30 Jun 2011

Iskandar Minta Para Bidan Pro Aktif Sosialisasikan Program Jampersal

Kadinkes Pandeglang

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Pandeglang H. Iskandar meminta para Bidan lebih pro aktif dalam menyosialisasikan program jaminan persalinan (Jampersal) kepada masyarakat. Jaminan persalinan ini di Pandeglang diberikan kepada semua ibu hamil agar dapat mengakses pelayanan kesehatan mulai pemeriksaan kehamilan hingga melahirkan, termasuk perawatan bayinya.
Hal itu disampaikan Kadinkes H. Iskandar disela-sela monitoring pelaksanaan kegiatan pembinaan teknis (bintek) manajemen Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) bagi para Bidan di Puskesmas Cikupa, Pandeglang, Selasa (27/6) kemarin.
Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Puskesmas Cikupa Wati Rachmawati, Kepala Puskesmas Kadomas Pandeglang dr. Cut Budiarti, Kepala Seksi KIA Dinkes Pandeglang Hj. Eniyati serta para bidan dari dua Puskesmas se Kecamatan Pandeglang.
Dia menjelaskan, seluruh persalinan ibu hamil di Pandeglang mulai tahun ini dimungkinkan mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak secara gratis. Hal itu dikarenakan berbagai program pemerintah yang ada telah menyediakan jaminan persalinan seperti Asuransi Kesehatan bagi pegawai negeri, jaminan sosial tenaga kerja bagi karyawan swasta, Jamkesmas bagi keluarga miskin. Sedangkan bagi ibu hamil yang belum mempunyai jaminan/asuransi, kini pembiayaannya ditanggulangi melalui program Jampersal.
Iskandar pun mengingatkan, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan no.631/Menkes/Per/III/2011 tentang petunjuk teknis Jampersal, pelayanan Jampersal berlaku dengan ketentuan ibu hamil disyaratkan melahirkan di fasilitas kesehatan baik milik pemerintah (Poskesdes, puskesmas dan rumah sakit red) maupun fasilitas kesehatan swasta (praktek bidan, rumah bersalin atau klinik red) yang telah melakukan kerjasama dengan Dinkes Pandeglang.
 “Oleh karena itu peran para bidan dan semua petugas puskesmas sangat penting dalam memberikan informasi keberadaan program jampersal di masyarakat, agar tujuan dilaksanakannya program ini benar-benar sesuai petunjuk dan aturan yang berlaku dan manfaat Jampersal dapat dinikmati oleh warga khususnya ibu hamil,” jelasnya.
 Iskandar menegaskan sejak 1 mei 2011 seluruh fasilitas kesehatan di Pandeglang sudah melayani Jampersal. “Untuk fasilitas kesehatan swasta yang bekerja sama melayani Program Jampersal ditandai dengan stiker,” tegasnya.
Oleh karena itu, Iskandar mengajak seluruh fasilitas pelayanan kesehatan swasta yang ada di Pandeglang untuk menyukseskan program persalinan gratis ini melalui kerja sama Program Jampersal dengan mengajukan surat permohonan secara resmi kepada Dinas Kesehatan Pandeglang.
Kepala Puskesmas Cikupa Wati Rachmawati mengatakan manajeman KIA terutama dalam persoalan pencatatan dan pelaporan perlu terus diperkuat agar data pelayanan KIA yang telah dilaksanakan terdokumentasi secara benar. “Validitas data kesehatan ibu dan anak harus mendapat perhatian dari semua bidan agar hasil capaian selama melaksanakan tugas sesuai dengan fakta yang ada di lapangan,” kata Wati.
Sementara itu, Kepala Seksi KIA, Eniyati mengaku optimistis, melalui Program Jampersal, perilaku ibu hamil untuk bersalin di fasilitas kesehatan meningkat. Hal itu karena ibu hamil yang bersalin di fasilitas kesehatan baik Poskesdes, Puskesmas, Rumah Sakit maupun fasilitas kesehatan swasta yang ditunjuk, telah mendapat jaminan pembiayaan gratis. “Tahun ini kita estimasi (data perkiraan red) ada sebanyak 27.632 ibu hamil di Pandeglang, dan kita mentargetkan 75 persen ibu hamil bersalin oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan,” kata Eni.

Memberi Sesuatu Demi Masa Depan Anak

MEMBERI sesuatu demi masa depan anak. Mungkin kalimat ini sering didengar dalam perbincangan para orang tua. Namun dalam prakteknya, melakukan sesuatu untuk masa depan anak kerap  terabaikan. Diantara
penyebabnya yakni alasan ‘sibuk’. Begitulah kira-kira jawaban orang tua khususnya para wanita karir super sibuk saat harus mendampingi sang anak dalam sebuah acara sekolah yang melibatkan wali murid.

Begitupun saat dirumah banyak orangtua terlalu lelah memberikan perhatian, sehingga cenderung mengabaikan perhatian terhadap anak. Kendati begitu tentu tidak semua orangtua karir kurang peka terhadap
masa depan anak. Buktinya, ditengah-tengah kesibukannya, Wakil Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Pandeglang Hj. Juju Rusjuana masih sempat meluangkan waktu untuk menghadiri rangkaian kegiatan putri sulungnya Anggya Ramadhani siswi SDN 4 Pandeglang dalam acara kelulusan dan perpisahan.

Dia menuturkan, kesibukannya sebagai pegawai dan aktif di organisasi profesi tidak menghalangi untuk tetap memberikan perhatian penuh terhadap anak-anak, termasuk kehadirannya di sekolah saat pembagian raport apalagi moment kelulusan anak dari sekolah dasar.

Ditanya soal kesibukannya, Juju yang juga Istri Kadinkes Pandeglang H. Iskandar mengatakan sekarang  IBI sedang menyiapkan berbagai kegiatan rangkaian Hari Jadi Bidan yang jatuh setiap 24 Juni. “Menyambut hari
jadi Bidan ke-60 tahun 2011, kita sedang menyiapkan beberapa kegiatan seperti Gerak Jalan Sehat yang diselenggarakan pengurus IBI tingkat Provinsi Banten pada Hari Minggu (19/6) yang dipusatkan di alun-alun
Kota Serang,” tutur Juju disela-sela mengikuti kegiatan pengumuman kelulusan dan perpisahan SDN 4 Pandeglang di Grha Pancasila Pandeglang, Kamis (16/6).

29 Jun 2011

Kinerja Bidan Dituntut Lebih Optimal


KINERJA Bidan harus optimal. Itulah kata kunci dalam kegiatan pembinaan teknis (Bintek) manajemen Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang kini sedang gencar dilakukan di setiap Puskesmas. Tingginya tuntutan kinerja bukan saja dari atasan para bidan, masyarakatpun mengharapkan hal yang sama. Semua menginginkan kinerja para Bidan di Pandeglang bisa lebih optimal. Terlebih dengan adanya Program Jampersal dan target persalinan oleh tenaga kesehatan serta dalam rangka mempercepat angka kematian ibu dan anak yang dinilai masih cukup tinggi.
Untuk itulah, selain motivasi dan kemampuan teknis dalam melakukan pelayanan KIA, para bidan perlu dibekali dalam membuat laporan kegiatan. Pasalnya, seluruh kerja bidan saat ini sesuai tugas pokok dan fungsinya mulai pemeriksaan kehamilan hingga proses persalinan dan perawatan bayi harus dapat dipertanggungjawabkan secara administrasi.
Kepala Puskesmas Cikupa Wati Rachmawati mengatakan, manajeman KIA terutama dalam persoalan pencatatan dan pelaporan perlu terus diperkuat agar data pelayanan KIA yang telah dilaksanakan terdokumentasi secara benar. “Validitas data kesehatan ibu dan anak harus mendapat perhatian dari semua bidan agar hasil capaian selama melaksanakan tugas sesuai dengan fakta yang ada di lapangan,” kata Wati disela-sela kegiatan Bintek Manajemen KIA bagi para Bidan Kelurahan di wilayah Puskesmas se Kecamatan Pandeglang yang digelar di Puskesmas Cikupa, Selasa (27/6) kemarin.


28 Jun 2011

HUT IBI Banten Gelar Jalan Sehat


DITENGAH-tengah kesibukannya sebagai PNS dan sejumlah aktivitas kantor yang saat ini sedang dikerjakan, Wakil Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Pandeglang Hj. Juju Rusjuana masih sempat meluangkan waktu untuk menghadiri rangkaian kegiatan putri sulungnya Anggya Ramadhani siswi SDN 4 Pandeglang dalam acara kelulusan dan perpisahan.

Menurut Juju panggilan akrab  Istri Kadinkes Pandeglang H. Iskandar ini, kesibukannya sebagai pegawai dan aktif di organisasi profesi tidak menghalangi untuk tetap memberikan perhatian penuh terhadap anak-anak, termasuk kehadirannya di sekolah saat pembagian raport apalagi moment kelulusan anak dari sekolah dasar.

Ditanya soal kesibukannya, Juju mengatakan sekarang  IBI sedang menyiapkan berbagai kegiatan rangkaian Hari Jadi Bidan yang jatuh setiap 24 Juni.

“Menyambut hari jadi Bidan ke-60 tahun 2011, kita sedang menyiapkan beberapa kegiatan seperti Gerak Jalan Sehat yang diselenggarakan pengurus IBI tingkat Provinsi Banten pada Hari Minggu (19/6) yang dipusatkan di alun-alun Kota Serang,” tutur Juju disela-sela mengikuti kegiatan pengumuman kelulusan dan perpisahan SDN 4 Pandeglang di Grha Pancasila Pandeglang, Kamis (16/6).

27 Jun 2011

Untuk Kategori Dokter dan Nutrisionis : Pandeglang Rebut Dua Nakes Teladan Banten 2011


DALAM ajang pemilihan tenaga kesehatan (nakes) tingkat Provinsi Banten tahun 2011, Kabupaten Pandeglang boleh berbangga. Pasalnya, dari empat kategori nakes teladan yang dinilai tim penilai Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten, dua kategori teladan pertama diantaranya di raih para Nakes Teladan Pandeglang.
Hal itu berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kadinkes Banten No.821/3172/VI/2011 tertanggal 15 Juni 2011 tentang penetapan Nakes Teladan Tingkat Provinsi Banten tahun 2011 yang dirilis panitia seleksi (Pansel) Nakes Teladan Pandeglang, Rabu (15/6) sore.
Kepala Dinkes Pandeglang H. Iskandar mengatakan,  dari empat Kategori teladan yang diikutkan dalam seleksi teladan tingkat provinsi yakni dokter, perawat, petugas gizi dan sanitarian, nakes pandeglang menjadi yang terbaik untuk kategori dokter dan petugas gizi.
“Kedua nakes teladan duta Pandeglang yang terpilih yakni dr. H. Furqon HT sebagai dokter teladan I tingkat Provinsi Banten tahun 2011 dan Elly Amalia yang juga menjadi tenaga gizi (nutrisionis) teladan I tingkat provinsi,” ungkap H. Iskandar di dampingi Kepala Bidang Sumberdaya Kesehatan Akhrul Aprianto di Kantornya, Rabu (15/6) kemarin.
Sementara Akhrul yang juga bertindak selaku Pansel Nakes Teladan Tingkat Kabupaten Pandeglang menambahkan, dengan penetapan teladan ini, pihak dinkes berharap keduanya dapat menjadi contoh bagi pegawai puskesmas lainnya untuk bekerja dan memberikan pengabdian yang terbaik kepada masyarakat sesuai profesi masing-masing.
“Pemilihan tenaga kesehatan teladan bagi pegawai puskesmas melalui proses seleksi yang panjang dan kita nilai sepanjang tahun karena terkait dengan kinerja pegawai selama melaksanakan tugas dan pengabdian di masyarakat. Oleh karena itu selayaknya yang berprestasi mendapat penghargaan,” katanya.

26 Jun 2011

Tim Penilai Banten Verifikasi Wakil Pandeglang Dalam Lomba Desa/Kelurahan Tingkat Provinsi


TIM PENILAI lomba desa dan kelurahan tingkat Provinsi Banten melakukan verifikasi untuk melihat perkembangan pembangunan di Desa Kupahandap Kecamatan Cimanuk dan Kelurahan Pandeglang Kecamatan Pandeglang. Desa Kupahandap dan Kelurahan Pandeglang merupakan wakil Pandeglang untuk lomba desa/kelurahan tingkat Provinsi Banten tahun 2011.

Tim penilai merupakan gabungan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) tingkat provinsi seperti, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa (BPPMD), Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Tim Penggerak PKK, Satpol PP serta untuk Setda Provinsi lain yang terkait.

Wakil Bupati Pandeglang Hj. Heryani yang menerima Tim Penilai di Balai Desa Kupahandap dalam sambutannya mengatakan Desa Kupahandap merupakan salah satu desa terbaik hasil seleksi tim penilai lomba desa tingkat Kabupaten Pandeglang. Karenanya, dia memaparkan Desa Kupahandap siap diverifikasi oleh tim penilai tingkat Provinsi Banten.

Dia menegaskan, penilaian lomba desa/kelurahan merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan melakukan evaluasi perkembangan pembangunan desa oleh masyarakat setempat. “Pokus kegiatan yang menjadi unggulan untuk meraih keberhasilan dalam lomba desa adalah peran serta masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam semua proses pembangunan di desa,” kata Wabup Heryani, Selasa (21/6) kemarin.

Seusai diterima di Balaidesa Kupahandap, Tim yang diketuai Casto Suyono yang juga Sekretraris BPPMD Provinsi Banten meninjau lokasi yang menjadi sasaran penilaian diantaranya Posyandu, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), serta Rumah Sehat. Menurut Suyono, lomba desa/kelurahan dilaksanakan mengacu pada Permendagri No.13/2007. “Tujuannya adalah untuk pembinaan desa atau kelurahan, terutama menyangkut delapan aspek penilaian yang menjadi indikator lomba,” katanya.

Ke-delapan aspek penilaian tersebut yakni bidang pemerintahan desa, kesehatan masyarakat, pendidikan, perekonomian, partisipasi masyarakat, keamanan ketertiban dan keindahan (K3), lembaga kemasyarakatan dan pemberdayaan perempuan.

Apresiassi Kinerja Bidan
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Pandeglang H. Iskandar memberikan apresiasi atas kinerja Bidan Desa (Bides) Kupahandap Mely Dotaria yang saat ini tinggal di desa menempati bangunan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) di Desa Kupahandap.

“Kinerja pelayanan kesehatan yang paling menonjol adalah terbebasnya Desa Kupahandap dari kasus gizi buruk dan semakin terjalinnya kemitraan paraji (dukun beranak red) dengan Bidan Desa,” tutur Kadinkes Pandeglang H. Iskandar disela-sela mendampingi kunjungan Tim Penilai Lomba Desa/kelurahan di lokasi penilaian Pos pelayanan Terpadu (Posyandu) Desa Kupahandap, Selasa (21/6).

Maka wajar jika kemudian Desa Kupahandap bertekad beranjak maju dari yang terbaik di tingkat kabupaten menjadi desa yang terbaik ditingkat propinsi. Bahkan bukan hanya itu, menurut Iskandar, Dinkes Pandeglang menjagokan Desa Kupahandap untuk lomba Gerakan Sayang Ibu (GSI) dan Lomba Desa dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tingkat Provinsi  Banten yang berencana bakal digelar pada bulan Juli tahun ini. Optimistis tersebut tak berlebihan, selain kinerja bidan desa (bides) yang didukung puskesmas dan penggerakan sasaran oleh lintas sektor, tambah Iskandar, peran serta masyarakat dan kerjasama serta kekompakan aparat desa dan warga sangat harmonis. Hal itu terbukti dari sudah tersedianya pondok sayang ibu yang didirikan oleh warga setempat serta tampak terlihat  lingkungan pemukiman warga yang bersih dan asri.

Usai melakukan penilaian di Desa Kupahandap, Tim melanjutkan penilaian di Kelurahan Pandeglang. Di  Kelurahan Pandeglang Tim Penilai disuguhi atraksi Rampak Beduk dan sambutan meriah dari masyarakat setempat. 

25 Jun 2011

Kadinkes Pandeglang Apresiasi Kinerja Bides Kupahandap


H. Iskandar
KINERJA pelayanan kesehatan terutama petugas kesehatan ditingkat desa mendapat respon positif dari masyarakat dan tim penilai provinsi. Hal itu terkuak dari hasil cakupan pelayanan oleh bidan desa yang terungkap saat Tim Penilai Lomba Desa/Kelurahan Tingkat Provinsi Banten melakukan verifikasi/penilaian di Desa Kupahandap Kecamatan Cimanuk, Kab. Pandeglang, Selasa (21/6) kemarin. Oleh karena itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Pandeglang H. Iskandar memberikan apresiasi atas kinerja Bidan Desa (Bides) Kupahandap Mely Dotaria yang saat ini tinggal di desa menempati bangunan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) di Desa Kupahandap.
“Kinerja pelayanan kesehatan yang paling menonjol adalah terbebasnya Desa Kupahandap dari kasus gizi buruk dan semakin terjalinnya kemitraan paraji (dukun beranak red) dengan Bidan Desa,” tutur Kadinkes Pandeglang H. Iskandar disela-sela mendampingi kunjungan Tim Penilai Lomba Desa/kelurahan di lokasi penilaian Pos pelayanan Terpadu (Posyandu) Desa Kupahandap, Selasa (21/6).
Maka wajar jika kemudian Desa Kupahandap bertekad beranjak maju dari yang terbaik di tingkat kabupaten menjadi desa yang terbaik ditingkat propinsi. Bahkan bukan hanya itu, menurut Iskandar, Dinkes Pandeglang menjagokan Desa Kupahandap untuk lomba Gerakan Sayang Ibu (GSI) dan Lomba Desa dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tingkat Provinsi  Banten yang berencana bakal digelar pada bulan Juli tahun ini. Optimistis tersebut tak berlebihan, selain kinerja bidan desa (bides) yang didukung puskesmas dan penggerakan sasaran oleh lintas sektor, tambah Iskandar, peran serta masyarakat dan kerjasama serta kekompakan aparat desa dan warga sangat harmonis. Hal itu terbukti dari sudah tersedianya pondok sayang ibu yang didirikan oleh warga setempat serta tampak terlihat  lingkungan pemukiman warga yang bersih dan asri.

24 Jun 2011

HUT IBI 24 Juni 2011 : Profesi Bidan Strategis Turunkan AKI dan AKB

Hj. Juju Rusjuana Iskandar
IKATAN Bidan Indonesia (IBI) genap berusia 60 tahun pada Jum’at, 24 Juni 2011. Usia yang sangat matang dengan banyak pengalaman yang sudah dilalui sebagai organisasi profesi. Dengan usia organisasi IBI yang sudah sangat matang sudah banyak yang dapat dihasilkan terutama dalam rangka meningkatkan eksistensi dan perannya di masyarakat sebagai pemberi pelayanan kesehatan khususnya bidang kesehatan ibu dan anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB).
Wakil Ketua IBI Pandeglang Hj. Juju Rusjuana Iskandar mengatakan, IBI sebagai satu-satunya wadah organisasi profesi bidan, mempunyai posisi penting dan strategis dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). “Melalui pelayanan KIA dan KB yang berkesinambungan serta pelayanan paripurna mulai ditingkat desa sampai pelayanan rujukan di rumah sakit, bidan berkomitmen dalam menekan AKI dan AKB untuk mencapai target Millenium Depelovment Goal’s (MDG’s) pada 2015,” tutur Hj. Juju Rusjuana Iskandar yang ditanya Kiprah IBI terkait HUT nya yang ke- 60, Kamis (23/6) kemarin.
Juju yang juga Istri Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar menjelaskan, sesuai dengan permasalah dan isu terkini dalam pelayanan KIA dan KB maka tema peringatan HUT IBI tahun ini adalah “Penguatan profesi Bidan dalam mendukung percepatan Pencapaian MDG’S 2015”.

Berbagai regulasi dan kegiatan pun diselenggarakan guna mendukung penguatan profesi bidan seperti diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang standar Profesi Bidan. “Bidan bertekad untuk menyelamatkan ibu dan anak dengan pelayanan bidan terstandar, sekaligus menjadi pendamping perempuan dalam proses perjalanan kehamilan dan persalaman yang aman,” jelasnya.
Ditambahkan, mengisi hari jadinya, IBI menggelar rangkaian kegiatanditingkat provinsi maupun Kabupaten Pandeglang seperti seminar, workshop, Bakti Sosial, Jalan Santai serta kunjungan ke sesepuh IBI.

Bidan : Jalin Kemitraan dengan Paraji


Bidan Mely Dotaria
TANTANGAN terberat tugas bidan di desa ternyata bukan bagaimana menolong ibu bersalin. Sebab dengan latar belakang pendidikan setingkat Diploma 3, kemampuan bidan desa sudah dipastikan teruji dalam menangani persalinan normal. Namun justru yang menjadi tugas penting bidan terutama bagi pemula yang ditempatkan di desa adalah bagaimana menjalin kemitraan dengan paraji (dukun beranak red) yang lebih dulu eksis di masyarakat.  Karena itu, menurut Mely Dotaria bidan desa yang baru ditempatkan tiga bulan di Desa Kupahandap Kecamatan Cimanuk, dirinya dibantu pembina desa lainnya dan bidan koordinator Puskesmas Cimanuk terus menggalang kerja sama dengan paraji setempat. “Kemitraan dengan paraji dimaksudkan agar ibu hamil dalam proses melahirkan bisa ditangani secara aman oleh bidan,” tutur Bidan Mely disela-sela kunjungan Tim Penilai Lomba Desa Tingkat Provinsi Banten di Balai Desa Kupahandap Kecamatan Cimanuk, Selasa (21/6).
Mely menjelaskan, sejak ditempatkan di Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Kupahandap pada April 2011, dirinya telah melakukan pemeriksaan terhadap 38 ibu hamil, 17 diantaranya telah melahirkan, namun dua ibu melahirkan masih ditolong paraji. “Kita terus mengajak seluruh ibu hamil untuk bersalin oleh tenaga kesehatan, termasuk mengajak semua paraji untuk bermitra dengan bidan desa,” katanya.

Hari Jadi Bidan ke-60 : IBI Komitmen Turunkan AKI & AKB


Hj. Eniyati, SKM
IKATAN Bidan Indonesia (IBI) genap berusia 60 tahun pada Jum’at, 24 Juni 2011. Usia yang sangat matang dengan banyak pengalaman yang sudah dilalui sebagai organisasi profesi. Dengan usianya yang terbilang sepuh, kontribusi IBI sudah banyak dinikmati masyarakat terutama kiprah para bidan dalam rangka meningkatkan eksistensi dan perannya di masyarakat sebagai pemberi pelayanan kesehatan khususnya bidang kesehatan ibu dan anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB).
Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Pandeglang Bidan Hj. Eniyati, SKM mengatakan, pengalaman adalah kekayaan untuk menyongsong masa depan yang penuh tantangan. “Salah satunya adalah tantangan pelayanan kesehatan diera globalisasi yang menuntut prefesionalisme bagi setiap bidan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya melayani masyarakat,” ungkap Eniyati didampingi Wakil IBI Pandeglang Hj. Juju Rusjuana, kemarin.

Terkait hari jadi bidan, Eniyati menjelaskan, sesuai dengan permasalah dan isu terkini dalam pelayanan KIA dan KB, maka tema peringatan HUT IBI tahun ini adalah “Penguatan profesi Bidan dalam mendukung percepatan Pencapaian MDG’S 2015”.  “IBI bertekad lebih meningkatkan peran dan kontribusi para bidan dalam percepatan MDG’s 2015 pada poin keempat dan kelima yaitu mengurangi tingkat kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu,” kata Eniyati yang juga Kepala Seksi KIA Dinkes Pandeglang.

Wakil Ketua IBI Pandeglang Hj. Juju Rusjuana menambahkan, IBI sebagai satu-satunya wadah organisasi profesi bidan, mempunyai posisi penting dan strategis dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). “Melalui pelayanan KIA dan KB yang berkesinambungan serta pelayanan paripurna mulai ditingkat desa sampai pelayanan rujukan di rumah sakit, bidan berkomitmen dalam menekan AKI dan AKB di Pandeglang,” ujar Juju.
Berbagai regulasi dan kegiatan pun diselenggarakan pengurus IBI guna mendukung penguatan profesi bidan seperti diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang standar Profesi Bidan dan pendidikan Bidan minimal setingkat Diploma III. “IBI bertekad untuk menyelamatkan ibu dan anak dengan pelayanan bidan terstandar, sekaligus menjadi pendamping perempuan dalam proses perjalanan kehamilan dan persaliman yang aman,” tegas Juju yang juga istri Kadinkes Pandeglang H. Iskandar.
Ditambahkan, untuk mengisi hari jadinya, IBI menggelar rangkaian kegiatan baik ditingkat provinsi maupun Kabupaten Pandeglang seperti seminar, workshop, Bakti Sosial, Jalan Santai serta kunjungan ke sesepuh IBI.

14 Jun 2011

Hj. Erna Erwan Kurtubi 'Jadikan Olah Raga Sebagai Gaya Hidup'

Hj. Erna Erwan Kurtubi

BEROLAH raga untuk kesehatan dan kebugaran jasmani bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Hanya tentunya, beraktifitas olah raga juga harus teratur, memperhatikan lingkungan yang aman dan nyaman serta disesuaikan dengan kondisi tubuh.
“Dengan berolahraga atau beraktifitas fisik yang teratur, diharapkan tubuh dapat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan pisik dan mental yang berlebihan. Oleh karena itu, olah raga harus menjadi gaya hidup bagi kita semua,” kata Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pandeglang Hj. Erna Erwan Kurtubi disela-sela mengikuti senam bersama seluruh pegawai di lingkungan Setda Pandeglang di Alun-alun Kota Pandeglang, Selasa (14/6).

Dia mengingatkan gaya hidup duduk terus menerus dalam bekerja dan kurangnya gerak tubuh dalam bekerja ditambah dengan adanya faktor resiko berupa merokok dan pola makan yang tidak sehat dapat mengakibatkan penyakit seperti jantung, tekanan darah tinggi, kelebihan berat badan (Obesitas) hingga menimbulkan kecemasan (depresi) atau tekanan mental.

Karenanya, Bu Erwan mengajak masyarakat maupun para pelajar untuk bergabung beraktifitas senam pagi secara rutin bersama seluruh pegawai Pemkab Pandeglang pada setiap Selasa pagi di Alun-alun. 
“Ayo bergerak dan berolah raga secara rutin agar sehat dan bugar. Olah raga senam adalah salah satu olah raga yang paling sering dilakukan baik perorangan dan secara massal, karena selain mudah, senam juga termasuk olah raga yang aman untuk segala umur dan murah,” katanya.

13 Jun 2011

Komunikasi Publik [KP] dan Teknologi Komunikasi [TK]



Komunikasi Publik (Public Communication) adalah salah satu jenis atau bentuk komunikasi, selain komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication), komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), komunikasi kelompok (group communcation), komunikasi organisasi (organization communication), dan komunikasi massa (mass communication). 

Komunikasi Publik dikenal dengan banyak nama/istilah –urusan publik (public affairs), informasi publik (public information), dan hubungan publik (public relation) atau humas (hubungan masyarakat). 

Komunikasi Publik sering pula disebut sebagai komunikasi massa (mass communication), meski komunikasi massa lebih spesifik, yakni komunikasi melalui media massa (communicating with media).

Komunikasi publik lebih luas daripada komunikasi massa. Komunikasi massa ”hanya” menggunakan media massa, seperti suratkabar, majalah, website, radio, dan televisi. 

Komunikasi publik lebih luas lagi. Selain menggunakan media massa, komunikasi publik juga menggunakan e-mail, blog, jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, Yahoo Messengger, Handphone (SMS), dan medium lain yang bisa menjangkau khalayak luas/banyak seperti aksi demo, seminar, diskusi, dan sebagainya.

Jadi, komunikasi publik merupakan kombinasi antara hubungan dengan media masa (media relations), jangkauan komunitas (community outreach), komunikasi krisis (crisis communication), relasi pelanggan (customer relations), perencanaan acara (event planning), komunikasi risiko (risk communication).

Komunikasi Publik adalah penyampaian pesan (message), berupa ide atau gagasa, informasi, ajakan, dan sebagainya kepada orang banyak. Sarananya, bisa media massa, bisa pula melalui orasi pada rapat umum atau aksi demonstrasi, blog, situs jejaring sosial, kolom komentar di website/blog, e-mail, milis, SMS, surat, surat pembaca, reklame, spanduk, atau apa pun yang bisa menjangkau publik. Yang pasti, Komunikasi Publik memerlukan keterampilan komunikasi lisan dan tulisan agar pesan dapat disampaikan secara efektif dan efisien.

Komunikasi Publik dapat diakukan oleh siapa pun, dapat pula dilakukan oleh seorang komunikator publik profesional. Mereka yang termasuk Komunikator Publik Profesional antara lain, manager dan staf PR/Humas, wartawan, penyiar radio, presenter, penyaji ramalan cuaca, dan sebagainya.

Kecanggihan teknologi komunikasi saat ini membuat semua orang bisa melakukan komuniksi publik. Sekadar contoh, jika kita memposting sebuah komentar pada sebuah kolom komentar yang dapat diakses banyak orang, maka itu Komunikasi Publik. Jika kita mengatakan sesuatu di ruang publik yang dapat diakses banyak orang, maka itu Komunikasi Publik.
 

Ciri utama Komunikasi Publik adalah berisi pesan yang penting diketahui publik –dikenal dengan Informasi Publik. Yang dikomunikasikan menyangkut urusan publik (Public Affairs) atau yang diharapkan menggugah orang banyak.

Sebagai contoh, mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji memilih jalur Komunikasi Publik ketika ia membeberkan indikasi adanya makelar kasus di internal Polri. Wasalam. (Draft makalah “Komunikasi Publik: Makna, Urgensi, dan Strategi” pada Diklat Kader sebuah Partai Politik di Bandung. By ASM. Romli, diolah dari berbagai sumber. Copyright © www.romeltea.com).*