempunyai jaminan kesehatan memperoleh jaminan pelayanan antenatal, persalinan, postnatal, dan KB pasca persalinan. Program ini diharapkan akan mempercepat penurunan angka kematian ibu, angka kematian anak, dan meningkatkan KB pasca persalinan. Sedangkan, program BOK dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional Puskesmas agar pelayanan kesehatan dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas, utamanya upaya promotif dan preventif”, ujar Menkes.

Peningkatan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan juga dilakukan dengan penambahan tempat tidur di Kelas III RS dan pemberian perhatian khusus pada Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan Terluar (DTPK). Antara lain dengan menyediakan biaya, tenaga kesehatan, obat dan alat kesehatan yang memadai, rumah sakit bergerak, flying health care, dan penempatan dokter dengan kewenangan khusus. Sedangkan, penanganan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK), dilakukan dengan program pendampingan dan penggerakan untuk akselerasi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Pada tahun 2011 ini juga dimulai upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Klaster IV, pada masyarakat nelayan, lanjut Menkes.

Menkes menyatakan, perlu dukungan dan partisipasi semua pihak dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang bersih dan sehat dengan derajat kesehatan, kualitas hidup, dan kesejahteraan yang setinggi-tingginya. Di samping itu, pembangunan kesehatan juga memerlukan pengerahan sumber daya secara berkelanjutan. Sebab, ada banyak tantangan yang harus disikapi dan diatasi dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan di tanah air yaitu, wilayah negara kita yang luas, berbentuk kepulauan, yang lebih dari 17.000 pulau; jumlah penduduk kita yang besar, menyebar tidak merata, dengan budaya dan bahasa yang beraneka ragam, serta letak negara kita di lokasi yang rawan bencana.

Menkes berharap, masyarakat Indonesia makin mencintai kesehatan dan terwujud kemandirian dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Oleh karenanya, rangkaian kegiatan HKN Ke-47 di Pusat dan Daerah, hendaknya memaparkan lebih banyak kegiatan, dukungan, dan peran serta masyarakat, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha dalam pembangunan kesehatan. Langkah tersebut untuk mengungkapkan betapa kuat dan siapnya bangsa kita untuk mewujudkan visi Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.

Menkes mengajak semua pihak, untuk memelihara, menjaga, meningkatkan serta mencintai kesehatan sebagai bagian dari hidup. Menkes menyampaikan apresiasi kepada semua pihak atas dukungan, kerjasama, dan peransertanya dalam pembangunan kesehatan dan pada penyelenggaraan peringatan HKN  Ke-47 tahun 2011.

HKN diperingati setiap tanggal 12 November. Tahun ini, peringatan HKN di laksanakan pada 14 November 2011 bersamaan dengan Hari Diabetes Sedunia (HDS). Sehubungan dengan itu, Menkes mengimbau seluruh jajaran kesehatan melakukan Gerakan Periksa Gula Darah Sewaktu (PGDS) di lingkungan kerja masing-masing, sebagai wujud kecintaan terhadap kesehatan diri sendir serta mengajak masyarakat untuk memeriksa kadar gula darahnya.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor  tlp. (021) 52907416-9, faks. (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC) 021-500567, atau e-mail info@depkes.go.id dan kontak@depkes.go.id.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar