20 Jan 2014

Harfa Pandeglang Peduli Difabel


BENTUK kepedulian terhadap penyandang difabel yang angka penderitanya cukup besar, Lembaga Harapan Dhuafa (Harfa) Banten Cabang Pandeglang menggelar training (pelatihan red) bagi keluarga difabel yang berasal dari Kecamatan Angsana, Cigeulis, Saketi dan Kecamatan Sukaresmi.
Kegiatan ini diikuti 70 peserta yang dilaksanakan sehari penuh di sebuah gedung milik Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Desa/Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang, pada hari Kamis (16/01/2014).
Direktur Harfa Cabang Pandeglang Yudi Hermawan, SKM mengungkapkan, selama 2013 Harfa mengadakan berbagai kegiatan diantaranya pelatihan keluarga difabel dan pengembangan karier difabel sebanyak 80 difabel yang tersebar di 11 desa di 4 Kecamatan di Kabupaten Pandeglang.
“Saya prihatin seringkali masyarakat menganggap difabel sebagai beban, tak jarang mereka menjadi entitas yang didiskriminasi dimana posisi difabel menjadi tidak menguntungkan baik di bidang pendidikan, pekerjaan, sosial, maupun politik. Padahal banyak diantara difabel yang memiliki potensi luar biasa yang seringkali kurang ter"blow up", padahal ketika potensi difabel yang berupa prestasi, karya, maupun kontribusi itu dapat dibagikan melalui forum yang berkesinambungan atau media massa, tidak mustahil hal tersebut bisa menjadi inspirasi yang besar untuk difabel lain pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya,” terangnya.
Yudi menambahkan bahwa kegiatan ini sangat penting dilaksanakan untuk mempersiapkan, terutama anak difabel yang harus tetap melanjutkan hidupnya, mencari ilmu dan berprestasi. “Saya percaya kita semua bisa. Kekurangan bukan untuk disesali, bukan pula menjadi halangan untuk berkarya,” tandasnya.
Sekretaris Harfa Cabang Pandeglang Indah Prihanande mengatakan, kegiatan dilaksanakan sebagai upaya mengubah pola asuh orang tua, terutama perilaku mendidik anak difabel yang benar.
"Ini agenda tahunan Harfa sejak tahun lalu, mengundang keluarga yang memiliki anak difabel untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan motivasi memberikan asuhan kepada penyandang difabel," jelas ibu dua anak yang biasa disapa Nenda itu.
Dijelaskan, tindaklanjut pelatihan akan dilakukan pemantauan terhadap anggota keluarga penyandang difabel oleh fasilitator lapangan (relawan Harfa red) yang telah ditempatkan disekitar warga setempat.
"Kita berharap setelah keluarga mengikuti training, penyandang difabel bisa mendapat keleluasaan untuk bergerak di lingkungan setempat dan mau membantu difabel melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, seperti mengenakan baju, makan atau minum sendiri," harapnya.
Nenda beralasan keberadaan difabel sejak dini mesti diperlakukan khusus yang benar oleh orang terdekat agar dimasa depan tidak menjadi ketergantungan selama hidupnya.
“Kegiatan ini diikuti peserta yang mayoritas kepala keluarga yang mempunyai difabel sejak lahir diantara anggota keluarganya seperti difabel tanpa/sebelah kaki, tanpa/sebelah lengan, kelumpuhan, tuna wicara, baik anak-anak maupun dewasa,” ungkapnya.
Adapun materi kegiatan ini, lanjut Nenda, dibagi dalam dua kategori, yaitu training rehabilitasi oleh narasumber Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik RSUD Berkah Pandeglang dr. H. Achmad Chubaesi, SpRM, M.Kes, dan training motivasi spiritual yang disampaikan Drs. Hidayat Rahman, M.Si yang juga Dosen Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Banten.
Pada sesi training rehabilitasi, peserta diberi materi motivasi agar keluarga mampu mengenal diri penyandang difabel dengan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan negatif dan membudayakan kebiasaan-kebiasaan positif sebagai bekal untuk kehidupan di masa yang akan datang.
“Kami mengarahkan motivasi untuk mengembangkan kemampuan fisik, mental dan sosial difabel agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar sesuai dengan bakat dan kemampuan seseorang. Itu ternyata bisa, sehingga kedepan mereka tidak menjadi ketergantungan dengan orang tuanya,” papar Achmad Chubaesi yang kerap dipanggil dokter Ubes itu.
Adapun pada sesi motivasi spiritual, peserta selain diberi pencerahan pemahaman agama islam juga ditampilkan film 'sukses story' para difabel. Menurut Ustadz Hidayat Rahman sentuhan agama sangat dibutuhkan bagi difabel dan para keluarganya, disamping terapi rehabilitasi medis bagi penyandang difabel. "Ini semua adalah ujian Allah SWT. Oleh karena itu kita dituntut bersabar atas ujian yang datang," ujar Sang Ustadz yang dalam motivasinya selalu membangkitkan semangat sekaligus memberi banyak harapan bahwa hal itu merupakan rahasia Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar