31 Mar 2012

Desa Karyawangi Terus Berbenah Hadapi Lomba TOGA Tingkat Nasional


TENGAH hari itu suasana Puskesmas Pulosari cukup lengang. Sebab seluruh pengunjungnya (pasien red) sudah selesai dilayani sejak pagi hari. Kendati begitu  aktifitas para pegawai tidak serta merta berhenti. Selain merekap hasil kunjungan  pasien dalam gedung pada hari itu, disela waktu senggang itu banyak dari mereka yang sedang merencanakan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat di luar gedung seperti pelayanan Posyandu, kunjungan rumah keluarga rawan kesehatan (raketan) hingga pembinaan peran serta masyarakat (PSM) dalam bidang kesehatan seperti pembinaan pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) yang beberapa waktu lalu dinobatkan sebagai juara TOGA tingkat provinsi.
Pembinaan TOGA khususnya di Desa  Karyawangi, salah satu desa di wilayah kerja Puskesmas Pulosari memang kini semakin ditingkatkan. Tidak saja dari puskesmas, lintas sektor terkait seperti PKK Kecamatan, UPT pendidkan setempat, kader dan tokoh masyarakat terlibat. “Bahkan Pemkab Pandeglang dan Pemprov Banten mendukung karena ini persiapan lomba TOGA tingkat nasional yang akan digelar sekitar Bulan Agustus-Oktober 2012 mendatang,” kata Asep Hardiansyah disela kunjungannya ke Puskesmas Pulosari, Rabu (28/3) kemarin.
Asep Hardiansyah mengaku kunjungan pembinaan ke Puskesmas dan desa kerap harus dia lakukan tidak saja saat event lomba, tapi pada berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat dia selalu hadir. Menurutnya, yang dia lakukan ini bagian dari tugas pokok dan fungsinya sebagai Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Pandeglang yang menuntut  terjun langsung membantu Puskesmas untuk lebih memberdayakan masyarakat. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

30 Mar 2012

Inilah Satu-satunya Rumah Sakit Swasta di Pandeglang


RUMAH Sakit Bersalin (RSB) Permata Ibunda yang berlokasi di jalan Stadion Badak Kelurahan Saruni Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang mulai beroperasi secara penuh sejak diresmikan pada Minggu (11/3). Dengan demikian, inilah satu-satunya RS swasta yang ada di Pandeglang dan diharapkan melengkapi pelayanan RS pemerintah yang sudah sejak awal berdiri (RSUD berkah) dan RSUD Labuan yang masih menunggu ijin operasionalnya.
Menurut Manager RSB Permata Ibunda, Hj. Mei Wijaya, SKM,MARS, Keberadaan rumah sakit bersalin yang dirintisnya menjadi kebutuhan masyarakat Pandeglang. Hal itu seiring dengan semakin tingginya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berkualitas.
“Di gedung RSB yang baru kami menawarkan alternatif (pilihan red) bagi persalinan dan perawatan kesehatan ibu dan anak bagi warga selain di fasilitas pelayanan pemerintah,” katanya.
Dia menjelaskan, untuk melayani warga Pandeglang dan sekitarnya, pihak manajemen mengoperasikan jam pelayanan all time (24 jam red) dengan fasilitas 24 kamar/tempat tidur plus dukungan tenaga profesional dokter kandungan, dokter anak, dokter umum, para bidan dan perawat serta staf administrasi yang mempunyai kompetensi.
Rangkaian kegiatan peresmian
Sebagai bentuk rasa syukur atas peresmian gedung baru RSB tersebut, manajemen rumah sakit menggelar berbagai rangkaian kegiatan seperti lomba mewarnai dan lomba balita sehat.
Uniknya, semua peserta lomba adalah anak-anak yang pernah dilahirkan di Klinik Permata Bunda sejak tahun 2004. Peserta lomba berjumlah ratusan dari ribuan anak yang pernah dilahirkan selama periode delapan tahun tersebut.
“Mereka tersebar dari seluruh wilayah Pandeglang bahkan ada yang dari luar Kabupaten Pandeglang. Kegiatan ini rangkaian peresmian RSB yang sebelumnya hanya sebuah klinik,”  ujar Mei yang mengaku peresmiannya dilakukan secara sederhana oleh Ibunda Tercinta Hj. Rochaya Muchtar. (mr.adesetiawan@gmail.com)

Info Berita terkait : Peresmian RSB Permata Ibunda Gelar Aneka Lomba

29 Mar 2012

PPNI Tuntut Pengesahan RUU Keperawatan


PERSATUAN Perawat Nasional Indonesia (PPNI) genap 38 tahun pada 17 Maret 2012 lalu. Usia yang terbilang matang bagi sebuah organisasi profesi kesehatan dengan jumlah anggota terbesar  di Indonesia.  Oleh sebab itu, wajar jika kemudian PPNI berkehendak dibuatnya regulasi khusus yang menaungi anggotanya ketika menjalankan tugas profesi melayani masyarakat.
Perjuangan merintis undang-undang keperawatan (UU Kep) sebetulnya sudah dijajagi sejak tahun 90-an, namun gaung tuntutannya baru santer pada 2008 sejak digulirkannya rancangan UU keperawatan (RUU Kep).
Ketua PPNI Pandeglang Didi Mulyadi menyatakan, sampai sekarang tuntutan terhadap pengesahan RUU tersebut masih terus berlangsung baik ditingkat pusat maupun daerah.
Menurut Didi keberadaan UU Kep sangat penting bagi profesi perawat. Dia beralasan, pelayanan keperawatan sangat fundamental bagi masyarakat, mengingat perawat dalam praktiknya selalu mendampingi saat masyarakat sakit maupun sehat.
“Oleh karena itu masyarakat sangat memerlukan kepastian dan perlindungan, bahwa perawat yang membantunya adalah perawat yang berkompeten,” tegas Didi Mulyadi yang dihubungi, kemarin.
Ditambahkan, PPNI kedepan perlu merevitalisasi perannya dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Hal itu kata Didi akan dibahas dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PPNI yang rencana akan digelar di Serang-Banten akhir April 2012 mendatang. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

28 Mar 2012

Ini Alasan Kenapa Diberi Nama "Tomcat"?


Tomcat menyerang! Isu media belakangan selain dipenuhi seputar pemberitaan mengenai BBM dan korupsi, sebuah serangga tampak tak mau kalah saing. Yang terkadang tak kita mengerti adalah pemilihan nama "tomcat" menjadi sebuah nama beken serangga yang bernama asli "Paederus sp" ini.
Ternyata serangga tomcat diambil namanya dari sebuah pesawat tempur. Mengapa pesawat tempur? Bentuk serangga itu, bila dilihat sepintas memang mirip pesawat F-14.
"Disebut tomcat karena bentuk badannya mirip pesawat tempur tomcat (F-14)," Ujar Prof. Tjandra Yoga Ketua Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, saat menghadiri seminar, Senin (26/2).
Tomcat tambahnya, ditemukan memiliki 622 spesies berbeda yang tersebar di seluruh dunia.
"Tomcat tidak mengigit atau menyengat, tetapi mengeluarkan cairan tubuh yang beracun yang dinamakan paederin," tambah Tjandra. ( dtc / CN32

Tomcat (Kumbang Rove) Tidak Berbahaya bagi Kesehatan Manusia


KABAR serangan Tomcat  yang menghiasi pemberitaan media massa tak pelak membuat sebagian warga khawatir. Serangan serangga sejenis kumbang yang termasuk Ordo coleoptera (sub ordo rove beetle) ini dikabarkan sudah  terjadi di wilayah Banten khususnya daerahTangerang Raya hingga Kabupaten Lebak baru-baru ini.
Belum diketahui persis dampak serius bagi kesehatan manusia dari serangan kumbang kecil yang sebetulnya akrab dengan kehidupan para petani di sawah ini. Pasalnya, kumbang kecil ini lebih dikenal sebagai predator (pemangsa red) hama wereng.
“ Habitat Tomcat atau dalam bahasa Indonesia disebut semut semay atau kumbang rove banyak ditemui areal persawahan atau pertanian karena  merupakan rantai makanan ekosistem sebagai predator, jadi keberadaannya bermanfaat, dan terdapat diseluruh wilayah Indonesia” jelas Kepala Bidang Sumberderdaya Kesehatan (Kabid SDK) Dinkes Pandeglang Akhrul Aprianto, SKM, MSi., di Kantornya Selasa (27/3).
Menurut Akhrul yang juga Master Entomolog (ahli serangga red) lulusan S-2 IPB tahun 2002 ini, serangga dari Spesies Paederus Littorarius, Genus Paederus dan masuk dalam keluarga (Famili) Stapehylinidae diyakini tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.
Dia tidak tahu dari mana asal muasal istilah Tomcat beredar di media, namun sepengetahuannya kumbang yang dalam bahasa sunda sering disebut Cocopet tidak menggigit manusia, namun memang dalam tubuhnya mengandung cairan toksin sejenis Paedaris (cairan putih bening mengandung rumus kimia C2H4509N red).
“Memang cairan itu dapat mengakibatkan kemerah-merahan hingga iritasi kulit, tetapi akan hilang tanpa diobati empat sampai tujuh hari dan sembuh,” jelasnya.
Untuk itu, dia mengimbau untuk pencegahan, kumbang yang hinggap ditubuh jangan dimatikan karena cairan tubuhnya akan mengenai kulit. “Jika hinggap cukup disentil saja. Kalau sudah terlanjur cairan kumbang menyentuk kulit segera basuh dengan air bersih pakai sabun,” paparnya.
Dalam kasus permukaan kulit orang yang lebih sensitif hingga timbul iritasi berat, ujar Akhrul penderita dapat diobati dengan salep Hydrocortison yang banyak tersedia di puskesmas. Akhrul menambahkan, hingga saat ini belum ada laporan kasus serangan Tomcat baik dari puskesmas rumah sakit. “Persediaan salep di Puskesmas dan rumah sakit saya kira banyak, dan untuk kasus ini kita sediakan secara gratis,” katanya.
Soal penyebaran dibeberapa daerah yang sudah memasuki area perumahan, Akhrul menengarai hal itu disebabkan karena lahan areal pertanian sawah yang semakin berkurang, namun dia meyakinkan Tomcat tidak bisa terbang seperti layaknya nyamuk atau lalat, karena sayapnya sangat tipis.
  “Mungkin juga karena cuaca ekstrim terbawa angin sehingga hinggap diarea pemukiman penduduk sekitar,” urainya. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

27 Mar 2012

Korban Tomcat (Serangga Paederus) Tidak ada yang Mengkhawatirkan

Berdasarkan hasil investigasi ke lapangan, semua kasus kontak dengan serangga Paederus tidak ada yang dirawat inap, hanya menjalani rawat jalan. Kondisi pasien telah membaik dalam waktu 3-4 hari pasca terapi. 


Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL), Prof dr Tjandra Yoga Aditama  SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE yang diterima Pusat Komunikasi Publik, Kamis (22/3/12), terkait kasus serangga Tomcat.

Prof. dr. Tjandra mengatakan, tim dari Ditjen  PP dan PL Kemenkes bersama Dinas Kesehatan setempat telah melakukan investigasi untuk Penanggulangan Kasus Gigitan Serangga Tomcat di Jawa Timur.

Tim yang diturunkan untuk meninjau langsung ke lapangan terdiri dari ahli surveilans epidemiologi, entomologi, dan lain-lain.

“Hasil investigasi menemukan, populasi Paederus sp. dalam kepadatan yang rendah, tiap lokasi hanya ditemukan 10-20 ekor”, ujar Prof. dr. Tjandra.

Prof dr Tjandra Yoga Aditama menjelaskan, sebagai upaya pencegahan, masyarakat disarankan melakukan personal protection menggunakan insektisida formulasi aerosol yang dijual bebas di pasaran.

“Insektisida pada populasi yang sedikit telah kita buktikan sangat efektif mampu membunuh Paederus (mati 30-60 menit pasca aplikasi insektisida), asalkan penyemprotannya dipastikan terkena langsung pada Paederus”, terang Prof. dr. Tjandra.

Lebih lanjut dikatakan, sarana kesehatan dan peralatan pada dasarnya lengkap tersedia seperti Dinkes Kota Surabaya misalnya telah menyiapkan 62 Puskesmas untuk layanan ke masyarakat.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021)52907416-9, faksimili (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): 021-500567 dan 081281562620, atau alamat e-mail info@depkes.go.id dan kontak@depkes.go.id.

Dokter dan Perawat RSUD Pandeglang Tuntut Uang Jasa

Lebih dari dua jam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Berkah, Kabupaten Pandeglang, Banten, siang tadi terbengkalai. Pemicunya, seluruh pegawai, termasuk dokter dan perawat menggelar unjukrasa menuntut uang jasa yang belum dibayarkan pihak manajemen rumah sakit selama 4 bulan.  (Lihat video : Dokter dan Perawat di Pandeglang Mogok Kerja)

Aksi unjukrasa yang dilakukan para medis itu dimulai pukul 09.00 WIB dengan cara berkumpul di lapangan upacara RSUD tersebut. Mereka membawa kardus bertuliskan kotak amal serta spanduk bertuliskan tuntutan dibayarnya uang jasa. Seorang pegawai bahkan mengitari lapangan RSUD dengan ambulan sebagai tanda protes.

Dokter Suradal, mewakili para pegawai RSUD menyatakan, hak untuk mendapatkan uang jasa telah hilang karena tidak tercantum dalam Perda Rumah Sakit Pandeglang. Padahal, kata dia, uang jasa telah diamanatkan dalam undang-undang tentang rumah sakit dan keperawatan.

“Akibat tidak ada aturannya dalam Perda, uang jasa hak kami selalu ditunggak,” kata Suradal.

Sejumlah pegawai RSUD menyebutkan, uang jasa yang menjadi hak mereka, nominalnya bervariasi tergantung masing-masing ruangan. Untuk perawat, mereka mendapat jatah uang jasa minimal Rp400.000 sampai Rp 800.000 per bulan. Sedangkan uang jasa untuk dokter umum dan dokter spesialis bisa mencapai Rp1,5 juta sampai Rp15 juta, tergantung dari tindakan medis yang dilakukan masing-masing dokter.

Aksi unjukrasa tersebut mendapat perhatian dari Sekretaris Desa (Sekda) Kabupaten Pandeglang Dodo Juanda. Dengan didampingi Asisten Administrasi Umum, Utuy Setiadi dan Kepala Bagian Administrasi Pembangunan, Entus Bakti, Dodo menggelar dialog dengan sejumlah perwakilan pegawai RSUD Berkah.

Dodo Juanda berjanji pihaknya siap membayarkan uang jasa yang tertunggak kepada para pegawai termasuk dokter dan perawat untuk bulan Desember sampai Februari. “Kami upayakan dalam semingu uang jasa akan dibayarkan. Kami juga akan melakukan evaluasi terhadap manajemen RSUD,” kata Dodo.

Janji Sekda tersebut menyusul banyaknya saran yang disampaikan para pegawai agar ada perbaikan manajemen serta penambahan fasilitas penunjang RSUD Berkah. “Harus ada perubahan manajemen agar RSUD Pandeglang bisa lebih maju,” ujar sejumlah pegawai yang melakukan aksi unjukrasa.

Sementara itu, Direktur RSUD Berkah, dr Susi Badriati enggan memberikan tanggapan terkait tuntutan para pegawai dan tim medis tersebut. Usai menggelar dialog, dokter cantik itu langsung menghilang, menghindari para wartawan yang hendak meminta konfirmasinya.(MB/dif) 



Sumber  : Bharata News

24 Mar 2012

Penyebab KLB Diare Sukaresmi Masih Menunggu Hasil BTKL


PENYEBAB terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) diare yang terjadi sepekan lalu di Desa Pasirkadu Kecamatan Sukaresmi, Kab. Pandeglang masih menunggu hasil uji laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Jakarta.
Menurut Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit (Kabid P2) Dinkes Pandeglang Dr. Hj. Asmani Raneyanti, MHA, Dinkes Pandeglang telah mengirimkan sejumlah sampel dari sumber air minum warga setempat, yakni  air sungai, depot air minum yang sering digunakan warga dan sumur gali untuk diperiksa secara lengkap di BTKL Jakarta.
“Sumber air warga diduga menjadi media penyebaran diare yang menyebabkan 72 warga di Kampung Sawah dan Kampung Sukajadi Desa Pasirkadu terserang diare mendadak pada 13-16 Maret lalu,” kata Asmani, Senin (19/3) kemarin.
Selain itu, jelas Asmani, pihaknya mengambil sampel usap dubur (rectal swab).Pengambilan sampel rectal swab pada beberapa penderita dan keluarga yang kontak dengan penderita untuk mengetahui penyebab langsung terjadinya diare. Hasil pemeriksaan laboratorium menunggu beberapa hari lagi,” jelasnya.
Faktor lingkungan dan perilaku
Sebelumnya terkait KLB diare di Kecamatan Sukaresmi, Kepala Dinas (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar menerangkan, kejadian diare yang menimpa warga saat itu terbilang cepat. “Diawali dengan beberapa penderita diare pada Selasa (13/3) pagi hari hingga terjadi outbreak pada pukul 20.00 Wib sebanyak 43 warga mulas-mulas disertai muntah dan buang air besar (BAB) terus menerus,” katanya.
Beruntung bidan desa dan petugas medis puskesmas setempat beraksi cepat dengan menempatkan Posko Kesehatan, sehingga KLB yang menyerang dua kampung tersebut bisa segera ditanggulangi.
Menurutnya, Tim penanggulangan KLB telah diturunkan untuk melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) dan surveilans penyakit menular, memberikan pelayanan kesehatan di Posko Desa Pasirkadu dengan menerjunkan 10 tenaga medis Puskesmas Perdana, mengambil sampel untuk pemeriksaan laboratorium, termasuk mengirimkan logistik obat dan perbekalan kesehatan serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
“Hasil penanganan KLB diare terakhir tercatat sebanyak 72 warga Desa Pasirkadu menderita diare mendadak. Tiga penderita harus dirujuk ke Puskesmas Panimbang karena dehidrasi berat, semuanya sudah dilayani petugas medis sampai sembuh,” jelasnya.
Kadinkes Iskandar memastikan tidak ada korban meninggal dalam KLB tersebut. Hal itu karena kesadaran warga untuk melaporkan kejadian penyakit dan kecepatan penanganan yang dilakukan pihaknya,  sehingga tidak terjadi dehidrasi berat yang  menghindarkan dari akibat fatal kematian.
Dia menduga faktor penyebabnya akibat kesehatan lingkungan yang tidak memadai dan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat masih kurang. (mr.adesetiawan@gmail.com)

23 Mar 2012

Angka Kajadian Diare Masih Tinggi


DIARE masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hal itu tercermin dari tingginya angka kesakitan penyakit yang ditimbulkan oleh perilaku yang tidak bersih dan faktor kesehatan lingkungan.
Besaran masalah penyakit ini kerap menimbulkan peningkatan jumlah penderita secara cepat (outbreak red) hingga mengakibatkan kejadian luar bisas (KLB) yang jika tidak segera ditanggulangi bisa menimbulkan wabah. Dinkes mencatat sepanjang tahun 2011 sedikitnya terjadi 50.559 kasus kejadian diare di Pandeglang.
Kondisi ini memerlukan antisipasi melalui kewaspadaan dan respon dini ditingkat puskesmas maupun desa yang mempunyai kondisi rawan penyakit, tidak hanya diare tetapi penyakit menular lainnya.
Kewaspadaan dan respon dini akan efektif jika sistem pelaporan berjenjang mulai dari masyarakat berjalan, sehingga akibat yang lebih fatal dari penyakit diare seperti kematian dapat terhindarkan seperti yang terjadi pada KLB diare di Desa Pasirkadu Kecamatan Sukaresmi, beberapa waktu lalu.
Menurut Kepala Dinas (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar kejadian diare yang menimpa warga saat itu terbilang cepat. “Diawali dengan beberapa penderita diare pada Selasa (13/3) pagi hari hingga terjadi outbreak pada pukul 20.00 Wib sebanyak 43 warga mulas-mulas disertai muntah dan buang air besar (BAB) terus menerus,” katanya.
Beruntung bidan desa dan petugas medis puskesmas setempat beraksi cepat dengan menempatkan Posko Kesehatan, sehingga KLB yang menyerang dua kampung tersebut bisa segera ditanggulangi.
“Hasil penanganan KLB diare terakhir tercatat sebanyak 72 warga Desa Pasirkadu menderita diare mendadak. Tiga penderita harus dirujuk ke Puskesmas Panimbang karena dehidrasi berat, semuanya sudah dilayani petugas medis sampai sembuh,” jelasnya.
Ditambahkan, hingga saat ini penyebab langsung diare masih menunggu uji laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Jakarta, namun dia menduga faktor penyebabnya akibat perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat masih kurang.

22 Mar 2012

HUT Persatuan Perawat Nasional Indonesia ke-38


HUT PPNI Ke 38
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) tepat pada tgl 17 Maret 2012 akan berulang tahun yang ke 38, pada HUT saat ini dengan TEMA
"Undang-undang keperawatan menjamin pelayanan keperawatan yang aman untuk masyarakat"
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) lahir pada tanggal 17 Maret 1974, kebulatan tekad spirit yang sama dicetuskan oleh perintis perawat bahwa tenaga keperawatan harus berada pada wadah organisasi Nasional. Sejalan dengan berjalannya waktu, melalui MUNAS II di Semarang pada tahun 1983 PPNI mencanangkan dirinya sebagai organisasi profesonal dengan konsekuensi perunya credentialing system yang diatur dalam undang-undang. Menginjak Usiannya yang ke 38 ini PPNI diharapkan semakin matang dalam mengelola organisasi profesi yang profesional.....

19 Mar 2012

IBI Berharap Pemkab Pandeglang Lebih Perhatikan Keberadaan Bidan


IKATAN Bidan Indonesia (IBI) Cabang Pandeglang berharap Pemkab Pandeglang lebih memperhatikan kondisi bidan yang bertugas di desa. Pasalnya, peran bidan desa sebagai salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) di tingkat desa sangat strategis dalam mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak. Sehingga penempatannya perlu lebih diprioritaskan agar betah tinggal di desa.
“Perlu ada perhatian lebih dari Pemkab, misalnya dengan memperhatikan tempat tinggal kami yang ada di desa,” ungkap Wakil Ketua IBI Pandeglang Bd. Hj. Juju Rusjuana, SKM disela persiapan keberangkatan studi banding IBI Pandeglang ke Kabupaten Subang yang dipusatkan di Puskesmas Menes, Minggu (18/3).
Menurut dia, saat ini seluruh desa di Pandeglang telah memiliki bidan desa/kelurahan. Namun diakui belum seluruhnya (baru 80 persen red) tinggal di tempat karena alasan tidak memiliki rumah tinggal yang memadai dan belum ada Pos kesehatan desa (Poskesdes).
Studi Banding
Terkait rencana kunjungannya ke Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat, Juju menjelaskan studi banding dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk memotivasi para bidan desa tersebut. “Diantaranya dengan melakukan studi banding ke Kabupaten Subang.  Untuk itu pengurus IBI Pandeglang memberangkatkan 70 bidan yang bertugas di wilayah 2 untuk menimba pengalaman,” jelasnya.
Menurut Juju, studi banding di Subang layak diapresiasi mengingat Pemda Subang sangat care dengan keberadaan bidan di wilayahnya. 
“IBI secara organisasi ingin lebih baik dan mendorong para bidan khususnya bidan desa agar dapat melaksanakan tugasnya lebih baik dan nyaman tinggal di desa,” tuturnya.
Selain akan mengambil pelajaran kegiatan pengurus IBI Subang, lanjut Juju, pihaknya akan melihat secara langsung pengelolaan administrasi pengurus IBI dan Upaya IBI setempat dalam bermitra dengan Pemerintah daerah untuk diterapkan oleh pengurus IBI Pandeglang. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

18 Mar 2012

IBI Pandeglang Studi Banding


PERAN bidan desa sebagai salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) di tingkat desa sangat strategis dalam mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak. Hal itu disadari segenap jajaran pengurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI) cabang Pandeglang. Karena itu, pengurus IBI terus fokus melakukan pembinaan kinerja anggotanya yang bertugas di desa. Dengan harapan kontribusi para bidan dalam percepatan penurunan AKI dan AKB dapat dirasakan masyarakat.
Salah satu upaya untuk memotivasi para bidan desa tersebut diantaranya dengan melakukan studi banding ke Kabupaten Subang.  Untuk itu pengurus IBI Pandeglang memberangkatkan 70 bidan yang bertugas di wilayah 2 untuk menimba pengalaman.
Menurut Wakil Ketua IBI Pandeglang Hj. Juju Rusjuana, studi banding di Subang layak diapresiasi mengingat Pemda Subang sangat care dengan keberadaan bidan di wilayahnya. “IBI secara organisasi ingin lebih baik dan mendorong para bidan khususnya bidan desa agar dapat melaksanakan tugasnya lebih baik dan nyaman tinggal di desa,” tutur Hj. Juju Rusjuana disela persiapan keberangkatan studi banding IBI Pandeglang yang dipusatkan di Puskesmas Menes, Minggu (18/3) sekitar pukul 06.00 Wib.
Selain akan mengambil pelajaran kegiatan pengurus IBI Subang, lanjut Juju, pihaknya akan melihat secara langsung pengelolaan administrasi pengurus IBI dan Upaya IBI setempat dalam bermitra dengan Pemerintah daerah untuk diterapkan oleh pengurus IBI Pandeglang.
Dia berharap kedepan, bidan-bidan yang ada mendapat perhatian lebih dari Pemkab Pandeglang, misalnya dengan memperhatikan tempat tinggal kami yang ada di desa. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

14 Mar 2012

Pandeglang Raih Tiga Nominasi Juara Lomba HKG PKK Tingkat Provinsi


MELALUI usaha pembinaan yang intensif dan berjenjang, Tim Pembina Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Pandeglang meraih tiga nominasi juara lomba-lomba dalam rangka Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK tingkat Provinsi Banten tahun 2012.
Tiga nominasi juara yang berhasil diperoleh untuk selanjutnya mengikuti lomba tingkat nasional yakni lomba untuk kategori pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) di Desa Karyawangi Kec. Pulosari, Lomba simulasi penanganan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Kecamatan Koroncong dan Lomba Kesekretariatan di Kelurahan Cigadung.
Menurut Ketua TP PKK Pandeglang Hj. Siti Erna Erwan keberhasilan menjadi wakil Provinsi Banten dalam lomba kesatuan gerakan PKK tingkat nasional, tentunya berkat kerja keras dan kerjasama antara aparat desa, kelurahan maupun TP PKK kecamatan setempat, masyarakat serta unsur satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemkab Pandeglang.
“Saya ucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada masyarakat dan segenap jajaran TP PKK atas kerja keras dan partisipasinya dalam mempersiapkan kegiatan ini, sehingga dapat diikutsertakan dalam lomba tingkat nasional,” katanya.
Untuk itu kepada seluruh dinas dan instansi terkait, dia sangat mengharapkan perhatian dan pembinaan yang sungguh-sungguh untuk menghadapi tahapan lomba berikutnya.
Sebelumnya diberitakan dalam rangka Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK tahun 2012, Tim Penggerak PKK Provinsi Banten mengunjungi sejumlah desa/kelurahan binaan TP PKK Kabupaten Pandeglang.
Ketua TP PKK Pandeglang Hj. Siti Erna Erwan menyebut kunjungan TP PKK Banten untuk penilaian lomba kesekretariatan di kelurahan Cigadung Kec. Karangtanjung, Lomba Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Desa Karyawangi Kec. Pulosari, lomba lingkungan bersih sehat (LBS) di Desa Purwaraja Kec. Menes, serta sejumlah penilaian lainnya tersebar di empat kecamatan terpilih.
Hal tersebut disampaikan Ketua TP PKK Pandeglang saat menyambut Tim Penilai TP PKK Banten di Ruang Pendopo, Pandeglang, Rabu (29/2) akhir bulan kemarin. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

12 Mar 2012

PKM Carita Rintis Pelayanan 24 jam


PELAYANAN kesehatan yang berkualitas bukan sekedar tuntutan, namun sudah menjadi kebutuhan. Terlebih untuk urusan sakit dan kasus kegawatdaruratan, kondisi ini mendesak bagi masyarakat sehingga harus segera ditangani.
Pemikiran inilah yang selalu diterapkan Kepala Puskesmas (PKM) Carita H. Ajat dimanapun dia ditempatkan.
Makanya, tak heran jika sebelumnya PKM Carita hanya memberikan pelayanan  sesuai jam kerja hingga pikul 14.00 Wib sekarang sudah dirintis pelayanan 24 jam.
Hal itu dirintis H. Ajat sejak Oktober 2011 dimana dia mulai ditugaskan.
 “Kualitas Puskesmas tidak cukup hanya dengan pelayanan yang dibatasi  jam kerja. Mutu pelayanan yang lebih baik sebetulnya bisa diterapkan di Puskesmas dengan pelayanan prima (24 jam red),” tutur H. Ajat, SKM, Sabtu akhir pekan kemarin.
Kendati bukan Puskesmas dengan tempat perawatan, namun dengan sumber daya kesehatan yang tersedia dan modal kreatif serta komitmen staf yang terdiri seorang dokter, 15 bidan dan 17 perawat semuanya bisa diatur hingga puskesmas bisa beroperasi full time.
“Pembagian tugas piket jaga masing-masing profesi dilibatkan dibagi dalam tiga shift yaitu pagi, sore dan malam yang dilengkapi dengan satu unit ambulans plus dua orang sopir yang siap setiap saat,” jelasnya.
Tekad Ajat bukan kali ini saja, sebelumnya dimana dia pernah menjadi pimpinan di PKM Munjul, Panimbang, Cigeulis, dan PKM Sobang sebelum akhirnya ditempatkan di Carita, dia selalu memaksimalkan pelayanan prima di wilayah kerjanya dengan menggalakan pelayanan 24 jam baik untuk pelayanan persalinan maupun penanganan kasus kegawatdaruratan bagi warga setempat.
Upaya yang dia lakukan dalam lima bulan terakhir kini mulai membuahkan hasil diantaranya kunjungan pasien terus bertambah sudah mencapai 70 orang perhari. “Ini pertanda warga setempat memanfaatkan keberadaan PKM Carita lebih banyak dari sebelumnya yang hanya beberapa pasien perharinya,” ungkap Ajat.
Dia menambahkan, karena letak PKM Carita sangat strategis dijalur pariwisata pantai, menurutnya mobilitas PKM Carita kian hari semakin padat. Oleh sebab itu dibutuhkan dua unit mobil ambulans yang diperuntukan bagi operasional puskesmas. “Satu ambulans stand by di Puskesmas untuk rujukan kasus kegawatdaruratan, satu lagi untuk operasional rutin Puskesmas sehari-hari,” tandasnya. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

11 Mar 2012

Dinkes Siap Ikut Pameran HUT Pandeglang ke-138 Tahun 2012


HARI jadi Kabupaten Pandeglang yang jatuh setiap 1 April masih tinggal tiga pekan lagi. Namun tampak berbagai persiapan menyambut perhelatan tahunan ini telah dillakukan sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) diantaranya Pameran Pembangunan.
Event tahunan pameran memang telah dirasakan cukup efektif dalam mempromosikan program kegiatan Pemkab Pandeglang baik yang sudah dilakukan maupun yang akan digarap kedepan. Hal itu karena antusias warga yang berkunjung setiap tahun selalu meriah, sehingga stand pameran sebagai miniatur SKPD diharapkan dapat memberikan informasi yang menggambarkan keberhasilan pembangunan daerah.
Bagi Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang, partisipasi dalam pameran Hari jadi Kabupaten Pandeglang tak pernah absen sepanjang tahun. “Pameran Pembangunan dimana didalamnya terdapat stand kesehatan merupakan momen yang paling tepat untuk memvisualisasikan kinerja program kesehatan kepada masyarakat,” kata Kepala Bidang Sumberdaya Kesehatan (Kabid SDK) Dinkes Pandeglang, disela memimpin rapat internal persiapan Pameran Pembangunan Hari Jadi Kabupaten Pandeglang ke-138 di Kantornya, kemarin.
Untuk itulah berbagai persiapan merancang stand yang menarik terus dimatangkan. “Selain persoalan memilah bahan dan materi visual kesehatan yang cukup banyak, pamaren tahun ini harus melibatkan beberapa Puskesmas, karena lokasinya direncanakan dipusatkan di Kecamatan Menes,” katanya.
Beberapa Puskesmas terdekat seperti Menes, Pulosari, Pagelaran dan Cisata tambah Akhrul telah menyatakan kesiapannya mendukung penuh stand Dinkes Pandeglang diarena pameran yang rencana akan dibuka Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi awal bulan depan. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

9 Mar 2012

TP PKK Panimbang Intensifkan Bina SIM Posyandu


TUGASNYA sebagai sebagai seorang Bidan tidak mengurangi aktivitasnya sebagai tim pembina pemberdayaan kesejahteraan keluarga (TP PKK). Hal itu harus dilakukan mengingat Bidan Wiwi selain sebagai PNS di Puskesmas Picung, dia juga Istri Camat Panimbang Agus Amin Mursalin yang note bene adalah ketua TP PKK di wilayah kecamatan.
Karena itu, meski jarak Kecamatan Picung - Panimbang cukup jauh, tak jarang setiap pekan dirinya harus mendampingi tugas sang suami membina TP PKK desa di wilayah kecamatan Panimbang.
Sebagai ketua TP PKK yang baru dijabatnya sekitar dua bulan, tidak memerlukan waktu lama untuk menyesuaikan diri di tempat baru. Pasalnya, sebelum ini dia juga pernah membina sebagai ketua TP PKK di kecamatan Cimanuk dan Bojong.
“Tentu semua  aktifitas yang dilakukan menjalankan sepuluh program PKK  karena turut suami,” tutur Bd. Wiwi Wigati Feriamzah seusai melakukan pembinaan PKK di Posyandu Balida 2 Kampung Neglasari Desa Panimbang Jaya kecamatan Panimbang, Selasa (6/3) kemarin.
Dia menjelaskan, disela-sela pembinaan Posyandu pihaknya tak lupa menyempatkan membenahi sistem administrasi manajemen (SIM) PKK tingkat desa agar tertib dalam pencatatan dan pelaporan setiap kegiatan baik perencanaan, pelaksanaan maupun untuk evaluasi program sesuai Pokja masing-masing.
Dalam kesempatan kunjungan tersebut Wiwi berharap seluruh Posyandu meningkatkan jumlah dan kualitas kadernya minimal lima orang. “Jumlah kader lima diharapkan mempermudah petugas pelayanan kesehatan (bidan desa red) dalam melayani ibu hamil, bayi dan balita yang datang ke Posyandu,” katanya. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

7 Mar 2012

Pandeglang Raih Juara TOGA Tingkat Banten


TOGA atau yang lebih dikenal dikalangan masyarakat sebagai Tanaman Obat Keluarga merupakan salah satu warisan budaya lokal. Keberadaannya sudah sejak dulu dimanfaatkan sebagai apotik hidup, bahkan dalam jumlah besar menghasilkan manfaat ekonomi.
Seiring dengan perkembangan jaman, TOGA sudah dilupakan sebagian masyarakat. Hal itu disebabkan oleh sebab karena semakin tersedianya obat-obatan buatan pabrikan.
Namun tidak dengan warga Desa Karyawangi Kecamatan Pulosari. Di Kampung Cijolang tenpat dimana Lomba TOGA tingkat Provinsi Banten digelar, sebagian besar warganya gemar menanam TOGA. Alhasil berkat kebiasaannya tersebut Kampung Cijolang Desa Mekarwangi diwakili oleh kelompok tani wanita memperoleh predikat juara I dalam lomba TOGA tingkat Provinsi Banten.
Raihan sebagai juara TOGA. menurut Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Pandeglang tidak terlepas dari peran tenaga promosi kesehatan di Puskesmas. “TOGA itu dikembangkan di Puskesmas sebagai salah satu upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang menitikberatkan pada pemanfaatan tanaman obat sebagai apotik hidup,” kata Asep Hardiansyah, kemarin.
Dia menilai peran aktif warga setempat dalam pemanfaatan TOGA patut diapresiasi, sehingga menjadi contoh bagi warga sekitar lainnya untuk mengembangkan TOGA yang ditanam di halaman maupun dalam pot (Tabulapot).
Dijelaskan banyak jenis TOGA yang ada di sekitar kita seperti  jebug, sambiloto, sereh, pagagan, singgugu, jahe, temulawak, pecah beling, rosela, sembung, kumis kucing, kunyit, lengkuas, handeuleun, mengkudu, sirsak, pepaya, belimbing wuluh, buah honje, jambu biji, mahkota dewa dan banyak lagi yang terdapat disekitar rumah.
“Semua ada manfaatnya bagi kesehatan maupun pengobatan penyakit,” tandasnya. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

6 Mar 2012

Banten Gelar Aneka Lomba HKG PKK


DALAM rangka Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK tahun 2012, Tim Penggerak PKK Provinsi Banten mengunjungi sejumlah desa/kelurahan binaan TP PKK Kabupaten Pandeglang.
Ketua TP PKK Pandeglang Hj. Siti Erna Erwan menyebut kunjungan TP PKK Banten untuk penilaian lomba kesekretariatan di kelurahan Cigadung Kec. Karangtanjung, Lomba Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Desa Karyawangi Kec. Pulosari, lomba lingkungan bersih sehat (LBS) di Desa Purwaraja Kec. Menes, serta sejumlah penilaian lainnya tersebar di empat kecamatan terpilih.
Hal tersebut disampaikan Ketua TP PKK Pandeglang saat menyambut Tim Penilai TP PKK Banten di Ruang Pendopo, Pandeglang, Rabu (29/2) kemarin.
Menurut Erna, kegiatan PKK Pandeglang dilakukan melibatkan masyarakat. “Keterlibatan masyarakat ini memang patut disyukuri, karena akan sangat berpengaruh terhadap usaha-usaha yang dilakukan untuk mendukung peningkatan derajat kualitas kehidupan mereka sendiri,” katanya dihadapan rombongan TP PKK Banten, sejumlah Pejabat Pemkab Pandeglang serta kepala SKPD terkait.
Dijelaskan, semua lokasi yang akan dinilai tim merupakan juara lomba HKG tingkat Kabupaten Pandeglang dan merupakan hasil binaan terbaik sesuai yang dipersyaratkan dalam lomba.
“Tentu saja, hal ini tidak terlepas dari dukungan Tim Penggerak PKK kecamatan dan desa yang memang aktif, untuk terus mendorong agar kegiatan PKK di tingkat masyarakat berjalan sesuai harapan kita bersama. Khususnya, dalam upaya mengembangkan kegiatan Posyandu,
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Pemanfaatan tanaman obat keluarga, serta Inovasi-inovasi lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga yang merupakan sasaran pokok dalam
kegiatan ini adalah keluarga sebagai ujung tombak pembangunan,” papar Erna.
Sementara itu Wakil Ketua TP PKK Banten Hj. Nurul Aini Yitno yang juga sekaligus sebagai ketua tim penilai mengungkapkan, TP PKK dengan keberadaannya hingga tingkat desa merupakan mitra kerja pemerintah dan masyarakat.
Kunjungan penilaian oleh TP PKK Banten merupakan bagian dari pembinaan yang dikemas melalui lomba-lomba dalam rangka memperingati hari kesatuan gerak PKK tahun 2012. 
“Pemenang lomba tingkat provinsi akan ditinjau oleh TP PKK pusat,” katanya seraya  engingatkan bahwa lomba yang dilaksanakan ini hanya wadah untuk memberi motivasi kepada masyarakat.
Sedangkan inti dari penilaian yang dilakukan, tegasnya yakni melihat sejauh mana peran TP PKK Kabupaten Pandeglang dalam membina masyarakat ditingkat kecamatan dan desa sesuai amanat Rapat Kerja Nasional  (RAKERNAS) PKK Pusat.
Dia menambahkan, tim yang dipimpinya berjumlah 15 orang yang terdiri dari ketua kelompok kerja (Pokja) TP PKK Banten beserta beberapa anggota dari unsur Pemprov Banten. (mr.adestiawan@gmail.com)***

5 Mar 2012

Tim Penggerak PKK Banten Gelar Lomba LBS


DALAM rangka meningkatkan cakupan pelaksanaan program-program Gerakan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Tim Penggerak (TP) PKK Banten melakukan penilaian sejumlah lomba diantaranya Lingkungan  Bersih dan Sehat (LBS).
Lomba LBS dipusatkan di Kampung Cileutik Desa Purwaraja Kecamatan Menes dengan Indikator penilaian utama melihat aspek lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat sekitar.
Rombongan TP PKK Banten dipimpin Wakil ketua TP PKK Banten Hj. Nurul Aini Yitno didampingi Ketua Pokja IV TP PKK Banten Hj. Onih Bambang dan anggotanya Hj. Tetty langsung meninjau lokasi yang menjadi obyek penilaian yakni di Posyandu Kp. Cileutik sekitar pukul 13.00 Wib, Rabu (29/2) kemarin.
Kedatangan rombongan disambut Camat Menes H. Mahfud beserta Ketua TP PKK kecamatan, Kades Purwaraja Budi Kurnia didampingi Ketua TP PKK desa serta puluhan kader Posyandu dan tokoh masyarakat setempat.
Hadir dalam acara tersebut Ketua dan Pengurus Pokja IV TP PKK Kabupaten Pandeglang, Kepala Puskesmas Menes Hj. April Lesmanawati dan sejumlah Pejabat Pemkab Pandeglang serta Mahasiswa yang sedang melakukan kuliah kerja nyata.
Wakil Ketua TP PKK Banten Hj. Nurul Aini Yitno beserta Ketua mengungkapkan TP PKK dengan keberadaannya hingga tingkat desa merupakan mitra kerja pemerintah dan masyarakat. Kunjungan penilaian oleh TP PKK Banten
merupakan bagian dari pembinaan yang dikemas melalui lomba-lomba dalam rangka memperingati hari kesatuan gerak PKK tahun 2012.
“Pemenang lomba tingkat provinsi akan ditinjau oleh TP PKK pusat,” katanya seraya mengingatkan bahwa lomba yang dilaksanakan ini hanya wadah untuk memberi motivasi kepada masyarakat.
Sedangkan inti dari penilaian yang dilakukan, tegasnya yakni melihat sejauh mana peran TP PKK Kabupaten Pandeglang dalam membina masyarakat ditingkat kecamatan dan desa sesuai amanat Rapat Kerja Nasional
(RAKERNAS) PKK Pusat.
Di lokasi penilaian tim penilai melakukan wawancara mendalam tentang 10 indikator PHBS dengan TP PKK dan kader Posyandu desa, sambil sesekali meminta dilakukan bernyanyi bersama untuk memotivasi para kader agar tetap semangat dan hati senang dalam melayani masyarakat. (mr.adesetiawan@gmail.com)*** 

4 Mar 2012

Bupati Minta Camat Berdayakan TP PKK


BUPATI Pandeglang H. Erwan Kurtubi meminta para camat lebih memberdayakan peran Tim Penggerak PKK di wilayah kerjanya.
Hal itu disampaikan Bupati Pandeglang saat memberikan sambutan dalam rangka penilaian lomba Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK tingkat Provinsi Banten tahun 2012 yang digelar serempak disejumlah wilayah kecamatan di Pandeglang, Rabu (29/2) kemarin.
Menurut Bupati Erwan yang juga sebagai Dewan Penyantun TP PKK Pandeglang, banyak persoalan di wilayah kecamatan dan desa yang bisa ditangani oleh ibu camat selaku Ketua TP PKK kecamatan seperti  permberdayaan ekonomi, kesehatan masyarakat dan kesejahteraan keluarga.
“Harus diakui peran TP PKK sangat membantu tugas-tugas kemasyarakatan baik di tingkat kabupaten, kecamatan maupun desa,” katanya.
Sementara itu dalam laporannya Ketua TP PKK Pandeglang Hj. Siti Erna Erwan menyebut kunjungan TP PKK Banten untuk penilaian berbagai lomba seperti lomba kesekretariatan di kelurahan Cigadung Kec. Karangtanjung, Lomba Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Desa Karyawangi Kec. Pulosari, lomba lingkungan bersih sehat (LBS) di Desa Purwaraja Kec. Menes, serta sejumlah penilaian lomba lainnya yang tersebar di empat kecamatan diantaranya lomba simulasi penanganan KDRT,  lomba hatinya PKK, lomba kebun TOGA, lomba UP2K serta lomba Posyandu.
Kepada Tim Penilai TP PKK Banten Erna menjelaskan, kegiatan PKK Pandeglang dilakukan melibatkan masyarakat. “Keterlibatan masyarakat ini memang patut disyukuri, karena akan sangat berpengaruh terhadap usaha-usaha yang dilakukan untuk mendukung peningkatan derajat kualitas kehidupan mereka sendiri,” katanya dihadapan rombongan TP PKK Banten, sejumlah Pejabat Pemkab Pandeglang serta kepala SKPD terkait.
Dia memaparkan, semua lokasi yang akan dinilai tim merupakan juara lomba HKG PKK tingkat Kabupaten Pandeglang dan merupakan hasil binaan terbaik sesuai yang dipersyaratkan dalam lomba tingkat provinsi.
“Tentu saja, hal ini tidak terlepas dari dukungan Tim Penggerak PKK kecamatan dan desa yang memang aktif untuk terus mendorong agar kegiatan PKK di tingkat masyarakat berjalan sesuai harapan kita bersama. Khususnya, dalam upaya mengembangkan kegiatan Posyandu, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Pemanfaatan tanaman obat keluarga, serta Inovasi-inovasi lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga yang merupakan sasaran pokok dalam kegiatan ini adalah keluarga sebagai ujung tombak pembangunan,” papar Erna. 
Sementara itu Wakil Ketua TP PKK Banten Hj. Nurul Aini Yitno mengungkapkan, rombongan yang dipimpinnya berjumlah 15 orang yang terdiri dari ketua kelompok kerja (Pokja) dan sekretariat TP PKK Banten beserta beberapa anggota perwakilan dari unsur Pemprov Banten.
“Anggota tim penilai beranggotakan tiga orang akan disebar sesuai kriteria binaan Pokja masing-masing dari Pokja I sampai Pokja IV dan penilaian kesekretariatan,” katanya.
Dia menguraikan, tim penilai Pokja I melakukan penilaian untuk kategori lomba simulasi penanganan kasus kekerasan pada rumah tangga (KDRT) di Kecamatan Koroncong.
“Tim penilai Pokja II menilai lomba Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) PKK Kelurahan Cigadung Kec. Karangtanjung. Tim Pokja III menilai lomba hatinya PKK dan Kebun TOGA di Kampung Baru Desa Pasirkarag Kec. Koroncong. Pokja IV menilai Hasil TOGA, Lomba Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS) serta lomba Posyandu di Kecamatan Pulosari dan Menes,” jelasnya.
Sementara tim V Sekretariat TP PKK Banten melakukan penilaian untuk kategori lomba Kesekretariatan PKK di Kelurahan Cigadung Kec. Karangtanjung.
Wakil Ketua TP PKK Banten Hj. Nurul Aini Yitno yang juga
sekaligus sebagai ketua tim penilai provinsi menegaskan, TP PKK dengan
keberadaannya hingga tingkat desa merupakan mitra kerja pemerintah dan
masyarakat. Menurutnya, kunjungan penilaian oleh TP PKK Banten merupakan bagian dari pembinaan yang dikemas melalui lomba-lomba di kabupaten/kota se Banten dalam rangka memperingati HKG PKK tahun 2012.
“Pemenang  setiap kategori lomba tingkat provinsi akan ditinjau oleh TP PKK pusat,” katanya seraya mengingatkan bahwa lomba yang dilaksanakan ini hanya wadah untuk memberi motivasi kepada masyarakat.
Sedangkan inti dari penilaian yang dilakukan, tegasnya yakni melihat
sejauh mana peran TP PKK kabupaten/kota dalam membina masyarakat
ditingkat kecamatan dan desa sesuai amanat Rapat Kerja Nasional
(Rakernas) TP PKK Pusat. (mr.adesetiawan@gmail.com)***