PENYEBAB terjadinya
Kejadian Luar Biasa (KLB) diare yang terjadi sepekan lalu di Desa Pasirkadu
Kecamatan Sukaresmi, Kab. Pandeglang masih menunggu hasil uji laboratorium
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Jakarta.
Menurut Kepala Bidang Penanggulangan
Penyakit (Kabid P2) Dinkes Pandeglang Dr. Hj. Asmani Raneyanti, MHA, Dinkes Pandeglang
telah mengirimkan sejumlah sampel dari sumber air minum warga setempat, yakni air sungai, depot air minum yang sering digunakan
warga dan sumur gali untuk diperiksa secara lengkap di BTKL Jakarta.
“Sumber air warga diduga menjadi media
penyebaran diare yang menyebabkan 72 warga di Kampung Sawah dan Kampung
Sukajadi Desa Pasirkadu terserang diare mendadak pada 13-16 Maret lalu,” kata
Asmani, Senin (19/3) kemarin.
Selain itu, jelas
Asmani, pihaknya mengambil sampel usap dubur (rectal swab). “Pengambilan sampel rectal swab pada beberapa penderita dan keluarga yang
kontak dengan penderita untuk mengetahui penyebab langsung terjadinya diare.
Hasil pemeriksaan laboratorium menunggu beberapa hari lagi,” jelasnya.
Faktor
lingkungan dan perilaku
Sebelumnya terkait KLB diare di
Kecamatan Sukaresmi, Kepala Dinas (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar menerangkan, kejadian
diare yang menimpa warga saat itu terbilang cepat. “Diawali dengan beberapa
penderita diare pada Selasa (13/3) pagi hari hingga terjadi outbreak pada pukul 20.00 Wib sebanyak
43 warga mulas-mulas disertai muntah dan buang air besar (BAB) terus menerus,”
katanya.
Beruntung bidan desa dan petugas medis
puskesmas setempat beraksi cepat dengan menempatkan Posko Kesehatan, sehingga
KLB yang menyerang dua kampung tersebut bisa segera ditanggulangi.
Menurutnya, Tim penanggulangan KLB telah diturunkan
untuk melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) dan surveilans penyakit menular,
memberikan pelayanan kesehatan di Posko Desa Pasirkadu dengan menerjunkan 10
tenaga medis Puskesmas Perdana, mengambil sampel untuk pemeriksaan
laboratorium, termasuk mengirimkan logistik obat dan perbekalan kesehatan serta
memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
“Hasil penanganan KLB diare terakhir tercatat
sebanyak 72 warga Desa Pasirkadu menderita diare mendadak. Tiga penderita harus
dirujuk ke Puskesmas Panimbang karena dehidrasi
berat, semuanya sudah dilayani petugas medis sampai sembuh,” jelasnya.
Kadinkes Iskandar memastikan tidak ada
korban meninggal dalam KLB tersebut. Hal itu karena kesadaran warga untuk
melaporkan kejadian penyakit dan kecepatan penanganan yang dilakukan pihaknya, sehingga tidak terjadi dehidrasi berat yang menghindarkan dari akibat fatal kematian.
Dia menduga faktor penyebabnya akibat kesehatan lingkungan yang
tidak memadai dan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat masih kurang.
(mr.adesetiawan@gmail.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar