15 Apr 2011

Pandeglang Bersiap Laksanakan Program Jampersal Guna Percepat Turunkan AKI & AKB


GUNA mempercepat penurunan Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka kematian bayi (AKB), Pemkab Pandeglang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang segera melaksanakan Program Jaminan Persalinan (Jampersal) yang pembiayaannya ditanggung pemerintah (gratis red). Hingga saat ini, Dinkes terus melakukan persiapan pelaksanaan Program Jampersal yang rencana di Lounching ditingkat kabupaten bertepatan dengan Hari Kartini, Kamis 19 April 2011.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Pandeglang H. Iskandar terkait peluncuran program bantuan Kementerian Kesehatan RI yang terbaru yakni Jampersal.
Menurut Iskandar, Jampersal diselenggarakan untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan pelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan, meningkatkan cakupan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan, meningkatkan cakupan pelayanan KB pasca persalinan, meningkatkan cakupan penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.

“Peserta program Jampersal adalah ibu hamil (bumil), ibu bersalin (bulin), ibu nifas (bufas/pasca melahirkan sampai 42 hari red) dan bayi baru lahir (0-28 hari) yang belum memiliki jaminan biaya kesehatan seluruhnya akan ditanggung pemerintah,” jelas Iskandar, Rabu (13/4).
Sementara jenis jaminan pelayanan yang akan diberikan meliputi pemeriksaan kehamilan ante natal care (ANC), pertolongan persalinan, pemeriksaan post natal care (PNC) oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan pemerintah (Puskesmas dan Poskesdes), termasuk di fasilitas kesehatan swasta yang tersedia fasilitas persalinan seperti Klinik/Rumah Bersalin, Dokter Praktik, Bidan Praktik yang telah melakukan kerja sama dengan Dinkes.

Selain itu, kata Iskandar, pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi dan persalinan dengan penyulit dan komplikasi di rumah sakit juga dijamin, tetapi harus dilakukan secara berjenjang melalui Puskesmas dengan membawa keterangan rujukan.

 “Melalui program Jampersal seluruh ibu hamil termasuk anak yang dilahirkan baik keluarga miskin maupun yang masyarakat mampu  kalau belum tercakup program asuransi seperti Jamkesmas, Askes, atau Jamsostek, pembiayaannya ditanggung APBN 2011,” tegasnya.
Ditambahkan, program Jampersal semakin memperkuat upaya Pemkab Pandeglang dalam pemerataan pelayanan kesehatan khususnya bagi kelompok rawan masalah kesehatan (ibu dan anak red). “Dengan adanya Jampersal seluruh ibu hamil di Pandeglang pada tahun 2011 telah dijamin pembiayaan persalinannya,” kata Iskandar menambahkan. 

AKI & AKB menurun
Terpisah Kepala Seksi KIA Dinkes Pandeglang Bd. Hj. Eniyati, SKM mengungkapkan, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Pandeglang secara absolut dalam tiga tahun terakhir menurun. Berdasarkan data dinkes, pada 2010 AKI yang dilaporkan berjumlah 38 kematian terbanyak akibat perdarahan. “Kematian ibu kita masih tinggi, tapi menurun dibandingkan tahun 2009 sebanyak 41 dan 44 kematian ibu yang dilaporkan pada 2008,” ungkapnya. Begitu pula AKB, menurut Hj. Eniyati menurun dari 204 kematian bayi neonatal pada 2008 dan 165 pada 2009, menjadi 135 pada 2010.

Dia menegaskan, diantara upaya percepatan penurunan AKI dan AKB yakni pentingnya ibu hamil bersalin di fasilitas kesehatan.  “Tahun 2010 lalu 60 persen ibu hamil masih bersalin di rumah sehingga bila terjadi kasus kegawatdaruratan tidak terjamin. Akibat kebiasaan ini AKI dan AKB Pandeglang masih cukup tinggi,” tuturnya.

Dia berharap, melalui Program Jampersal, perilaku ibu hamil untuk bersalin di fasilitas kesehatan meningkat. Hal itu karena ibu hamil yang mendapat jaminan pembiayaan, kata Hj. Eniyati, hanya yang bersalin di fasilitas kesehatan baik Poskesdes, Puskesmas, Rumah Sakit maupun fasilitas kesehatan swasta yang ditunjuk.

Hj. Eniyati yang juga Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Pandeglang ini pun optimistis cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan Sebesar 75 persen dari 27.062 bumil pada akhir 2011 dapat tercapai. Terlebih kini jumlah bidan di Pandeglang semakin bertambah dan telah memadai  yakni sebanyak 495 bidan yang tersebar di 335 desa/kelurahan bahkan hingga pelosok-pelosok Pandeglang. (mister)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar