27 Nov 2013

Selamat Hari Guru, Semoga Allah Meridloi Kiprahnya

TEPAT tanggal 25 November setiap tahunnya, Indonesia memperingati Hari Guru Nasional (HGN), yang juga adalah hari lahirnya organisasi profesi guru yakni Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Namun tahukah Anda asal usul mengapa tanggal tersebut dipilih menjadi hari yang khusus bagi para pahlawan tanpa tanda jasa?
Sejak sebelum kemerdekaan Indonesia, para pegiat pendidikan di nusantara telah mendirikan organisasi bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912. Anggotanya merupakan kalangan Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah dan Penilik Sekolah yang bekerja di sekolah-sekolah yang ada di tanah air.
Kemudian, kuatnya keinginan untuk merdeka dan mendirikan negara sendiri yang bernama Indonesia membuat pengurus dan anggota PGHB mengubah nama organisasi mereka menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) di tahun 1932.
Usai kemerdekaan 17 Agustus 1945, para pengurus dan anggota PGI menyelenggarakan Kongres Guru Indonesia yaitu tepat di 100 hari setelah tanggal kemerdekaan tersebut, 24 -25 November 1945. Kongres yang berlangsung di Kota Surakarta tersebut diadakan untuk mengikrarkan dukungan para guru untuk NKRI. Saat itu, nama organisasi PGI pun diperbarui menjadi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Dilansir oleh situs resmi PGRI, karena jasa dan perjuangan yang telah dilakukan oleh para guru di tanah air, maka Pemerintah RI melalui Kepres No 78 Tahun 1994 menetapkan tanggal berdirinya PGRI sebagai Hari Guru Nasional.
Keppres itu juga dimantapkan di UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang menetapkan tanggal 25 November setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Guru Nasional, yang kerap diperingati bersamaan dengan ulang tahun PGRI.
Tantangan guru saat ini
HGN ke-68 tahun yang diperingati Hari Senin (25/11/2013) menjadi momen strategis bagi guru khususnya dan praktisi pendidikan untuk terus meningkatkan proses belajar dan mengajar agar lebih seimbang.
Selain nilai plus yang harus disandang sebagai seorang pendidik, menurut tokoh pendidikan asal Cigadung, Kecamatan Karangtanjung, Kabupaten Pandeglang Drs. Hidayat Rahman, M.Si,  guru harus terus meningkatkan kapasitas dan kompetensi agar mampu beradaptasi dengan zaman.
“UU RI No. 15 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengisyaratkan agar seorang guru memiliki kualifikasi akademik minimum S-1 atau D-4,” ujar Hidayat Rahman yang juga Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Banten, disela acara peringatan Tahun Baru Islam, Muharam 1435 H yang digelar Masyarakat Cigadung, Senin (25/11).
Hidayat menjelaskan, kiprah guru hari ini tentu akan berbeda dengan guru sebelumnya, yang akan berbeda pula dengan guru dimasa mendatang. “Meski guru ya tetap guru, namun zaman yang memaksa berbeda antara dulu dan guru sekarang,” ujar bapak berputra enam ini.
Guru masa kini  lanjutnya, dihadapkan pada tantangan baru yang sangat global dan dalam nuansa sosial  yang lebih heterogen dan kompleks dibanding periodesasi zaman sebelumnya.
“Jika sebelumnya cukup dengan sekolah keguruan, kini guru dituntut lebih profesional dari sekedar keguruan melainkan dalam bentuknya yang lebih integral karena zaman berbeda,” terangnya.
Dijelaskan, saat ini guru juga dituntut memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran yakni kompetensi pedagogik, keperibadian, sosial dan profesional serta memiliki sertifikat pendidikan.
“Saat ini masih banyak guru  malas dan tak mau meningkatkan kompetensi, mengakibatkan turunnya kualitas pembelajaran dan secara otomatis akan banyak berpengaruh pada kualitas  generasi bangsa,” ungkapnya. 
Menyinggung masalah kesejahteraan bagi para guru, pria yang kerap disapa Ustad ini menegaskan, pemerintah baik pusat maupun daerah harus merespon dan mengevaluasi berbagai tuntutan guru, agar jangan sampai karena utangnya yang numpuk  seorang guru sampai mengorbankan kehormatan diri dan keluarganya.
“Bagaimanapun guru adalah simbol martabat sebuah bangsa,” tegas Hidayat Rahman yang pada 15 November lalu genap berusia 49 tahun ini.
Dia bahkan menilai, keberhasilan pelayanan dan service  maksimal pemerintah terhadap praktisi pendidikan akan sangat berpengaruh positif terhadap perkembangan kualitas pendidikan dimasa mendatang. Selamat Hari Guru, semoga Allah tetap meridloi kiprahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar