6 Jul 2014

Integrasi Posyandu - BKB - PAUD Untuk Meningkatkan SDM

PEMBANGUNAN sumberdaya manusia (SDM) untuk mewujudkan manusia yang berkualitas harus di mulai sejak dini (bawah lima tahun/balita red). Kualitas tumbuh kembang  pada masa ini akan menentukan kualitas kesehatan fisik, mental, emosiona, sosial, kemampuan belajar dan perilaku sepanjang hidupnya.
Kepala Bidang Sumberdaya Kesehatan (Kabid SDK) Dinkes Pandeglang dr. H. Kodiat Juarsa, M.Kes, mengatakan berbagai studi menunjukan bahwa periode lima tahun pertama kehidupan anak merupakan masa emas (Golden Period) atau jendela kesempatan (Window Opportunity) dalam meletakan dasar tumbuh kembang seorang anak.
Oleh karena itu Golden Period harus di manfaatkan sebaik mungkin untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Hal itu diungkapkan Kabid SDK Dinkes Pandeglang dr. H. Kodiat Juarsa, M.Kes saat membuka kegiatan pertemuan pengembangan model integrasi Posyandu tingkat Kabupaten Pandeglang, yang digelar di Aula Lt.II Dinkes Pandeglang, Kamis (27/6).
Kegiatan yang melibatkan lintas sektoral ini diikuti 25 peserta  dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan Kabupaten, BP3AKB, BPMPD, Kemenag, Pokja IV TP PKK Kabupaten, Himpaudi Kabupaten, Forum kader posyandu, serta peserta dari unsur ditingkat Kecamatan dari tiga Puskesmas terpilih yakni Banjar, Koroncong dan Cimanuk.
Menurut pria yang akrab disapa dokter Koko ini, upaya pemenuhan kebutuhan dasar oleh pemerintah sudah difasilitasi dalam bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) setempat seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), bina keluarga balita (BKB), maupun pendidikan anak usia dini (PAUD) yang pelayanannya dilaksanakan dengan pelibatan peran serta masyarakat.
“Seyogyanya pelayanan yang sudah ada dan diberikan kepada masyarakat ini harus saling bersinergi dan mampu memenuhi kebutuhan dasar anak secara baik dari segi perawatan, pendidikan dan pengasuhan agar anak tumbuh kembang secara optimal,” katanya.
Ia mengatakan selama ini kegiatan Posyandu, BKB dan PAUD masih terkesan berjalan sendiri-sendiri dengan tujuan akhir yang tidak ada kaitannya satu sama lain. “Apabila didalami lebih jauh, ketiga kegiatan tersebut sebenarnya dapat diintegrasikan (dipadukan red) karena satu sama lain saling mengisi dan melengkapi, baik dilaksanakan dalam satu waktu dan tempat maupun dengan waktu dan tempat yang terpisah,” jelasnya.
Dikatakan, tujuan integrasi ditunjukan dengan terkoordinasinya kegiatan dan waktu pertemuan  agar tidak saling mengganggu dengan kegiatan lainnya.
“Masing-masing kegiatan tetap berjalan seperti biasanya. Artinya, untuk kegiatan Posyandu sasarannya balita dan masyarakat termasuk ibu hamil dan menyusui dengan fokus kegiatan pertumbuhan dan kesehatan, untuk kegiatan BKB tetap memiliki sasaran ibu balita yang memiliki anak 0-5 tahun dengan fokus mengoptimalkan 9 aspek tumbuh kembang anak, sementara untuk PAUD dengan sasaran langsung balita yang akan memantau tumbuh kembang anak,” tandasnya.
Sebagai tindak lanjut pertemuan ini, tambah dokter Koko, disepakai 9 Posyandu di 3 kecamatan disepakati sebagai model pengembangan integrasi Posyandu di Kabupaten Pandeglang yakni Posyandu Widya Lestari Desa Banjar, Posyandu Melati Bodas Desa Cibodas, dan Posyandu Desa Bandung Kecamatan Banjar, Posyandu Matahari Desa Pasirjaksa, Posyandu Mawar Berkah Desa Koroncong, dan Posyandu Jambu Air Desa Pasirkarag Kecamatan Koroncong, serta Posyandu Dahlia Desa Kadudodol, Posyandu Melati Desa Cimanuk, dan Posyandu Teratai Desa Kupahandap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar