28 Mar 2012

Tomcat (Kumbang Rove) Tidak Berbahaya bagi Kesehatan Manusia


KABAR serangan Tomcat  yang menghiasi pemberitaan media massa tak pelak membuat sebagian warga khawatir. Serangan serangga sejenis kumbang yang termasuk Ordo coleoptera (sub ordo rove beetle) ini dikabarkan sudah  terjadi di wilayah Banten khususnya daerahTangerang Raya hingga Kabupaten Lebak baru-baru ini.
Belum diketahui persis dampak serius bagi kesehatan manusia dari serangan kumbang kecil yang sebetulnya akrab dengan kehidupan para petani di sawah ini. Pasalnya, kumbang kecil ini lebih dikenal sebagai predator (pemangsa red) hama wereng.
“ Habitat Tomcat atau dalam bahasa Indonesia disebut semut semay atau kumbang rove banyak ditemui areal persawahan atau pertanian karena  merupakan rantai makanan ekosistem sebagai predator, jadi keberadaannya bermanfaat, dan terdapat diseluruh wilayah Indonesia” jelas Kepala Bidang Sumberderdaya Kesehatan (Kabid SDK) Dinkes Pandeglang Akhrul Aprianto, SKM, MSi., di Kantornya Selasa (27/3).
Menurut Akhrul yang juga Master Entomolog (ahli serangga red) lulusan S-2 IPB tahun 2002 ini, serangga dari Spesies Paederus Littorarius, Genus Paederus dan masuk dalam keluarga (Famili) Stapehylinidae diyakini tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.
Dia tidak tahu dari mana asal muasal istilah Tomcat beredar di media, namun sepengetahuannya kumbang yang dalam bahasa sunda sering disebut Cocopet tidak menggigit manusia, namun memang dalam tubuhnya mengandung cairan toksin sejenis Paedaris (cairan putih bening mengandung rumus kimia C2H4509N red).
“Memang cairan itu dapat mengakibatkan kemerah-merahan hingga iritasi kulit, tetapi akan hilang tanpa diobati empat sampai tujuh hari dan sembuh,” jelasnya.
Untuk itu, dia mengimbau untuk pencegahan, kumbang yang hinggap ditubuh jangan dimatikan karena cairan tubuhnya akan mengenai kulit. “Jika hinggap cukup disentil saja. Kalau sudah terlanjur cairan kumbang menyentuk kulit segera basuh dengan air bersih pakai sabun,” paparnya.
Dalam kasus permukaan kulit orang yang lebih sensitif hingga timbul iritasi berat, ujar Akhrul penderita dapat diobati dengan salep Hydrocortison yang banyak tersedia di puskesmas. Akhrul menambahkan, hingga saat ini belum ada laporan kasus serangan Tomcat baik dari puskesmas rumah sakit. “Persediaan salep di Puskesmas dan rumah sakit saya kira banyak, dan untuk kasus ini kita sediakan secara gratis,” katanya.
Soal penyebaran dibeberapa daerah yang sudah memasuki area perumahan, Akhrul menengarai hal itu disebabkan karena lahan areal pertanian sawah yang semakin berkurang, namun dia meyakinkan Tomcat tidak bisa terbang seperti layaknya nyamuk atau lalat, karena sayapnya sangat tipis.
  “Mungkin juga karena cuaca ekstrim terbawa angin sehingga hinggap diarea pemukiman penduduk sekitar,” urainya. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar