21 Jan 2014

Harfa Rubah Pola Pengasuhan Orang Tua Terhadap Anak Difabel


SEBAGAI bentuk kepedulian terhadap penyandang difabel yang berjumlah cukup besar, Lembaga Harapan Dhuafa (Harfa) Pandeglang menggelar training (pelatihan red) bagi keluarga difabel asal Kecamatan Angsana, Cigeulis, Saketi dan Kecamatan Sukaresmi.
Menurut Sekretaris Harfa Indah Prihanande, kegiatan dilaksanakan sebagai upaya mengubah pola asuh orang tua terutama perlakuan orang tua terhadap anak difabel selama ini yang belum mendidik.
"Kegiatan ini agenda tahunan Harfa sejak tahun lalu, mengundang keluarga yang memiliki anak difabel untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan memberikan asuhan kepada penyandang difabel," jelas ibu dua anak yang biasa disapa Nenda itu, disela acara yang digelar di Gedung Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Sukaresmi, Kamis (16/01/2014) kemarin.
Dijelaskan, tindaklanjut pelatihan akan dilakukan pemantauan terhadap anggota keluarga penyandang difabel oleh fasilitator lapangan yang ditempatkan Harfa Pandeglang.
"Kita berharap setelah keluarga mengikuti training, penyandang difabel bisa leluasa untuk bergerak di lingkungan setempat dan mau membantu difabel melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, seperti mengenakan baju, makan atau minum sendiri," jelasnya.
Nenda mengungkapkan upaya tersebut mesti dilakukan orang terdekat penyandang difabel agar tidak menjadi ketergantungan selama hidupnya.
Hadir dalam acara tersebut Direktur Harfa Pandeglang Yudi Hermawan, SKM serta para relawan Harfa yang bertugas sebagai fasilitator lapangan di 11 Desa serta sebagai narasumber dalam training itu Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik RSUD Berkah Pandeglang Dr. H. Achmad Chubaesi serta Drs. Hidayat Rahman sebagai motivator spiritual.
Pada sesi training rehabilitasi, peserta diberi materi motivasi agar keluarga mampu mengenal diri penyandang difabel dengan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan negatif dan membudayakan kebiasaan-kebiasaan positif sebagai bekal untuk kehidupan di masa yang akan datang.
“Kami mengarahkan motivasi untuk mengembangkan kemampuan fisik, mental dan sosial difabel agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar sesuai dengan bakat dan kemampuan seseorang. Itu ternyata bisa, sehingga kedepan mereka tidak menjadi ketergantungan dengan orang tuanya,” papar Achmad Chubaesi yang kerap dipanggil dokter Ubes itu.
Adapun pada sesi motivasi spiritual, peserta selain diberi pencerahan pemahaman agama islam juga ditampilkan film 'sukses story' para difabel. Menurut Ustadz Hidayat Rahman sentuhan agama sangat dibutuhkan bagi difabel dan para keluarganya, disamping terapi rehabilitasi medis bagi penyandang difabel. "Ini semua adalah ujian Allah SWT. Oleh karena itu kita dituntut bersabar atas ujian yang datang," ujar Sang Ustadz yang dalam motivasinya selalu membangkitkan semangat sekaligus memberi banyak harapan bahwa hal itu merupakan rahasia Allah.
Direktur Harfa Cabang Pandeglang Yudi Hermawan, SKM mengungkapkan, selama 2013 Harfa mengadakan berbagai kegiatan diantaranya pelatihan keluarga difabel dan pengembangan karier difabel sebanyak 80 difabel yang tersebar di 11 desa di 4 Kecamatan di Kabupaten Pandeglang.
“Kegiatan serupa akan dilaksanakan tahun ini. Saya prihatin seringkali masyarakat menganggap difabel sebagai beban, tak jarang mereka menjadi entitas yang didiskriminasi dimana posisi difabel menjadi tidak menguntungkan baik di bidang pendidikan, pekerjaan, sosial, maupun politik. Padahal banyak diantara difabel yang memiliki potensi luar biasa yang seringkali kurang ter"blow up", padahal ketika potensi difabel yang berupa prestasi, karya, maupun kontribusi itu dapat dibagikan melalui forum yang berkesinambungan atau media massa, tidak mustahil hal tersebut bisa menjadi inspirasi yang besar untuk difabel lain pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya,” terangnya.
Yudi menambahkan bahwa kegiatan ini sangat penting dilaksanakan untuk mempersiapkan, terutama anak difabel yang harus tetap melanjutkan hidupnya, mencari ilmu dan berprestasi. “Saya percaya kita semua bisa. Kekurangan bukan untuk disesali, bukan pula menjadi halangan untuk berkarya,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar