8 Jan 2013

Bidan & Paraji, Tokoh Kunci Turunkan Kematian Ibu dan Anak


RAUT muka para perempuan tua itu nampak begitu tenang menyimak pemaparan singkat sang pemandu acara pertemuan kemitraan ratusan Paraji dan Bidan yang digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang, Kamis (3/1) lalu.

Didampingi para Bidan desa (Bides) mereka terlihat kontras dari sisi usia, namun di lapangan mereka kompak sebagai mitra yang setia mendampingi ibu saat hamil dan melahirkan.

Para perempuan tua yang kerap disapa “emak” paraji (dukun beranak red) ini sampai saat ini menjadi salah seorang yang dipercaya masyarakat dilingkungannya, perkataan mereka digugu dan ditiru, serta mempu memberi pelayan yang handal,utamanya dalam pendampingan serta memotivasi kaum ibu saat kehamilan, maupun ketika proses melahirkan dan dimasa nifas.

Sementara mitra kerjanya para Bides, kendati sebagian besar masih belia, namun dalam soal ketrampilan menolong persalinan, bidan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Kepala Seksi Kesehatan Ibu, Anak dan Remaja (KIAR) Dinkes Pandeglang Bidan Hj. Eniyati, SKM. mengatakan saat ini semua wilayah 335 desa/kelurahaan di Kabupaten Pandeglang sudah memiliki bidan, bahkan ada beberapa wilayah yang ditempati lebih dari seorang bidan.

Namun diakui bagi sebagian anggota masyarakat peran paraji sebagai pendamping proses persalinan keberadaannya masih dibutuhkan.

“Oleh karena itu “emak” paraji harus dirangkul, diajak kerja sama (kemitraan red), terutama oleh para Bidan yang bertugas memberikan pertolongan persalinan di tingkat desa,”  terang Eniyati selaku ketua panitia kegiatan.

Dia menjelaskan, tugas dan fungsi bidan sesuai profesi tetap sebagai penolong persalinan ibu melahirkan, sedangkan paraji berperan sebagai pendamping atau membantu pasca persalinan, termasuk merujuk bila ada ibu hamil atau akan melahirkan.

Eniyati yang juga Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Pandeglang  menegaskan kemitraan bidan paraji akan terus diperkuat dalam rangka menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Pandeglang.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Khusus (Yankesus) Dinkes Pandeglang dr. Kodiat Juarsa mengatakan, masih tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) salah satu sebabnya, akibat ibu hamil dan saat melahirkan tidak mendapatkan akses pelayanan kebidanan yang
memadai.

Menurutnya, pelayanan yang berkualitas itu bisa didapatkan warga desa apabila ibu hamil mau memanfaatkan keberadaan bidan yang sudah ditempatkan di seluruh desa/kelurahan.

“Sekarang sudah ada program jaminan persalinan (Jampersal). Masyarakat tinggal memanfaatkan pelayanan kebidanan yang telah disediakan, apakah itu mau di bidan desa atau ke puskesmas, silahkan,” katanya seraya mengingatkan para bidan untuk terus menjalin komunikasi yang efektif
guna menjalin kemitraan dengan paraji di tempat tugas masing-masing.

Dia menegaskan kedudukan bidan dan paraji setara dalam kemitraan. Keduanya, jika menjalan tugas fungsi dan peran dengan baik, bisa menjadi tokoh kunci dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Pandeglang.

Permainan dan Lomba
Sementara itu Kepala Seksi Promosi Kesehatan (Promkes) Dinkes Pandeglang Yudi Hermawan, SKM yang dinobatkan sebagai pemandu acara mengungkapkan, pertemuan kemitraan bidan dan paraji ditujukan untuk membangun komunikasi yang lebih baik antar petugas kesehatan, bidan dan paraji. Makanya, kegiatan yang digelar dirancang secara sederhana tanpa ada pembekalan materi ceramah, melainkan dalam bentuk permainan yang menarik dan lomba-lomba yang menghibur.

Dijelaskan, selain para Bidan desa dan paraji yang hadir dalam pertemuan kemitraan antara lain para kepala puskesmas dan Bidan koordinator  (Bidkor) dari 19 puskesmas yakni Puskesmas Kadomas,
Cikole, Pagadungan, Majasari, Banjar, Mekarjaya, Saketi, Cikeudal, Labuan, Panimbang, Cibitung, Cibaliung, Cimanggu, Sumur, Cikeusik, Sindangresmi, Pagelaran, Perdana, dan Puskesmas Patia.

Ditambahkan, pertemuan kemitraan bidan dan paraji merupakan kelanjutan, karena sebelumnya pada awal 2012 kegiatan serupa pernah dilaksanakan yang melibatkan peserta dari 17 puskesmas lainnya di Kabupaten Pandeglang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar