29 Feb 2012

Dinkop UMKM Apresiasi Kinerja KPH Warga Kesehatan


KENDATI secara kuantitas (jumlah red) koperasi di Kabupaten Pandeglang cukup banyak, namun secara kualitas banyak tantangan yang harus dihadapi oleh badan usaha  bersama dengan asas kekeluargaan ini.
Salah satu indikasinya yakni penyelenggaraan rapat anggota tahunan (RAT) koperasi yang tidak dilaksanakan setiap tahun. Padahal, RAT merupakan alat kontrol anggota untuk mengevaluasi kinerja pengurus setiap tahunnya.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Koperasi Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) Pandeglang H. Olis Solihin disela membuka RAT Koperasi Palang Hijau (KPH) warga kesehatan di aula gedung PKPRI Pandeglang, Senin (27/2) kemarin.
Dalam kesempatan itu, Olis mengapresiasi kinerja KPH warga kesehatan yang telah mempertahankan predikat sebagai salah satu koperasi terbaik dengan keanggotaan dan aset modal usaha yang terbilang sangat besar.
Dijelaskan, hingga saat ini terdapat sekitar 878 koperasi yang ada di Pandeglang. “Sebagian memang harus dibenahi karena belum bisa menggelar RAT setiap tahun, karena ada banyak masalah dalam kepengurusannya,” jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut Olis, pihaknya terus membina perkoperasian yang ada sehingga keberadaan koperasi tidak hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pengurus tertentu.
Dia mengungkapkan, sepanjang 2011 Dinas Koperasi dan UMKM terpaksa membubarkan 99 koperasi yang ada. Begitupun pada 2012, sebanyak 50 koperasi lainnya terancam dibubarkan. Hal itu karena adanya penyelewengan dana koperasi.  “”Karena bantuan yang seharusnya disalurkan ke anggota, ternyata hanya dimanfaatkan pengurus saja,” ungkap Olis. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

28 Feb 2012

Pengurus KPH Warga Kesehatan 2012-2015 Dikukuhkan


KEPENGURUSAN Koperasi Palang Hijau (KPH) Warga Kesehatan Kabupaten Pandeglang periode 2012-2015 kembali dikukuhkan. Keputusan pengukuhan pengurus koperasi tersebut menyusul adanya kesepakatan anggota dalam rapat anggota tahunan (RAT) KPH Warga Kesehatan yang digelar di aula Gedung PKPRI Pandeglang, Senin (27/2).
Pengambilan sumpah pengurus baru dilakukan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar selaku pembina KPH warga kesehatan. Sementara itu pelantikan pengurus koperasi oleh Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Pandeglang H. Olis Solihin.
Sebelumnya rapat anggota telah meminta keterangan dan pertanggungjawaban pengurus KPH periode 2008-2011 dan dewan pengawas koperasi mengenai pengelolaan koperasi selama masa kerja empat tahun.
Hadir dalam RAT untuk yang ke-29 kalinya ini, Ketua Dekopinda Pandeglang H. Daud, Ketua PKPRI Pandeglang H. Utang Ali Muchtar serta sebagian anggota KPH yang berjumlah ratusan.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Pandeglang H. Olis Solihin mengatakan, rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam usaha perkoperasian. “Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian Pengurus dan Pengawas sepenuhnya merupakan hak anggota,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar meminta pengurus terpilih nantinya lebih jeli melihat peluang usaha guna lebih meningkatkan kesejahteraan anggota. Dia juga meminta pengurus koperasi lebih pro aktif menggalang keanggotaan KPH, hal itu karena masih banyak tenaga kesehatan yang belum menjadi anggota koperasi.
Ketua KPH terpilih H. Agus Tating menjelaskan, selain menerima laporan pertanggungjawaban pengurus, rapat anggota telah mengesahkan rencana kerja, rencana pendapatan dan belanja koperasi termasuk pengesahan laporan keuangan koperasi. “Kami juga membagikan sisa hasil usaha (SHU) koperasi tahun ini buat semua anggota sebesar Rp. 326.078.701,- naik dari tahun sebelumnya Rp. 291.180.938,-,” jelasnya.
Ditambahkan, hingga tahun buku 2011 aset KPH sudah mencapai Rp. 6,2 Milyar lebih dengan keanggotaan sebanyak 924 orang, adapun kegiatan utama koperasi yakni bidang usaha unit simpan pinjam, warung serba ada (Waserda) dan foto copy.

Berikut Pengurus dan Pengawas KPH Warga Kesehatan Periode 2012-2015

Pengurus KPH Warga Kesehatan Periode 2012-2015
Ketua : H. Agus Tating
Wakil Ketua : Hj. Rd. Tati Suchrawati
Sekretaris I : H. Didi Suhandi, SKM, M.Si
Sekretaris II : Drs. H. Sefudin
Bendahara : Hj. Uhan Hamdah

Badan Pengawas KPH Warga Kesehatan Periode 2012-2015
Ketua : Damanhuri, SE
Anggota : Drs. E.A.Sopandi
Anggota : H. Mista Mahfuzi, SKM

27 Feb 2012

Tenaga Perawat Ujung Tombak Pelayanan Kesehatan


WAKIL Ketua Komisi IX DPR Irgan Chairul Mahfiz menyatakan, tenaga perawat merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan langsung di masyarakat sehingga perlu dibuat sebuah pengaturan khusus bagi profesi perawat.
"Tenaga perawat sangat dibutuhkan, namun sayangnya tenaga perawat belum mendapat perhatian serius layaknya tenaga dokter yang sudah memiliki undang-undang sendiri," kata Irgan Chairul Mahfiz di Medan, Sumatera Utara, Senin.
Pernyataan itu disampaikan saat digelar pertemuan Komisi IX DPR dengan pemangku kepentingan kesehatan di Sumatera Utara dalam rangka kunjungan kerja Panja RUU Keperawatan.
Dia mengatakan, layaknya dokter, undang-undang terkait tenaga perawat juga sangat dibutuhkan. Dengan adanya undang-undang itu nantinya akan ada payung hukum jelas yang mengatur kerja para tenaga perawat.
Dengan adanya undang-undang tersebut akan memberikan perlindungan kepada profesi perawat, yang juga mengatur mengenai pelayanan keperawatan, kompetensi serta tugas-tugas sebagai tenaga perawat yang juga merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
"UU tersebut bertujuan juga agar tugas atau kerja-kerja tenaga perawat tidak tumpang tindih atau bersinggungan dengan tenaga kerja medis lainnya. (rr)

23 Feb 2012

Koperasi Palang Hijau Gelar RAT, Senin (27/2/2012)


RAPAT anggota tahunan (RAT) adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Hal itu amanat UU nomor 25/1992 tentang Perkoperasian. Setiap tahun RAT wajib dilaksanakan sebagai laporan pertanggungjawaban pengurus koperasi kepada anggotanya.
Begitupun bagi Koperasi Palang Hijau (KPH) Kabupaten Pandeglang yang bersiap melaksanakan RAT ke-29 untuk tahun buku 2011. Berbagai persiapan menjelang RAT terus dilakukan para pengurus, terlebih pada RAT ini berbarengan dengan pemilihan kepengurusan KPH periode 2012-20016.
Ketua Pengurus KPH Pandeglang H. Agus Tating mengatakan, RAT KPH merupakan agenda tahunan pengurus yang telah diberikan mandat dari anggota. “Ini bentuk tanggung jawab kami sebagai pengurus dalam merealisasikan pelaksanaan rencana kerja serta program-program yang telah disepakati pada RAT tahun buku 2010,” kata H. Agus Tating usai memimpin rapat pengurus di Kantor KPH Jl. Ciwasiat no.13 Pandeglang, Rabu (22/2).
Dia menjelaskan, kehadiran anggota dalam Forum  RAT penting karena anggota sebagai pemilik koperasi, sehingga harus mengetahui keadaan dan perkembangan serta jalannya koperasi baik dari segi organisasi, permodalan maupun usaha.
Oleh karena itu, dia mengajak seluruh anggota KPH yang tidak berhalangan untuk mengikuti RAT yang akan diselenggarakan di Gedung PKPRI Pandeglang pada Senin (27/2) mendatang.
Ditambahkan, anggota KPH saat ini berjumlah 924 orang sebagian besar terdiri dari PNS dan pensiunan pegawai di lingkungan Dinas Kesehatan, termasuk pegawai puskesmas dan rumah sakit. (mr.adesetiawan@gmail.com)*** 

22 Feb 2012

Dinkes Jamin Biaya Pengobatan Supiah Warga Desa Ciinjuk yang Menderita Lumpuh


DINAS Kesehatan (Dinkes) Pandeglang akan menjamin seluruh biaya pengobatan Supiah (25) warga yang lumpuh sejak dua tahun lalu.
Kepastian jaminan perawatan Supiah dikarenakan yang bersangkutan adalah keluarga miskin (Gakin), sehingga dengan demikian seluruh pembiayaannya dijaminmelalui program Jamkesmas.
Hal itu diungkapkan Kadinkes H. Iskandar disela kunjungan ke kediaman keluarga Supiah Kp Pasir Bengkok Desa Ciinjuk, Kecamatan Cadasari, Pandeglang, Selasa (21/2) kemarin.
Iskandar yang didampingi Camat Cadasari H. Agus Rahmat dan Kades Ciinjuk Aan San’ani serta Kepala Puskesmas Cadasari dr. Daeng Suganjar atas nama Pemkab Pandeglang mengaku perihatin atas penyakit yang diderita keluarga Supiah dan berjanji akan membantu memfasilitasi seluruh biaya perawatannya, bahkan kalaupun harus dirujuk ke rumah sakit pusat di Jakarta Dinkes akan menjamin tidak akan dibebankan biaya.
“Belum diketahui secara pasti apa penyakit yang diderita Supiah, karena harus dilakukan tindakan spesialistik oleh dokter ahli di rumah sakit. Karena itu, Dinkes akan merujuk pasien Supiah untuk mendapat penanganan di RSUD Berkah, besok. (Rabu hari ini red),” katanya.
Keputusan untuk dilakukan rujukan ke rumah sakit yang lebih tinggi, lanjut Iskandar, menunggu hasil pemeriksaan pihak RSUD Pandeglang.
Hadir dalam kesempatan tersebut Kabid Penanggulangan Penyakit Dinkes Pandeglang dr. Hj. Asmani Raneyanti, Kabid Sumberdaya Kesehatan Akhrul Aprianto, Kepala Seksi Pencegahan, pemberantasan dan penanggulangan penyakit, Rita Kusmawati, serta Bidan Desa Ciinjuk Nurul Fitriah.
Kepala Puskesmas Cadasari dr. Daeng Suganjar menbenarkan, sebelumnya puskesmas pernah menangani pasien Supiah, namun karena Supiah harus memperoleh penanganan lebih lanjut, saat itu pihaknya merujuk ke rumah sakit berkah. Menurut dia, selain penanganan oleh dokter spesialis, Supiah membutuhkan penanganan psioterafis untuk mempercepat kesembuhannya.
Sementara itu, Supiah menyatakan harapannya sangat besar untuk mendapatkan pengobatan yang layak sehingga bisa disembuhkan. “Saya berterima kasih ada donatur yang telah memberikan kursi roda sampai bisa duduk kembali. Mudah-mudahan dengan pengobatan dokter nanti dan ijin Allah bisa sembuh kembali,” harapnya.
Diberitakan disejumlah media, Supiah (25) warga Kampung Pasir Bengkok, Desa Ciinjuk, Kecamatan Cadasari, Pandeglang mengalami lumpuh sejak dua tahun lalu. Akibat kondisinya, Supiah hanya terbaring tanpa bisa berbuat apapun. Ketidakmampuan memiliki biaya untuk berobat di rumah sakit membuatnya tetap menjalani pengobatan di rumah. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

21 Feb 2012

IBI Pandeglang Giatkan Sosialisasi STR Bidan


BERDASARKAN peraturan menteri kesehatan (Permenkes) no.1796 tahun 2011 tentang registrasi tenaga kesehatan, tahun ini seluruh tenaga kesehatan termasuk bidan wajib memiliki surat tanda registrasi (STR). Pengaturan ini dimaksudkan agar standar kualitas tenaga kesehatan misalnya bidan memiliki standar kompetensi dan kualitas standar profesi yang sama. Hal ini guna menjamin mutu pelayanan kesehatan yang diberikan bidan kepada masyarakat.
Untuk hal tersebut, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) selaku organisasi profesi para bidan gencar melakukan sosialisasi tentang STR ini, terutama bagi bidan yang bertugas di puskesmas dan bidan desa. Wakil ketua IBI Pandeglang Hj. Juju Rusjuana mengatakan secara bertahap pihaknya terus mengingatkan para anggotanya terutama bagi SIB telah habis masa berlakunya agar segera menyelesaikan persyaratan untuk memperoleh STR bidan.
“Bagi seorang bidan yang telah memiliki surat ijin bidan (SIB) dan masih berlaku, hal itu dalam masa peralihan dianggap sudah memiliki STR sampai masa berlakunya habis,” jelas istri Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang itu yang ditemui di Kantornya, kemarin.
 Berbeda halnya jika bidan yang baru lulus pendidikan kebidanan, terang Juju, mereka harus memiliki STR dan surat ijin praktik sebelum mereka bekerja baik di institusi kesehatan maupun praktik mandiri. “Semua bidan harus mengikuti uji kompetensi dan teregritrasi untuk mendapat STR dan lisensi berupa surat ijin praktik (SIP) dan surat ijin kerja (SIK),” tegas Juju. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

Asep Hardiansyah Ketua HAKLI Periode 2012-2016


AKHIRNYA Asep Hardiansyah terpilih sebagai Ketua Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kabupaten Pandeglang periode 2012-2016. Asep ditetapkan sebagai ketua setelah sebelumnya berhasil memperoleh dukungan suara terbanyak pada Musyawarah Cabang (Muscab) ke-IV HAKLI Kabupaten Pandeglang yang digelar di Taman Wisata Alam Perhutani Kecamatan Carita, Pandeglang Sabtu (18/2) akhir pekan kemarin.
Sekretaris Muscab HAKLI Pandeglang Ade Setiawan mengungkapkan, Asep terpilih setelah mengungguli calon ketua lainnya Yuli Sobari dalam Muscab yang dihadiri 61 peserta. Menurut Ade, Muscab juga telah mengesahkan beberapa agenda diantaranya pengesahan laporan pertanggungjawaban ketua HAKLI periode 2008-2012 dan menyusun program kerja 2012-2016.
“Selanjutnya ketua terpilih diamanatkan untuk menyusun kepengurusan HAKLI Pandeglang periode 2012-2016 dan menyiapkan pelantikan pengurus baru oleh Pengurus Daerah HAKLI Banten,” katanya.
Ketua HAKLI Pandeglang terpilih Asep Hardiansyah mengatakan, siap mengemban amanat Muscab dan berharap dukungan semua anggota untuk menjalankan amanat Muscab melaksanakan program kerja selama empat tahun mendatang. Dia juga berjanji untuk membawa HAKLI menjadi lebih baik sehingga eksistensinya sejajar dengan organisasi profesi kesehatan lainnya di Kabupaten Pandeglang.
Muscab yang dimulai pukul 09.00 Wib dan berakhir sekitar pukul 17.00 tersebut dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar yang juga bertindak selaku pembina organisasi profesi kesehatan yang berada di Pandeglang.
Hadir dalam Muscab yang merupakan agenda empat tahunan tersebut seluruh anggota HAKLI yang bekerja di institusi Dinas Kesehatan, Puskesmas, para ahli kesehatan lingkungan lainnya serta sejumlah ketua dan perwakilan pengurus organisasi profesi kesehatan seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Persatuan Ahli Gizi (Persagi), serta Persatuan Perawat Gigi Indonesia (PPGI) Kabupaten Pandeglang dan Ketua Forum Organisasi Profesi Kesehatan se Kabupaten Pandeglang.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar dalam sambutannya meminta, sanitarian  dan para ahli kesehatan lingkungan Kabupaten Pandeglang lebih meningkatkan profesionalisme sesuai kompetensinya. Profesionalisme ahli kesehatan lingkungan merupakan salah satu sumberdaya kesehatan yang sangat potensial dalam pembangunan kesehatan khususnya pembangunan lingkungan sehat yang berkualitas.
Karena itu, tegas Iskandar pihaknya berharap HAKLI sebagai organisasi profesi perlu lebih memperkuat komitmen dan mendorong agar seluruh anggotanya bisa melaksanakan tugas pokok dan fungsi lebih optimal. “Karena sebagian besar anggota HAKLI adalah pegawai di lingkungan dinas kesehatan, diharapkan bisa lebih meningkatkan cakupan sanitasi dasar untuk mempercepat kabupaten sehat,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, dia juga meminta para sanitarian segera menyelesaikan aturan kepegawaian berkaitan dengan lisensi bagi sanitarian yang harus memiliki sertifikasi kompetensi sesuai keahlian yang dimiliki. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

20 Feb 2012

HAKLI Diminta Tingkatkan Profesionalisme


SANITARIAN dan para ahli kesehatan lingkungan Kabupaten Pandeglang diminta lebih meningkatkan profesionalisme sesuai kompetensinya. Profesionalisme ahli kesehatan lingkungan merupakan salah satu sumberdaya kesehatan yang sangat potensial dalam pembangunan kesehatan khususnya pembangunan lingkungan sehat yang berkualitas.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar saat membuka Musyarawah Cabang (Muscab) ke-IV Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kabupaten Pandeglang yang digelar di Pasanggrahan Taman Wisata Alam Perhutani Pantai Carita, Pandeglang, Sabtu (18/2).
Karena itu, kata Iskandar yang juga bertindak sebagai pembina organisasi profesi kesehatan berharap HAKLI sebagai organisasi profesi perlu lebih memperkuat komitmen dan mendorong agar seluruh anggotanya bisa melaksanakan tugas pokok dan fungsi lebih optimal. “Karena sebagian besar anggota HAKLI adalah pegawai di lingkungan dinas kesehatan, diharapkan bisa lebih meningkatkan cakupan sanitasi dasar untuk mempercepat kabupaten sehat,” ujarnya.
Dia juga meminta para sanitarian segera menyelesaikan aturan kepegawaian berkaitan dengan lisensi bagi sanitarian yang harus memiliki sertifikasi kompetensi sesuai keahlian yang dimiliki.
Hadir dalam Muscab yang merupakan agenda empat tahunan tersebut seluruh anggota HAKLI yang bekerja di institusi Dinas Kesehatan, Puskesmas, para ahli kesehatan lingkungan lainnya serta sejumlah ketua dan perwakilan pengurus organisasi profesi kesehatan lainnya seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Persatuan Ahli Gizi (Persagi), serta Persatuan Perawat Gigi Indonesia (PPGI) Kabupaten Pandeglang dan Ketua Forum Komunikasi Organisasi Profesi Kesehatan se Kabupaten Pandeglang. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

18 Feb 2012

Agenda Muscab IV HAKLI Pandeglang, Sabtu (18/2)


Musyawarah Cabang (Muscab) IV Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kabupaten Pandeglang tahun 2012 merupakan momentum penting pengurus HAKLI Pandeglang periode 2008-2011 untuk melaporkan hasil program kerja selama empat tahun.

Selain itu, Kepengurusan dan keanggotaan HAKLI periode mendatang diharapkan bisa lebih aktif berkiprah di masyarakat serta mampu menyelesaikan pekerjaan rumah yang ditinggalkan pengurus lama.

Sekretaris Panitia Muscab IV Pandeglang Ade Setiawan mengatakan, berdasarkan amanat AD/ART HAKLI Muscab merupakan kekuasaan organisasi tertinggi di kabupaten yang diselenggarakan empat tahun sekali untuk memilih pengurus cabang.

“Muscab juga mengagendakan untuk menyusun program kerja untuk dilaksanakan oleh pengurus cabang HAKLI pandeglang periode 2012-2015,” kata Ade Setiawan.

Ditambahkan, Muscab IV HAKLI Kabupaten Pandeglang yang digelar di Pasanggrahan Perhutani Carita-Pandeglang dilaksanakan pada Sabtu, (18/2) mulai pukul 09.00 Wib akan dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar. 

17 Feb 2012

HAKLI Pandeglang Siap Gelar Muscab ke-IV, Sabtu (18/2/2012)

AKHIR pekan ini salah satu organisasi profesi kesehatan yakni Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kabupaten Pandeglang bakal menggelar musyawarah cabang (Muscab). Muscab yang merupakan agenda
empat tahunan ini akan diikuti sekitar 75 peserta terdiri para ahli kesehatan lingkungan dan sanitarian puskesmas, rumah sakit dan dinas kesehatan se Pandeglang.


Wakil ketua Panitia Muscab Asep Hardiansyah mengungkapkan, Muscab kali ini selain akan menyampaikan laporan pengurus HAKLI Pandeglang 2008-2011, sekaligus akan dilakukan pemilihan kepengurusan baru HAKLI
periode 2012-2015.

“Rencananya HAKLI akan Muscab bertempat di Pesangrahan Perhutani Kecamatan Carita, Sabtu (18/2) akhir pekan,” ungkap Asep disela-sela kesibukannya mempersiapkan agenda Muscab disekretariat HAKLI Jl. Bhayangkara No.3 Pandeglang.

Dijelaskan, HAKLI bertujuan menghimpun, membina dan mengembangkan serta mangamalkan ilmu dan teknologi dibidang kesehatan lingkungan (Kesling) dalam mencapai lingkungan yang sehat. 


“Muscab kali ini diharapkan mampu menyusun langkah-langkah kegiatan yang konkret untuk bisa dilaksanakan oleh kepengurusan HAKLI baru, dengan demikian kondisi kesehatan lingkungan di Kabupaten Pandeglang bisa lebih meningkat,” kata Asep yang juga Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Pandeglang itu, Kamis (16/2). (mr.adesetiawan@gmail.com)***

16 Feb 2012

Kemenkes Gelar Kompetisi Jurnalistik 2012


DALAM rangka meningkatkan peran media dalam menyebarluaskan informasi program pembangunan
kesehatan secara baik dan benar, serta memacu tanggung jawab sosial  media  untuk terlibat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyelenggarakan KOMPETISI JURNALISTIK 2012 dengan syarat dan ketentuan berdasarkan situs resmi Depkes.go.id sebagai berikut :

PESERTA
Peserta berasal dari pewarta media cetak dan online  (koran, majalah, tabloid dan portal/website berita).

TEMA LOMBA
1.  Peningkatan Status Gizi Masyarakat dan Kesehatan Ibu dan Anak.
2.  Penanggulangan Penyakit TB di Indonesia.

WAKTU
Kurun waktu pemuatan tulisan :
- Tema 1: tanggal 1 Januari - 29 Februari 2012.
- Tema 2: tanggal 1 Februari – 24 Maret 2012.Batas waktu penyerahan tulisan :
- Tema 1: tanggal 1 Maret 2012.
- Tema 2: tanggal 25 Maret 2012.

KRITERIA / PERSYARATAN
1. Peserta adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di media massa, nasional atau lokal.
2. Karya jurnalistik yang diikutsertakan adalah karya berbahasa Indonesia maupun behasa Inggris.
3. Tulisan yang dinilai  adalah tulisan yang pernah dimuat di media cetak atau media online. Bukti pemuatan berupa fotokopi/softcopy kliping tulisan/artikel dikirimkan  kepada panitia.
4. Tulisan dapat berbentuk news feature, feature, kolom atau tajuk rencana.
5. Tulisan yang dinilai adalah karya jurnalistik yang benar-benar karya orisinal dan pernah
dimuat di media.
6. Untuk tulisan bersama, maka nama yang ditulis dalam piagam dan hadiah yang diberikan diatasnamakan perangkum tulisan atau penulis yang namanya tercantum paling awal dalam tulisan tersebut, ditambah kata-kata “dan kawan-kawan”.
7. Pengiriman tulisan dapat melalui pos atau email kepada panitia dengan menyertakan fotokopi KTP dan mencantumkan nomor kontak yang dapat dihubungi.

PENJURIAN
1. Pusat Komunikasi Publik Kemenkes menunjuk Dewan Juri independen yang terdiri dari
5 (lima) orang, yang terdiri dari unsur Dewan Pers, Asosiasi  Wartawan, Pengamat/Praktisi Kesehatan, Unit Utama Kementerian Kesehatan, Pusat Komunikasi Publik.
2. Pemilihan juri berdasarkan kompetensi dan rekam jejak di bidangnya masing-masing.
3. Dewan Juri berhak menarik kembali penghargaan yang diberikan seandainya dikemudian hari, karya yang memenangkan penghargaan itu ternyata bermasalah atau tidak memenuhi ketentuan/kriteria yang disyaratkan.
4. Dewan Juri disaksikan oleh Panitia Kompetisi Jurnalistik akan menentukan 3 (tiga) pemenang dan hasilnya akan diserahkan kepada panitia.
5. Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat.
6. Hasil penilaian dewan juri dan penetapan pemenang akan diumumkan pada akhir bulan Maret 2012 (tema 1) dan awal bulan April 2012 (tema 2).
7. Selanjutnya Panitia Kompetisi Jurnalistik akan menghubungi para pemenang.

KRITERIA PENILAIAN
1. Bobot materi isi tulisan yang ditentukan oleh:
 Orisinalitas ide
 Kadar informasi
 Manfaat bagi pembaca
 Penguasaan masalah Dukungan  data, fakta, argumentasi, analisis, ilustrasi, bukti dan lain-lain yang
menunjang suatu pendapat atau pernyataan
 Kompetensi narasumber
2. Teknik menulis:
 Tema / topik yang diangkat jelas dan fokus
 Kepiawaian mengolah tulisan
 Struktur teratur / sistematis
3. Bahasa:
 Jelas
 Mudah dipahami
 Sederhana
 Baik dan Benar

KETENTUAN PEMENANG DAN HADIAH
1. Dalam kompetisi ini akan ditetapkan  3 (tiga) orang pemenang, yaitu Pemenang  I, Pemenang II dan Pemenang III untuk masing-masing tema.
2. Para pemenang kompetisi jurnalistik mendapatkan  penghargaan  dan hadiah  berupa sertifikat, uang tunai dan perangkat teknologi sebagai berikut :
 Pemenang I : Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dan 1 (satu) unit netbook
 Pemenang II : Rp. 7.000.000,- (tujuh juta rupiah) dan 1 (satu) unit smartphone
 Pemenang III : Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) dan 1 (satu) unit kamera saku
3. Hadiah dipotong pajak sebesar 5%.
4. Panitia akan mengirimkan surat kepada para pemenang untuk mendapat penghargaan dan hadiah pada acara pertemuan nasional humas kesehatan.


INFORMASI LEBIH LANJUT
Alamat Panitia Kompetisi Jurnalistik:
Panitia Kompetisi Jurnalistik Tahun 2012
Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav 4–9 Jakarta 12950, Gd. Dr. Adhyatma, Lt. 1, R.109
Telp/Fax : 021-52007416-9 / 021-52921669
Website : depkes.go.id, www.sehatnegeriku.com
Email : kontak@depkes.go.id; komjur2012@gmail.com

15 Feb 2012

Capai MDG’s Melalui Peningkatan SDM di Bidang Kesehatan


Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDM Kes) merupakan faktor penting dalam pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu. Oleh karena itu, pengembangan SDM Kes merupakan faktor kunci dalam pencapaian tujuan Millenium Development Goals (MDG’s) dan peningkatan status kesehatan masyarakat.
Demikian sambutan Menkes RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH Dr.PH, di depan peserta Pertemuan Konsultasi Regional untuk Penguatan Manajemen Sumber Daya Manusia di Bidang Kesehatan di Negara Kawasan Asia Tenggara di Bali (13/2). Acara yang diadakan oleh World Health Organisastion Seouth East Asia Region (WHO SEARO) ini di hadiri 11 negara anggota WHO SEARO yaitu Indonesia, Bangladesh, Bhutan, DPR Korea, India, Maldives, Myanmar, Nepal, Srilanka, Thailand dan Timor Leste. Hadir pula praktisi akademisi, organisasi profesi dan lain-lain.
Lebih lanjut Menkes menyatakan, Pemerintah Indonesia telah meningkatkan jumlah dan kualitas para pekerja kesehatan dan meningkatkan distribusi mereka di seluruh negeri.
Menkes menambahkan, untuk menguatkan SDM Kes, Kementerian kesehatan bekerjasama dengan beberapa Fakultas Kedokteran mengadakan program Intership bagi para dokter yang baru lulus sebelum memperoleh ijin praktek. Program ini untuk memberi pengalaman kepada para dokter yang baru lulus untuk melakukan praktek klinis dengan bekerja di fasilitas kesehatan di pedesaan sehingga membantu meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Selain program interenship, Kemenkes menyediakan Program Beasiswa pelatihan dokter dan dokter gigi untuk mendapatkan gelar spesialis. Di bawah Resident Senior Program, dokter dan dokter gigi yang bekerja pada tahap akhir pelatihan spesialis ditugaskan di rumah sakit di daerah terpencil yang kekurangan dokter spesialis.
“Program ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan dokter spesialis di daerah terpencil,” terang Menkes.
Ditembahkan, Kemenkes juga menyelenggarakan Program Dokter dengan Kompetensi Tambahan. Pada program ini, dokter umum diberikan pelatihan kemampuan dasar perawatan spesialis tertentu.
“Untuk menjamin kualitas para pekerja kesehatan non-medis, kami mendirikan Dewan Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia di tingkat pusat dan Dewan Kesehatan Tenaga Kerja di tingkat pusat dan propinsi,” tambah Menkes.
Saat ini di Indonesia memiliki 71 Fakultas Kedokteran, 25 Fakultas Kedokteran Gigi, 143 Fakultas Kesehatan Masyarakat, 38 poli-teknik kesehatan, dan berbagai lembaga pendidikan profesional kesehatan di Indonesia.
Untuk Penguatan Tenaga Kesehatan sebagaimana ditetapkan dalam Deklarasi Dhaka (Bangladesh, 2006), Indonesia berkomitmen mengembangkan kebijakan dan peraturan peningkatan ketersediaan tenaga kerja kesehatan.
Hal tersebut dilakukan dengan berbagai tindakan diantaranya mengembangkan dan mengimplementasikan rencana strategis nasional SDM Kes; meningkatkan kapasitas pelatihan, pendidikan dan penelitian di bidang SDM; memperkuat perencanaan SDM dan kapasitas pengelolaan; mobilisasi sumber daya yang memadai; berinvestasi pada pengembangan SDM Kes; Berpartisipasi secara aktif dalam bekerja di jaringan global dan regional; dan mengambil langkah lanjutan dalam penyebaran tenaga kesehatan internasional.
Beberapa program khusus untuk meningkatkan distribusi SDM Kes adalah dengan penyebaran petugas kesehatan non-PNS di daerah terpencil, sangat terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK) dan memberi insentif khusus bagi petugas kesehatan yang melayani di fasilitas kesehatan pemerintah di daerah tersebut.
“Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas dibangun RS dan Puskesmas bergerak dengan kendaraan khusus, Puskesmas terapung, dan tim kesehatan perawatan yang menggunakan pesawat terbang yang dioperasikan di daerah terpencil,” sambung Menkes.
Menkes menyatakan, agar Puskesmas melaksanakan aktivitasnya denganlebih baik, Pemerintah memberikan dana tambahan dalam bentuk Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Dana tersebut untuk memperkuat promotif dan preventif kegiatan dari pusat-pusat kesehatan, selain mempercepat pencapaian MDG.
Menkes berharap, pertemuan ini akan memberikan kesempatan untuk belajar dan berbagi pengalaman di masing-masing negara dan untuk memberikan masukan mengenai manajemen SDM Kes. Hasil pertemuan ini akan membantu memperbaiki situasi SDM Kes di negara masing-masing, regional hingga tingkat global.
“Sebagai profesional di bidang kesehatan kita berhak penuh untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan mengupayakan aset–aset kesehatan kuci tersedia secara universal” tutup Menkes.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faksimili 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): 021-500567 dan 081281562620, atau alamat e-mail info@depkes.go.id, dan kontak@depkes.go.id.
Sumber: Depkes.go.id

14 Feb 2012

Pejabat Kesehatan Perlu Terbuka pada Wartawan dan Masyarakat


JAKARTA, 6/7/2011 (Kominfonewscenter) – Menteri Kesehatan, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH menegaskan pejabat harus melayani masyarakat bukan dilayani oleh masyarakat. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membutuhkan orang-orang yang etis, jujur, lurus dan tulus dimana pun ditempatkan.
Menurut Pusat Komunikasi Publik Kemenkes Selasa (5/7), hal tersebut disampaikan Menkes saat melantik 3 pejabat eselon I dan 36 pejabat eselon II Kemenkes di Jakarta. Menkes menginginkan pejabat yang “care” dan berpikiran jauh ke depan.
Menkes berharap pejabat yang terpilih perlu bekerja berdasar basis data serta terbuka kepada wartawan maupun masyarakat, sehingga informasi yang beredar adalah informasi yang benar.
Pejabat eselon I yang dilantik masing-masing Dr. dr. H. Slamet Riyadi Yuwono, DTM&H, MARS, M.Kes sebagai Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak menggantikan dr. Budihardja, DTM&H, MPH; Prof. dr. Budi Sampurna, SH, DFM, Sp.F(K), Sp.KP sebagai Staf Ahli Mediko Legal menggantikan Dr. Faiq Bahfen, SH; dan dr. Untung Suseno Sutarjo, M,Kes sebagai Staf Ahli Bidang Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakat menggantikan dr. H. A. Chalik Masulili, M.Sc.
Pejabat eselon II yang dilantik diantaranya drg. Tini Suryanti Suhandi, M.Kes sebagai Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran; dr.Pattiselanno Roberth Johan, MARS sebagai Kepala Biro Kepegawaian; Arsil Rusli, SH, MH sebagai Kepala Biro Hukum dan Organisasi; dr. Eka Viora, Sp.KJ sebagai Kepala Pusat Inteligensia Kesehatan serta drg. Astrid, M.Hkes sebagai Sekretaris Konsil Kedokteran Indonesia di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan.
Sedangkan di lingkungan Inspektorat Jenderal Dra. Rahmaniar Brahim, Apt, M.Kes sebagai Inspektur III. (myd)

12 Feb 2012

15 Puskesmas Masuk Wilayah Endemis Demam Berdarah


KEPALA Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar mengingatkan agar masyarakat mewaspadai terjadinya fenomena siklus lima tahunan Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun ini.
Menurut dia, jenis penyakit yang bisa mematikan ini, diperkirakan akan mencapai puncaknya pada periode bulan Februari-Maret sekarang, Juni-Juli pertengahan tahun dan Oktober-November 2012 mendatang.
Dijelaskan, hingga pekan pertama Februari, jumlah kasus DBD di Kabupaten Pandeglang tercatat 14 kasus dengan satu orang pasien DBD meninggal dunia.
Sementara itu penyebaran DBD di Pandeglang hampir meliputi seluruh wilayah Pandeglang kecuali Kecamatan Cikeusik, Cibitung dan Cibaliung yang dalam lima tahun terakhir tidak ada kasus DBD. Sedangkan kecamatan yang setiap tahun terjadi kasus DBD (daerah endemis DBD) yakni sebanyak 14 kecamatan di 15 Puskesmas yakni puskesmas Cadasari, Labuan, Menes, Pagadungan, Cikole, Kadomas, Majasari, Banjar, Kaduhejo, Cikeudal, Panimbang, Sobang, Bangkonol Mandalawangi dan Pagelaran.
“Wilayah kecamatan lainnya masuk daerah sporadis yaitu wilayah yang ada kasus DBD tetapi tidak terjadi setiap tahun,” katanya.
Iskandar menegaskan, sampai saat ini upaya pencegahan dan penanggulangan DBD masih menjadi prioritas untuk ditangani, tanpa mengesampingkan kasus penyakit lainnya. Namun masyarakat tetap diimbau lebih waspada, meski diakui sejak tahun lalu jumlah kasus DBD yang terjadi menurun. “Sebab munculnya kasus DBD kini tidak hanya karena faktor cuaca, tetapi banyak faktor  lainnya yang tidak dapat diprediksi,” katanya.
Siklus Lima Tahunan
Jika tidak ada upaya serius pemerintah dan masyarakat, tahun ini Dinkes Pandeglang memprediksi bakal terjadi lonjakan penderita demam berdarah (DB). Perkiraan tersebut didasarkan atas data kasus DB dalam lima tahun terakhir. Menurut data Dinkes Pandeglang, siklus lima tahunan pernah terjadi pada 2007 dimana saat itu kasus DB melanjak hingga 392 penderita 13 diantaranya meninggal. Sementara selama periode tahun 2008-2011 kasus ini bervariasi diangka 200 hingga angka kejadian yang terendah 44 penderita dua diantaranya meninggal terjadi pada 2011. 
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit (Kabid P2) Dinkes Pandeglang dr. Hj. Asmani Raneyanti, MHA mengingatkan masyarakat harus lebih waspada terhadap penyakit yang ditularkan virus dengue melalui perantara Nyamuk Aedes Aegyfti ini, karena 2012 masuk dalam periode siklus lima tahunan.
Menurut Asmani pencegahan utama yakni dengan memutus rantai perkembangbiakan nyamuk Aedes melalui 3M (menguras, mengubur dan menutup tempat perindukan nyamuk red). Sedangkan pencegahan selanjutnya dengan mengetahui secara dini gejala DB dan segera meminta pertolongan petugas medis. “Banyak pasien DB terlambat datang ke Puskesmas atau rumah sakit dan sudah dalam kondisi buruk sehingga sulit ditangani. Keterlambatan itu terjadi karena masyarakat menganggap gejala penyakit ini sebagai demam biasa,” jelasnya.
Diakui, gejala DB memang bervariasi mulai dari hanya demam biasa, munculnya ruam pada kulit hingga ketingkat gejala yang lebih parah seperti pendarahan dan kebocoran cairan diluar pembuluh darah. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

11 Feb 2012

Waspadai Siklus Lima Tahunan Demam Berdarah di Pandeglang


JIKA tidak ada upaya serius pemerintah dan masyarakat, tahun ini Dinkes Pandeglang memprediksi bakal terjadi lonjakan penderita demam berdarah (DB). Perkiraan tersebut didasarkan atas data kasus DB dalam lima tahun terakhir. Menurut data Dinkes Pandeglang, siklus lima tahunan pernah terjadi pada 2007 dimana saat itu kasus DB melanjak hingga 392 penderita 13 diantaranya meninggal. Adapun selama periode tahun 2008-2011 kasus ini bervariasi diangka 200 hingga angka kejadian yang terendah 44 penderita dua diantaranya meninggal terjadi pada 2011. Sementara tahun ini hingga minggu pertama Februari 2012 tercatat sudah 14 kasus DB, seorang diantaranya meninggal.
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit (Kabid P2) Dinkes Pandeglang dr. Hj. Asmani Raneyanti, MHA mengingatkan masyarakat harus lebih waspada terhadap penyakit yang ditularkan virus dengue melalui perantara Nyamuk Aedes Aegyfti ini, karena 2012 masuk dalam periode siklus lima tahunan.
Menurut Asmani pencegahan utama yakni dengan memutus rantai perkembangbiakan nyamuk Aedes melalui 3M (menguras, mengubur dan menutup tempat perindukan nyamuk red). Sedangkan pencegahan selanjutnya dengan mengetahui secara dini gejala DB dan segera meminta pertolongan petugas medis. “Banyak pasien DB terlambat datang ke Puskesmas atau rumah sakit dan sudah dalam kondisi buruk sehingga sulit ditangani. Keterlambatan itu terjadi karena masyarakat menganggap gejala penyakit ini sebagai demam biasa,” jelasnya.
Diakui, gejala DB memang bervariasi mulai dari hanya demam biasa, munculnya ruam pada kulit hingga ketingkat gejala yang lebih parah seperti pendarahan dan kebocoran cairan diluar pembuluh darah.

5 Feb 2012

Bupati Erwan Ajak Masyarakat Sadar Gizi


BUPATI Pandeglang H. Erwan Kurtubi mengajak masyarakat untuk menjadi keluarga sadar gizi (Kadarzi). Suatu masyarakat disebut Kadarzi apabila telah berperilaku gizi yang baik secara terus-menerus diantaranya menimbang berat badan anak secara teratur di Posyandu atau sarana kesehatan terdekat lainnya.
Ajakan itu disampaikan Bupati saat memperingati Hari Gizi Nasional (HGN) sekaligus kampanye pencanangan gerakan sadar gizi tingkat Kabupaten Pandeglang seusai senam aerobik di Alun-alun Kota Pandeglang, Minggu (5/2) sekitar pukul 07.30 Wib.
Ikut hadir dalam acara tersebut Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TI PKK) Pandeglang Hj. Siti Erna Erwan, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar serta sejumlah pejabat Pemkab lainnya. Dari unsur kepanitiaan HGN hadir ketua dan pengurus persatuan gizi (Persagi) Banten serta Persagi Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten.
Dihadapan sekitar seribuan warga yang hadir, dalam kampanyenya Bupati Pandeglang juga menekankan pentingnya ibu memberikan Air Susu Ibu saja kepada bayi sejak lahir sampai umur enam bulan (ASI Ekslusif), makan beraneka ragam, menggunakan garam beryodium serta minum suplemen gizi sesuai anjuran.
Usai kampanye secara simbolis Bupati Erwan didampingi Kadinkes Pandeglang H. Iskandar serta pejabat lainnya menabuh rampak bedug sebagai tanda dimulainya tahun gerakan sadar gizi tingkat Kabupaten Pandeglang tahun 2012.
Sementara itu, Kadinkes Pandeglang H. Iskandar mengatakan pihaknya mengajak stakeholder pembangunan di Kabupaten Pandeglang bersama-sama membantu memberikan pemahaman dan melakukan penyadaran tentang gizi seimbang. “Terutama saat bayi dalam kandungan hingga berumur dua tahun untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sehingga kehidupan anak menjadi lebih baik,” katanya.
Ketua Panitia Pelaksana HGN tingkat Kabupaten Pandeglang Agung Permana mengungkapkan, rangkaian HGN tingkat Kabupaten Pandeglang yang diperingati setiap 25 Januari dilaksanakan bertemakan gerakan gizi seribu hari menuju Indonesia Prima dipusatkan di Alun-alun Pandeglang. “Untuk mendapatkan generasi yang sehat dan kuat, perlu skala prioritas program gizi dengan menkampanyekan pentingnya penerapan seribu hari pertama kehidupan anak,” ungkapnya.
Dijelaskan, maksud dari 1000 hari pertama kehidupan anak dihitung mulai dari masih dalam kandungan selama kurang lebih 280 hari, ditambah umur anak sampai berusia dua tahun (720 hari).
Rangkaian kegiatan HGN lainnya tambah Agung yakni senam massal, pemeriksaan kesehatan dan konsutasi gizi, pameran pangan lokal, talkshow, Posko penanggulangan bantuan banjir serta hiburan dan doorprize. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

4 Feb 2012

Bupati Canangkan Gerakan Sadar Gizi, Minggu (5/2/2012)


KEADAAN gizi baik merupakan salah satu prasyarat membentuk sumberdaya manusia (SDM) masa depan berkualitas.

Sebaliknya anak yang mengalami masalah gizi pada usia dini akan mengalami gangguan tumbuh kembang dan meningkatkan kesakitan hingga berakibat kematian.

Karenanya, gerakan keluarga sadar gizi (Kadarzi) menjadi penting dikampanyekan terlebih masih banyak penyandang kasus kurang gizi di Pandeglang.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar mengatakan dalam rangka menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, Pemkab Pandeglang akan mencanangkan gerakan Kadarzi bagi seluruh warga di alun-alun Pandeglang, Minggu (5/2).

Dijelaskan Iskandar kegiatan ini bertujuan meningkatkan sikap, pengetahuan dan perilaku, kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam mencegah dan mengatasi masalah gizi ditingkat keluarga dan masyarakat.

“Setidaknya perilaku Kadarzi yang perlu dipraktikan setiap keluarga yakni menimbang badan secara teratur, memberikan ASI eksklusif, makan beraneka ragam, menggunakan garam beryodium serta minum suplemen gizi sesuai anjuran,” jelas Iskandar, Jum’at (3/2).

Dituturkan Iskandar, pencanangan rencana akan dilakukan oleh Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi dilanjutkan dengan acara pemeriksaan kesehatan dan konsultasi gizi, pameran pangan lokal dan talkshow tentang gizi.

Menurut Iskandar, acara ini terselenggara bekerja sama dengan persatuan gizi (Persagi) Pandeglang sekaligus rangkaian peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) tingkat Kabupaten Pandeglang yang diperingati setiap 25 Januari setiap tahun. (mr.adesetiawan@gmail.com)***