9 Jan 2013

Bidan dan Paraji Mitra Kerja Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


HARUS diakui, posisi paraji sangat strategis ditingkat masyarakat pedesaan. Hal itu mengingat karakteristik masyarakat Pandeglang sehingga budaya dan kearifan lokal masih dianut kuat hingga saat ini.

Karenanya, berbeda dengan  daerah lain dimana peran paraji semakin berkurang, di beberapa wilayah Pandeglang dengan jangkauan geografis dan akses pelayanan yang belum sepenuhnya memadai, peran paraji masih sangat dibutuhkan masyarakat.

Maka tak heran jika Kabupaten Pandeglang secara aktif terus memperkuat kemitraan dengan para parajinya. Tujuannya, berbagi peran untuk memaksimalkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (bidan red) dengan mengoptimalkan peran paraji sebagai motivator pelayanan
kesehatan ibu dan anak.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Khusus (Yankesus) Dinkes Pandeglang dr. Kodiat Juarsa mengatakan, posisis Bidan desa (Bides) dan paraji adalah mitra kerja di lapangan untuk meningkatkan derajat kesehatan khsususnya ibu dan anak. “Keduanya memiliki kesetaraan, karena tugas pokok, fungsi dan peran yang dijalankan masing-masing berbeda,” jelas Kodiat usai membuka pertemuan kemitraan bidan-paraji beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan, masih tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di wilayah pedesaan salah satu penyebabnya, akibat ibu hamil dan saat melahirkan tidak mendapatkan akses pelayanan kebidanan yang berkualitas. Menurutnya, pelayanan yang berkualitas itu bisa didapatkan warga desa  utamanya ibu hamil jika mau memanfaatkan keberadaan bidan.

“Sekarang sudah ada program jaminan persalinan (Jampersal). Masyarakat tinggal memanfaatkan pelayanan kebidanan yang telah disediakan tanpa harus membayar, apakah itu mau di bidan desa atau ke puskesmas, silahkan,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar