DIARE
masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hal itu tercermin dari tingginya angka
kesakitan penyakit yang ditimbulkan oleh perilaku yang tidak bersih dan faktor
kesehatan lingkungan.
Besaran masalah penyakit ini kerap
menimbulkan peningkatan jumlah penderita secara cepat (outbreak red) hingga mengakibatkan kejadian luar bisas (KLB) yang
jika tidak segera ditanggulangi bisa menimbulkan wabah. Dinkes mencatat sepanjang
tahun 2011 sedikitnya terjadi 50.559 kasus kejadian diare di Pandeglang.
Kondisi ini memerlukan antisipasi
melalui kewaspadaan dan respon dini ditingkat puskesmas maupun desa yang
mempunyai kondisi rawan penyakit, tidak hanya diare tetapi penyakit menular
lainnya.
Kewaspadaan dan respon dini akan efektif
jika sistem pelaporan berjenjang mulai dari masyarakat berjalan, sehingga
akibat yang lebih fatal dari penyakit diare seperti kematian dapat terhindarkan
seperti yang terjadi pada KLB diare di Desa Pasirkadu Kecamatan Sukaresmi,
beberapa waktu lalu.
Menurut Kepala Dinas (Dinkes) Pandeglang
H. Iskandar kejadian diare yang menimpa warga saat itu terbilang cepat.
“Diawali dengan beberapa penderita diare pada Selasa (13/3) pagi hari hingga
terjadi outbreak pada pukul 20.00 Wib
sebanyak 43 warga mulas-mulas disertai muntah dan buang air besar (BAB) terus
menerus,” katanya.
Beruntung bidan desa dan petugas medis
puskesmas setempat beraksi cepat dengan menempatkan Posko Kesehatan, sehingga
KLB yang menyerang dua kampung tersebut bisa segera ditanggulangi.
“Hasil penanganan KLB diare terakhir tercatat
sebanyak 72 warga Desa Pasirkadu menderita diare mendadak. Tiga penderita harus
dirujuk ke Puskesmas Panimbang karena dehidrasi
berat, semuanya sudah dilayani petugas medis sampai sembuh,” jelasnya.
Ditambahkan, hingga saat ini penyebab
langsung diare masih menunggu uji laboratorium Balai Teknik Kesehatan
Lingkungan (BTKL) Jakarta, namun dia menduga faktor penyebabnya akibat perilaku hidup
bersih dan sehat masyarakat masih kurang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar